DI HAMPAS KEKECEWAAN

93 112 0
                                    

Melani yang saat ini tengah sibuk mengurus sebuah proyek pekerjaannya di luar kantor.

Dengan ia yang rupanya tengan menyurvei sebuah proyek pekerjaannya dari pemilik yang ingin ia ajak kerja sama dalam bidang bisnis di perusaahn besarnya.

"Jadi bagaimana dengan kerja sama yang saya minta? Apakah bapak si___"

Drutt .... Druutt .... Druutt ....
Dering panggilan di handphone Melani berbunyi.

"Ouh sebentar, saya izin angkat telfon dulu," Izinnya sopan, dengan berjalan pergi  sekitar  tiga langkah menghindar dari tempat perdiskusian sementara, untuk mengangkat panggilannya.

Gaura❤️
Panggilan ...

📞"Iya halo, ada apa Gaura?" Ucapnya dengan awalan yang santai, sembari di dasari senyuman senang.

📞"Iya halo, maaf apakah benar ini salah satu pemilik kontak dari pemilik handphone ini?"

📞"I-iya benar, kebetulan ini saya mertuanya, maaf ini siapa ya?" Senyum yang seketika pudar, dengan perasaan Melani yang sudah mulai tidak enak, usai mengetahui bahwa yang menelfonnya ternyata bukan Gaura sendiri.

"Maaf, ini dari pihak rumah sakit, yang ingin memberi tahukan bahwa pemilik handphone ini, baru saja mengalami kecelakaan tabrak lari di sebuah jalan taman andara, saat ini korban di larikan ke rumah sakit dokter Biyandra."

Seketika Melani terkejut mendengar kabar tersebut, denyutan jantung yang hampir saja berhenti, dengan tubuh  yang seketika terasa kaku, dan dengan renyutan hati yang semakin terarit-arit, betapa syoknya Melani pada saat mendengar kabar itu.

Melani yang seketika terdiam dengan pandangan kosongnya, dengan butiran bening yang perlahan menetes.

📞"Haloo ...!?"

Orang di balik telfon terdengar memastikan keheningan pada balik telfonnya.

"Halo! Maaf, kenapa diam saja!? Buk! Halo!" Memastika sambungannya lagi.

📞"I-iya maaf, mmm .... Untuk pihak rumah sakit yang menangani korban,  saya mohon korban di tangani terlebih dahulu,  ini kami akan secepatnya pergi ke sana, mohon kirimkan alamatnya."

📞"Baik, akan kami kirimkan alamatnya, dan kami tunggu penanganannya di rumah sakit."

📞"Terimakasih."

📞"Sama-sama."

Dengan cepat-cepat Melani langsung mematikan telfonnya, sembari berjalan cepat menghampiri rekan-rekan kerjanya kembali.

"Permisi pak buk, saya mau pamit pulang dulu ya, ini ada urusan mendadak dan sangat mendesak sekali," Ujarnya sembari tergugup-gugup dengan sikap gelisahnya, dan dengan mata yang sudah sembap dan memerah.

"Loh ada apa? Ini bagaimana dengan perbincangan bisnis kita?" Tanya salah satu leader.

"Batalkan saja dulu, hal itu bisa di bicarakan di lain waktu lagi, hari ini saya benar-benar tidak bisa, karena ada urusan yang benar-benar mendesak, saya mohon maaf sekali,  jika tindakan saya hari ini sangat mengecawakan bapak ibu semua, tapi ini benar-benar urusan penting yang tidak bisa saya tunda, mohon maaf sekali ya, kalau begitu saya pamit, permisi."

Semua para leader kerja dan juga para rekan kerja lainnya pun terkekeh-kekeh, dengan seketika mereka yang malah jadi pada berdiam bingung memperhatikan kepergiannya Melani yang secara mendadak dan terburu-buru itu.

Melani berlari cepat menuju mobilnya, sembari memburu-burui supir dan asisten kerja yang lainnya.

"Ayok cepat, kita harus secepatnya ke rumah sakit," Ucapnya, dengan sikap gelagapan, sembari menangis panik.

KALIMAT CINTA tak TertataWhere stories live. Discover now