GENGGAMAN KESABARAN

102 132 0
                                    


Hingga setibanya di pagi hari, dengan waktu menunjukan sekitar pukul enam.

Gafi yang membukak matanya perlahan dengan sayu, dengan ia yang menatap keliling ke seluruh ruangan rumahnya.

Saat sadar, ia pun langsung terklojat bangun dengan cepat usai sadar  bahwa ternyata dirinya sudah berada di rumahnya.

Gafi bercilngak-clinguk kebingungan dengan perasaan terus memastikan apakah benar bahwa dirinya sudah berada di dalam rumah, dan itu benar sekali, bahwa Gafi memang  berada di dalam rumah, dengan dirinya yang bersinggah di atas sofa.

Gafi pun berclingak-clinguk pada pakaian yang ia pakai, ia masih ingat bahwa semalam ia memakai kemeja putih dan juga jas coklat, namun mengapa kini ia sudah berganti dengan memakai pakaian kaos oblong, sungguh membingungkan.

Pasti ini karena Gaura, Ujar batinnya, seraya tersenyum-senyum simpul, sembari menggenggami slimut tebal yang tengah membalutnya.

Gaura yang datang-datang menghampiri Gafi. "Mas, udah bangun?" Tanya lembut Gaura seperti ke arah anak kecil.

Gafi kengangguk jutek.

"Mmm .... Y-yaudah i-ini susu hangatnya mas, silahkan di minum," Gaura menyerahkan segelas susu putih kepada Gafi.

Gafi pun menerima pemberiannya.

Setelah itu Gaura langsung terdiam sembari menunduk, dengan sikapnya yang gugup.

Gaura terdiam, dengan ia yang tidak akan membahas tentang kejadian semalam, ia tidak berani membahas tentang hal itu, karena suaminya yang terlalu galak.

Gaura terus saja terdiam, dengan ia pun juga bingung  untuk membahas hal apa, jadi ia memilih diam.

Meminum susunya dengan satu kali minum, Gafi menghentikan minumnya sejenak, karena kepalanya yang terasa pusing, ia terus mengeggami kepalanya.

Gaura yang menoleh ke arah suaminya pun, tampak langsung merasa peka. "Mas, kenapa? Pusing, ya?"

"Sssst ...," Gafi terus menggenggami kepalanya yang pening.

"Yaudah-yaudah, istirahatin lagi aja mas," Titah Gaura dengan lembut, ia pun terus mengarahkan suaminya untuk segera berbaring kembali, dengan sembari mengambil alih gelas susunya kembali.

Gafi langsung mengikuti arahan Gaura, dengan ia yang langsung berbaringan kembali.

"Mas hari ini gak kerja, kan? Istirahat aja kalo gitu."

Gafi mulai memejamkan matanya kembali dengan perlahan.

"Mmm .... M-mau Gaura pijitin?" Tawar lembutnya.

Gafi diam, cuek.

"Atau mau Gaura bikinin minuman jahe? Biar susunya ganti aja sama minuman jahe."

"Argh! Brisik! Pergi sono!" Bentak Gafi tiba-tiba, dengan ia yang terus saja menggenggami kepalanya yang sakit.

Gaura yang seketita terkejut.

"Pergi! Harg!" Dengan kasar Gafi mendorong keras tubuh Gaura, hingga Gaura hampir saja terjatuh.

Gaura terus mengenggami lengan tangannya yang barusan terkena dorongan kasar dari tangan suaminya.

"Y-yaudah kalo gitu Gaura ke dapur lagi dulu, assalamualaikum."

Gafi tak menghiraukannya lagi.










•••••••••🌼🌼🌼••••••••

Gaura yang saat ini tengah berada di dapur sembari mencuci piring.

Dengan tangan yang terus bekerja perlahan membilasi piring-piring, namun dengan mata yang terus di dasari tangisan yang terus mengalir deras.

Ya Allah, sakit banget rasanya, Ucap batin tersayatnya.

Gaura yang terus saja menangis, namun  tangannya   terus saja berusaha mengusap-usap air matanya agar tidak seenaknyalolos  dari dalam klopak matanya.
















KALIMAT CINTA tak TertataWhere stories live. Discover now