TERTIKAM

96 133 0
                                    

~Gaura elyiona~

Wanita hidup itu di tuntut harus membahagiakan, bukan di bahagiakan, jadi jangan harap akan ada kebahagian jika kamu tidak memberi kebahagian itu duluan.

Pagi kembali menjelang di sekita pukul tujuh, dengan suasana rumah yang sudah tertata rapih dengan di penuhi kebersihan di sekeliling ruangan.

Saat ini tinggal saatnya Gaura bersantai di tempat biasa yaitu di ayunan yang terletak di teras rumahnya, dengan seperti biasa juga ia pasti akan memenuhi waktunya dengan mengerjakan tugas-tugas kuliahnya di layar leptop.

Saat Gaura masih tengah bersibuk dan juga fokus pada pekerjaannya, tiba-tiba saja Gafi yang rupanya tengah berada di rumah, ia pun datang menghampiri Gaura. "Ra," Panggilnya dari berdirinya di dekat pintu teras.

Gaura pun langsung menyadari panggilan, dengan secepatnya ia menoleh ke arah suaminya. "Iya, mas," Dengan cepat siaga ia langsung bangkit dari duduk bersnatainya.

Gafi menunggu Gaura bertindak.

Gaura melangkah jalan ke arah suaminya dengan jalannya yang gugup, dengan fikiran yang sudah langsung tertuju negatif, karena curiga dari tatapan dingin. "I-iya kenapa, mas?"

"Hari ini kamu gak masak?" Tanyanya seketika.

Gaura bingung untuk menjawab, ia sudah meyakini bahwa ini tanda-tanda suaminya akan marah padanya. "M-mas m-mau makan?" Tanyanya memastikan.

"Saya tanya aja."

"Ouh, e-enggak mas, kan lagian juga kalo Gaura masak, mas gak makan, mas makannya di luar, kan? Jadi hari ini Gaura gak masak, tapi kalau mas mau makan, bisa kok Gaura masakin sekarang, dadak juga gak papa, mau?"

"Enggak-enggak, bukan begitu maksud saya, saya tanya kamu gak masak, memangnya kamu gak makan? Kalo memang saya makan di luar, kan bisa juga kamu masak buat diri kamu sendiri, memangnya masak harus buat saya aja," Tutur katanya terdengar dingin.

"O-ouh, y-ya e-enggak juga sih mas, hehe."

"Makan, awas kalo kamu sakit, saya gak mau tanggung jawab, jangan ngrepotin jadi orang, faham."

"I-iya mas, faham."

"Ok."

Gafi langsung pergi meninggalkan berdirinya Gaura.

Gaura masih memperhatikan bingung jalan perginya Gafi.

Setelah itu pun Gaura kembali ke tempat duduknya, untuk melanjutkan pekerjaannya tadi.















••••••••••••🌼🌼🌼••••••••••••

Saat sampai di siang harinya, Gaura yang baru menyadari bahwa seluruh kebutuhan pokok di rumahnya telah habis, sehingga di siang hari itulah ia harus memutuskan pergi ke luar rumah, untuk membeli semua kebutuhan itu.

Dengan kini Gaura yang rupanya baru saja selesai berbelanja kebutuhan rumahnya di sebuah supermarket yang agak jauh jarak dari rumahnya.

Dan saat ini juga Gaura yang tengah melangkah jalan dengan cepatnya, sembari membawa jinjingan hasil blanjaan yang terbungkus begitu banyak, rupanya ia pun begitu kelelahan membawanya, namun ia tetap memaksakan diri untuk tetap berjalan, karena ia rasa hal ini sudah menjadi kebiasaannya, jadi jangan di rasa.

KALIMAT CINTA tak TertataМесто, где живут истории. Откройте их для себя