SURAT CERIA

109 92 0
                                    

Kembalinya Gafi di malam hari, di malam yang sempat sunyi dalam libat waktu pukul satu dini hari.

Berjalan melaju masuk ke dalam rumah, dengan langkah kaki payah, dan tubuh yang terlihat sudah kehabisan energi.

Ngeeet ....

Gafi menyerana sejenak dengan tampaknya  ruangan sunyi gelap dan hening yang melintang pada adu tatapannya.

Ceplek!

Dengan menekan saklar lampu hingga terbiasi cahaya dalam ruangan yang membuat silap mata sejenak dalam terbiasnya cahaya yang menyerang pandangannya.

Usai sepatu yang ia kenakan terlepas dari kedua kakinya, dan dengan tertata rapih di dalam jangkauan rak khususnya yang terletak di dekat pintu ruangan masuk, hingga setelahnya perlahan ia melangkah jalan dengan bertujuan untuk menghampiri ruangan peristirahatan yaitu kamar dirinya bersama istrinya.

Ntah kenapa semenjak dirinya memasuki ruangan seperti ada keganjalan dalam benak perasaannya, sedikit ada yang menggelisahkan di hatinya, kali ini suasananya pun tampak terlihat beda.

Tapi ya sudahlah, tinggal lanjutkan saja tujuannya menuju kamar, untuk melepaskan rasa lelahnya.

Ngeet ....

Sudah sampai di sini masih tetap saja merasakan keheningan, sungguh tak biasanya, karena hal yang ia rasakan pada sebelumnya adalah sebuah keramaian dengan sambutan-sambutan istimewa dari sang istri yang selalu menanti kepulangannya saat bekerja, walau tak semestinya sambutan itu akan di tanggapi olehnya, namun istrinya masih tetap melakukannya dengan senang hati, tapi ntah lah kali ini sungguh berbeda, hingga sampai memasuki ruangan, ruangan pun masih dalam keadaan gelap dan belum ada cahaya lampu dari manapun yang meliputinya.

Dengan fikirnya, mungkin saja karena istrinya sedang sakit, jadi tidak sempat ia bepergian ke ruang bawah, apa lagi untuk menyalakan lampu, perasaannya pun masih bisa memakluminya, hanya itu yang ia fikirkan.

Ceplek!

Lampu kamar yang kini sudah meliputi suasana ruangan, dengan memancar menyilaukan sejenak manik matanya.

"Assalamualaikum Ra, mas pulang," Sapanya dengan suara letih saat mulai berjalan menyelusur masuk ke dalam area ranjang, tenpat biasa istrinya bersinggah.

Pandangan yang  seketika terpejat  saat tiba mendapati suasana ruangan yang sudah tertampak sepi seperti ada kekosongan yang menggeliar, dengan ruangan yang sudah terlihat rapih, dalam bentuk ranjang yang sudah tertata rapih dengan halus dan mulus tak ada sedikitpun tempat yang  terlihat berawutan walau hanya secuil tempat.

Melihat kerapihan pada ruangan itu, ntah kenapa malah semakin membuat fikiran dan perasaannya jadi tertumbuk kegelisahan.

"Ra, Gaura!" Panggilnya gugup, dengan tempat utama yang ia tuju adalah kamar mandi.

Tidak juga menemukan keberadaan istrinya di dalamnya, "Gaura! Kamu gak kemana-mana kan sayank?"

Dengan tingkah yang seketika muncul kegaduhan cemas dalam dirinya, hingga ia berjalan gugup menyelusuri banyak ruangan dari mulai isi kamar mandi, hingga sampai membuatnya berbalik ke luar kamar dan mencarinya ke seluruh ruangan tempat yang biasanya  istrinya singgahi, hingga sampai yang jarang di singgahinya.

"Ra kamu di mana!?"

"Gaura! Kamu gak pergi, kan!?"

"Gaura!"

"Gaura di mana kamu!?"

Seluruh ruangan hanya  terisi gemaan suara  triakan peria  yang tengah kehilangan istrinya itu.

KALIMAT CINTA tak TertataWhere stories live. Discover now