BATIN LUKA

111 132 0
                                    

Gaura yang melangkah jalan dari dalam kamar hingga sampai ke luar kamar, dengan berpenampilan rapih dan juga  cantik, mungkin saja ia ingin pergi ke luar.

Berjalan hingga sesampainya di luar, dengan kebetulan ia yang berjalan berpas-pasan bersama suaminya.

"Eh, mas." Sapa Gaura.

Gafi menoleh dengan rautnya yang jutek. "Kemana?" Tanyanya dingin.

"Mmm .... Mau ketemuan sama Mayang, boleh, kan?"

Gafi mengagguk mengizinkan. "Siapa yang ngajak duluan?" Tanya Gafi tiba-tiba.

"Y-ya aku sih, hehe."

"Oh."

Gaura merasa berdiskusiannya tidak penting. "Ihs, yaudah kalo gitu aku pergi dulu deh, baay ...." Buru-buru.

Gafi cuek berbuang muka, dengan ia yang lanjut melangkahkan jalannya kembali.

Saat keduanya sudah sama-sama melangkah jalan berlawanan."Eh bentar," Tiba-tiba Gaura menghentikan langkahnya dan langkah Gafi kembali.

"Apa lagiiih ...?" Kesal Gafi.

"Mmm .... Aku cantik gak? Gak ada yang salah kan, sama penampilan aku?" Tanyanya seraya tersenyum malu-malu.

"He'he! Gak ada yang salah! Cuma penampilannya B aja," Jawabnya dengan songong.

Seketika Gaura langsung cemberut."Huemh! Yaudah kalo gitu, aku pergi deh," Ucapnya, dengan sembari berjalan kesal.

Gafi membodo amatkannya dengan sikap tak peduli.

"Jan ajak Mayang main ke tempat yang aneh-aneh, awas aja kalo Mayang kenapa-kenapa!" Gumam Gafi saat Gaura sudah berjalan jauh dari dekatannya.

Gaura kembali menghentikan langkahnya sejenak, untuk mendengarkan dan mengamati pesan suaminya."Iya-iya, orang mainnya cuman di kafe deket situ doang kok!" Ucap kesal Gaura dengan wajah cemberutnya.

Gafi diam menjutek, hanya menyimak ucapan jelas Gaura.

Gaura pun kembali melanjutkan arah jalannya.












•••••••••🌼🌼🌼•••••••••

Kini Gaura dan juga Mayang yang sudah tengah melanjutkan berjalan-jalan bersama usai menikmati minuman di caffe tadi.

"Ra kita ke tempat yang itu, yok," Ajak Mayang pada Gaura seraya menunjuk-nunjuk ke arah tempat yang ingin ia tuju.

"Kemana?"

"Ito looh .... Ke taman yang di sebelah sana," Tunjuk Mayang lagi.

"Ouh ituu .... Tapi jangan ah."

"Kenapa?"

"Itu jalan rayanya rame banget, kendaraannya kencang-kencang banget, takut."

"Ih kenapa harus takut, Ra?"

"Ya karena bahaya, takut gak bisa nyebrangnya, itu jalan rayanya luas banget loh, kendaraannya juga kenceng banget jalannya."

"Iiih .... Gak papa ayok, kita ke sana, cepeeet ...," Mayang begitu terus memaksa Gaura.

Dengan Gaura yang terus menahan berdieinya agar Mayang tidak mudah menarik tubuhnya.

"Iiihs .... Gaura, ayook ...," Mayang begitu memaksa dan juga mengeyel.

"Jangan, itu bahaya May."

KALIMAT CINTA tak TertataWhere stories live. Discover now