MENDADAK SEKALI

374 6 0
                                    

      "Oh iya, ayo kita masuk." jawab Alpha, mereka bertiga pun masuk ke salah satu ballroom hotel.

     Sebenarnya Alpha ingin pergi dengan Jovanka, tapi Jovanka beralasan akan pergi dengan temannya dan Alpha pun meminta teman kencannya untuk menemaninya datang ke pesta Dave dan Keinara.

       Di dalam ballroom hotel di mana acara diadakan sudah terlihat sangat ramai, semua tamu undangan dari berbagai kalangan juga beberapa tamu khusus relasi Dave dan Keinara beserta karyawannya terlihat bingung kenapa bos mereka mengadakan pesta dadakan. Namun, ada sebagian di antara mereka berpikiran, pesta malam itu sebagai pesta perayaan kerjasama Salendra Corp dengan Lexie Group.

    Di pesta itu juga sudah ada keluarga Keinara dan Dave. Dave juga sengaja mengundang awak media untuk meliput acara mereka. Para tamu undangan yang datang mengeluarkan berbagai pujian kepada Dave dan Keinara yang sangat serasi.

    Jovanka yang melihat Dave langsung menghampirinya.

    "Dave selamat ya, aku sangat senang bisa melihatmu sebahagia ini. Kamu tampan sekali malam ini, Dave. Mana istrimu aku ingin bertemu dengannya." ucap Jovanka tersenyum manis, pandangannya menyapu seluruh sudut ruangan ballroom hotel.

     "Kamu juga sangat cantik sekali malam ini, terima kasih sudah datang ya. Keinara sedang bersama keluarganya, ayo biar aku antar menemuinya." ucap Dave memegang tangan Jovanka.

    Jovanka pun menurut, dari kejauhan ia melihat juga mengagumi Keinara yang menurutnya seperti bidadari.

     "Sayang ada yang mau bertemu denganmu." ucap Dave menghampiri Keinara yang sedang bercengkrama dengan keluarga besarnya.

     "Hai, bu Keinara. Saya Jovanka temannya Dave." sapa Jovanka tersenyum ramah, ia mengulurkan tangannya kepada Keinara.

    "Hai, kamu datang juga? dengan siapa?" tanya Keinara tersenyum bahagia menyambut uluran tangan Jovanka.

    "Dengan teman, bu. Oh ya bu Keinara, boleh kita bicara sebentar?" tanya Jovanka dengan suara lirih mengandeng tangan Keinara.

    "Tentu, ayo." ucap Keinara bergegas berjalan melangkah pergi mengikuti Jovanka yang terus mengandeng tangannya, sebenarnya Keinara sudah tidak mempermasalahkan hubungan Jovanka dengan Dave, karena ia percaya kepada Dave.

    Saat itu juga Jonathan datang menghampiri Keinara. Ia terpaku melihat wanita cantik yang sedang bicara dengan Keinara.

    Kedua bola mata Jonathan tidak berkedip, pandangannya terus melihat ke arah Jovanka yang terlihat sangat cantik. Keinara mengikuti pandangan Jonathan, ia pun tersenyum sumringah.

     "Ehemm... ehemm... sepertinya ada yang jatuh cinta pada pandangan pertama nih." ucap Keinara menggoda Jonathan yang dari tadi tidak mengedipkan matanya.

    Jonathan tidak mendengarnya, pandangannya tetap pada Jovanka. Jovanka merasa risih karena laki-laki yang di depannya terus melihat ke arahnya dengan sorot mata tajam.

     "Siapa sih nih orang, dari tadi melihatku terus?" tanya Jovanka dalam hatinya, ia melayangkan tatapan menyelidik ke arah Jonathan.

     "Bu Keinara, kita bicaranya di taman saja biar lebih santai." ucap Jovanka mengajak, ia langsung menjatuhkan bokongnya duduk di samping Keinara.

    "Boleh tapi tidak bisa lama, karena acaranya sebentar lagi akan di mulai. Kalau nggak begini saja, kita bicara di ruang khusus ya." ucap Keinara memberi usul mengusap bahu Jovanka pelan.

    "Baiklah, tapi hanya kita berdua saja ya bu." jawab Jovanka menerima saran dari Keinara.

   "Okeh." ucap Keinara, mereka bangkit berdiri dari duduknya berjalan melangkah menuju ke belakang podium meninggalkan Jonathan yang sedang berdiri terpaku.

        di sana ada ruangan khusus yang disediakan untuk Keinara dan Dave. Dave sengaja menyiapkannya agar kalau Keinara kelelahan, dia bisa istirahat di sana tanpa harus ke kamar hotel yang sudah di siapkan untuk mereka.

     "Dari tadi melamun saja, lagi mikirin siapa? Gadis cantik yang sedang bersama Keinara itu?" tanya Dave menepuk bahu Jonathan pelan.

    Jonathan merasa kesadarannya sudah kembali, ia menggaruk tekuk lehernya yang tidak gatal, wajahnya tertunduk malu karena, memang benar apa yang dikatakan Dave, ia baru saja ketahuan telah memandangi wanita yang sedang bersama Keinara.

     "Hehehe... Pak Dave kok bisa tahu." tanya Jonathan cengengesan menunjukkan cengiran kudanya hingga deretan gigi putihnya terlihat.

     "Ya Taulah, dari tadi aku memperhatikanmu. Kamu tertarik dengannya? Kalau memang benar ya cocok sekali, karena ia gadis yang ingin aku kenalkan kepadamu. Dia teman masa remajaku yang sekarang menjadi sekretarisku." ucap Dave menjelaskan.

    "Jadi, wanita tadi adalah orang yang mau, Pak Dave kenalkan denganku? Aku tidak menyangka saja dia terlalu cantik bahkan lebih cantik dari Keinara." ucap Jonathan berkata dalam hatinya.

     Seketika Jonathan merasa menjadi ragu dan takut kalau gadis yang Dave maksud tidak mau berkenalan dengannya.

     "Bro, kenapa kamu diam saja? Bagaimana? Mau tidak, aku kenalkan? Sangat di sayangkan kalau kamu tidak mau." ucap Dave membujuk Jonathan.

    "Tapi bagaimana kalau ternyata dia tidak mau berkenalan denganku, pak?" tanya Jonathan bimbang, ia takut mendapat penolakan dari Jovanka.

     "Kamu bahkan belum mencobanya sudah berpikiran seperti itu. Kamu tenang saja, untuk urusan itu biar aku yang atur semuanya. Tapi setelah aku mengumumkan kalau, Keinara istriku." ucap Dave menyemangati Jonathan.

    "Baiklah, aku mau dikenalkan dengannya." ucap Jonathan cepat, ia takut kalau Dave akan berubah pikirannya dan tidak jadi mengenalkan Jovanka padanya.

     "Hahaha...gitu dong, aku yakin kalian cocok. Ya sudah, aku ke sana dulu ya." pamit Dave meninggalkan Jonathan.

     Dave menyusul Keinara dan Jovanka, ia ingin tahu apa yang sedang di bicarakan mereka.

    Samar-samar Dave mendengar percakapan Jovanka dan Keinara, suara alunan musik membuatnya tidak bisa mendengar dengan jelas.

    "Apa sih yang sedang mereka bicarakan?" gumam Dave, ia menempelkan telinganya di daun pintu. Namun rasanya sia-sia ia tidak bisa mendengarnya.

      Sedangkan di ruangan itu, Jovanka dan Keinara duduk di kursi yang sama.

    "Jovanka kamu mau bicara tentang apa?" tanya Keinara menyelidik.

     "Tentang hubunganku dengan Dave, bu. Sebelumnya aku minta maaf karena sudah membuat, salah paham. Aku dan Dave hanya teman masa remaja dan rekan kerja. Memang, aku sempat menyukainya, tapi setelah aku tahu dia sudah menikah aku mengubur perasaan itu dan memutuskan untuk tetap menjadi temannya. Aku melakukan itu karena aku tahu Dave sangat mencintai, bu Keinara." ucap Jovanka menjelaskan panjang agar tidak terjadi kesalahpahaman.

      "Dave memang tidak mengatakan secara langsung, tapi aku tahu itu saat dia mengetahui ibu pergi ke luar kota. Ia terus mengkhawatirkan ibu, jadi aku harap ibu tidak salah paham lagi ya? Aku ingin kita menjadi teman." ucap Jovanka lagi menghela napas panjangnya.

TAWANAN CEO KEJAM Where stories live. Discover now