TAMPARAN KEDUA UNTUK DAVE

830 7 0
                                    

    Jonathan membelokkan mobilnya ke salah satu hotel berbintang yang ada di Jakarta. Dave mengeryitkan keningnya, jiwa ingin tahunya semakin membuatnya penasaran apa yang akan mau Keinara lakukan dengan laki-laki itu di hotel.

    "Wah, baru semalam menikah, tapi hari ini sudah pergi ke hotel dengan laki-laki lain. Wanita macam apa dia itu? Wanita seperti dia yang kata, Nenek harus di pertahankan? Aku jadi curiga, jangan-jangan jebakan di hotel itu hanya trik dia saja agar aku menikah dengannya? Dia menyuruh Johnny untuk membantunya melancarkan rencananya, dan laki-laki itu pasti pacarnya? Dugaanku pasti tidak salah lagi." gumam Dave mengambil asumsi sendiri tentang Keinara dan Jonathan.

    Dave memarkirkan mobilnya tepat di samping mobil Keinara. Keinara dan Jonathan keluar dari mobil, saat itu juga Dave keluar dari mobilnya. Darahnya seakan mendidih melihat Keinara, bukan karena dia cemburu melainkan sudah merasa di tipu sama Keinara.

    "Hemm... Jadi seperti ini kelakuan seorang Keinara Lexie Abigail Douglas. Masih pagi saja sudah masuk hotel, tidak sabar lagi ya nunggu selesai jam pulang kerja?" ucap Dave menyunggingkan senyumnya memandang jijik Keinara.

    "Jaga bicara, anda! Kalau tidak tahu apa-apa tidak usah komentar. Ayo, Keinara kita masuk ke dalam. Kita tidak perlu membuang waktu melayani orang seperti dia." ucap Jonathan memegang tangan Keinara membuat Dave semakin melihatnya dengan tatapan mengejek.

    Diluar kantor, Jonathan selalu memanggil Keinara dengan sebutan nama saja, itu karena Keinara yang memintanya dengan alasan agar diantara mereka tidak menimbulkan kecanggungan. Sehingga orang yang melihat mereka menduga kalau mereka memiliki hubungan khusus.

    "Jonathan, kamu masuk duluan. Saya mau berbicara dahulu dengan laki-laki ini." ucap Keinara dengan tegas.

    "Tapi_" Jonathan tidak melanjutkan bicaranya dia menggantungkan perkataannya karena Keinara memberi isyarat. Jonathan pun menuruti perintah atasannya itu, masuk ke dalam restoran hotel.

    "Kenapa kamu tidak bilang kalau kamu sudah punya kekasih? Sepertinya kalian sudah sering ya masuk hotel? Dan darah waktu kita di hotel itu, hanyalah sandiwaramu saja agar kamu bisa menikah denganku." ucap Dave kembali merendahkan Keinara.

      Plak!!

     Keinara kembali mendaratkan tangannya di wajah Dave. Ini adalah kedua kalinya Keinara menampar Dave.

     "Jaga mulutmu, Pak Dave Abimanyu Prayata Salendra! Aku bukan perempuan murahan yang kerjanya hanya menggodai orang seperti perempuan yang sering kamu ajak untuk berkencan. Sekarang, aku yang bertanya kepadamu, ngapain kamu ada di hotel ini? Biarku tebak pasti kamu berkencan dengan wanitamu." ucap Keinara yang melihat sinis ke arah Dave.

    "Hahaha... Aku tahu waktunya kapan berkencan, bukan seperti kamu di jam kerja sudah pergi berkencan. Tapi laki-laki itu tampan juga, cocok denganmu seleramu bisa juga." ucap Dave sambil melipat tangan dan meletakkannya di dada, kemudian ia bersandar di mobilnya.

    Ponsel Keinara berdering panggilan dari Jonathan, ia menempelkan benda pipih itu di telinganya setelah menekan tombol jawab.

    "Keinara, klien kita sudah datang cepat ke sini, jangan membuat mereka menunggu lama." ucap Jonathan di balik layar ponselnya.

    "Ok saya akan segera kesana, kamu tunggu sebentar." jawab Keinara tergesa.

    "Kenapa? Pacarmu itu pasti sudah tidak sabar lagi ya?" tanya Dave tersenyum merendahkan.

    "Maaf, Dave aku harus masuk dahulu ke dalam. Karena lebih penting menemui orang yang sudah menungguku dari pada berdebat dengan orang yang tidak jelas sepertimu." ucap Keinara melangkahkan kakinya. Namun, Dave mencekalnya dan memegang tangan Keinara dengan kuat.

    Urusan kita belum selesai! Kamu mengatakan bahwa aku tidak jelas hanya karena kamu mau menemui selingkuhanmu itu. Dasar perempuan murahan!" ucap Dave menghempaskan tangan Keinara dengan kasar.

    "Keinara menahan emosinya karena dia sadar mereka sekarang berada di tempat umum. Ia tidak mau moodnya jadi rusak kalau terus melawan Dave.

     "Terima kasih atas penghinaanmu pak Dave Abimanyu Prayata Salendra!" ucap Keinara yang segera menemui Jonathan dan kliennya masuk ke dalam hotel.

    Dengan wajah yang tenang, ia berhadapan dengan kliennya dari luar negeri.
   
Argh!!

    "Ngapain juga tadi aku ngikutin dia? buat sial saja! Tunggu dulu, kenapa aku harus marah melihat dia jalan dengan laki-laki lain? Kami sudah membuat perjanjian untuk tidak saling ikut campur dalam urusan pribadi. Astaga Dave, kenapa kamu mempermalukan dirimu sendiri di depan, Keinara? Dia pasti senang karena aku mengikutinya ke sini? Dan dia berpikir kalau aku cemburu? Oh no, itu tidak mungkin." ucap Dave mengusap wajahnya dengan kasar, ia baru sadar kalau tindakannya tadi sangat konyol.

    Alpha menghubunginya karena ia tidak kunjung datang di kantor.

    "Dimana, pak bos? Hari ini tidak masuk kantor karena kelelahan tadi malam ya?" ucap Alpha menggoda dari balik telpon genggamnya.

    "Diam!" ucap Dave meninggikan intonasi suaranya. Alpha menjauhkan ponselnya karena terkejut mendengar bentakan Dave.

    "Nih orang pasti kesambet setan, atau jangan-jangan semalam, Keinara tidak ngasih jatah kali ya, makanya bawaannya emosi?" pekik Alpha, ia memandang layar ponselnya yang sudah padam karena Dave sudah mematikan panggilan telponnya.

    "Keinara, kamu akan mendapatkan hukumanmu di rumah. Tunggu saja apa yang akan kulakukan." gumam Dave menyunggingkan senyum tipis.

     Dave keluar dari parkiran hotel. Suasana hatinya seketika berubah menjadi dingin.

     Tiga puluh menit kemudian, ia sampai di perusahaan Salendra Corp. Dave kembali memasang wajah dinginnya, semua karyawan sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing sehingga di lobby terlihat sunyi. Dave masuk ke dalam lift khusus Ceo, menekan angka lima belas. Ruang kerja Dave berada di lantai 15, karena dari lantai 15 itu, ia bisa melihat pemandangan kota Jakarta. Alpha yang sedang sibuk memeriksa berkas, melihat siapa yang datang.

     "Wah, aku pikir kamu tidak masuk kantor hari ini. Tapi tunggu dulu, wajahmu terlihat datar sekali, kenapa?" tanya Alpha memperhatikan wajah Dave atasannya sekaligus sahabatnya.

    "Tapi tidak usah heran juga sih, wajahmu setiap hari bukannya datar?" ucap Alpha terkekeh mengejek bosnya yang sedang badmood itu.

     "Sepertinya kamu sudah bosan bekerja di sini Alpha. Pergi ke ruang HRD dan ambil pesangonmu." ucap Dave sambil menjatuhkan bokongnya di kursi kebesarannya.

TAWANAN CEO KEJAM Where stories live. Discover now