KEMARAHAN DAVE

945 9 0
                                    

       "Aku hanya bercanda bos, jangan langsung di masukin ke hati. Oh ya, jam 2 siang nanti kita ada meeting dengan perusahaan Lexie Group. Sepertinya mereka menerima proposal yang kuajukan minggu lalu. Kalau sampai kita yang memenangkan tender ini, kamu harus memberikan bonus yang besar untukku." ucap Alpha dengan semangat membara.

    "Batalkan saja, aku tidak mau bekerjasama dengan perusahaan itu. Cari perusahaan lain saja." ucap Dave datar.

      "What? Kenapa? Padahal aku sangat yakin sekali, perusahaan Salendra Corp pasti akan menang tender itu. Itu tender besar bro, kenapa kamu malah menyia-nyiakan kesempatan ini?" tanya Alpha mengerutkan dahinya.

     "Kalau bukan, Keinara yang menjadi Ceo di sana mungkin aku akan datang ke perusahaan itu dan memenangkan tender ini." jawab Dave tidak bersemangat.

    "Astaga, jadi karena Keinara yang menjadi Ceo di sana, kamu jadi tidak mau menjalin kerjasama dengan mereka, bro, justru ini kesempatan besar buat kita. Keinara itu sekarang sudah menjadi istrimu. Kamu harus profesional bisnis adalah bisnis, keluarga adalah keluarga. Dan sekarang anggap saja kalian tidak saling mengenal, meskipun sudah berstatus suami istri." ucap Alpha sambil menggoda Dave.

    Dave melemparkan kertas ke wajah sahabatnya itu. Ia sangat geram karena Alpha terus menggodanya.

    "Sepertinya, aku benar-benar harus menggantimu, Alpha. Kamu sudah berani meledek bosmu, asisten macam apa kamu ini?" ucap Dave menatap tajam ke arah Alpha.

    Alpha menertawakan bosnya itu, ia sama sekali tidak pernah sakit hati setiap kali Dave ingin memecatnya karena ia tahu, bosnya itu hanya bercanda.

    "Alpha aku tetap tidak mau bekerjasama dengan perusahaan Lexie Group. Keinara pasti tidak akan menerima konsep yang kita tawarkan. Yang ada dia akan mempermalukan kita di sana, aku sangat yakin itu." ucap Dave sambil memijit pelipisnya.

    "Astaga, belum juga di coba sudah menyerah duluan. Di mana, Dave Abimanyu Prayata Salendra yang pantang menyerah? Selama ini perusahaan Salendra Corp selalu memenangkan tender. Itu karena apa? Karena Ceo dan asisten pribadinya sangat kompeten menanganinya proyek-proyek yang mereka tangani. Harus optimis jangan pesimis bro. Aku sudah menyiapkan semua konsep yang kita bahas sebelum kamu menikah dengan Keinara. Jadi kita akan tetap ke sana, tidak ada alasan apapun, apalagi penolakan." ucap Alpha bersikap seolah seperti dia yang berhak mengambil keputusan.

   Dave melihat Alpha, ia mencondongkan dadanya agar bisa lebih dekat lagi melihat Alpha.

    "Alpha, kamu masih sehat bukan?" tanya Dave sambil menempelkan tangannya untuk mengetahui suhu tubuh sahabatnya itu.

    "Semua normal, tapi kenapa kamu hari ini bersikap seperti kamu yang menjadi Ceo di sini ya? Keputusan yang seharusnya bos yang menentukan, tapi ini malah kamu yang menentukan?  Kalau kamu kurang sehat, sebaiknya ambil cuti dulu." ucap Dave tersenyum mengejek.

     Dave tidak sungguh-sungguh mengatakan itu, mereka berdua memang suka saling bercanda.

      Alpha melepas tawanya, ia memang sudah bertindak seperti bos padahal hanya menjabat sebagai asisten pribadi dari penguasa Salendra Corp.

     "Malah tertawa, aku akan membawamu ke psikiater saja, aku takut kejiwaanmu sudah mulai eror. Ayo biar aku antar, hari ini nggak apa-apa kamu yang menjadi bosnya, biar aku yang menjadi sopirnya." jawab Dave memiringkan kepalanya.

     "Sudah ah bercandanya, tapi sudah lama juga kita tidak saling bercanda. Sekarang aku lebih menyukai wajahmu yang seperti ini, tidak ada beban, melihat wajah datarmu seperti tadi. Jika melihat wajahmu yang datar, kejantananku pun langsung menciut." ucap Alpha terkekeh.

     Dave malah tertawa terbahak-bahak mendengar candaan dari Alpha.

     "Nggak apa-apa menciut asal jangan sampai loyo saja. Kasihan wanita yang akan menjadi istrimu nanti." jawab Dave mengerlingkan matanya.

    Alpha spontan melempar Dave pakai pulpen yang ia pegang. Suasana ruang Ceo tidak seperti saat Dave baru saja sampai. Mereka berdua pun tertawa bersamaan. Di tengah candaan mereka, Alpha masih sangat penasaran kenapa datang-datang wajah Dave sudah datar, seperti menyimpan sesuatu yang tidak ingin orang lain tahu.

      Dan akhirnya Dave memutuskan untuk ikut tender di perusahaan Lexie Group, karena Alpha terus merengek seperti anak bayi yang meminta susu kepada ibunya.

     "Ok, aku putuskan untuk ikut tender itu. Kalau sampai mereka menolak kita, kamu harus bertanggung jawab dan bersedia menjadi pembantuku selama sebulan." ucap Dave menarik sudut bibirnya.

     "Gila ya, masa satu bulan. Tapi kalau memang kamu harus memberiku bonus dan mengijinkanku mengambil cuti akhir tahun nanti." ucap Alpha protes.

     "Ok, aku setuju." jawab Dave singkat.
     Jam satu lewat Dave dan Alpha berangkat ke perusahaan Lexie Group. Di perusahaan Lexie Group Keinara dan Jonathan sedang memeriksa berkas yang ikut tender di perusahaan Lexie Group.

     "Jonathan, ada berapa banyak perusahaan yang ikut tender untuk pembangunan proyek di luar kota." tanya Keinara melihat layar laptopnya.

    "Ada tiga perusahaan, bu." jawab Jonathan cepat.

     "Perusahaan apa saja itu?" tanya Keinara sangat antusias.

     "PT bintang timur, PT lang dan Salendra Corp." jawab Jonathan singkat.

     "Salendra Corp?" tanya Keinara memastikan pendengarannya tidak salah.

     "Ia bu, diantara tiga perusahaan itu menurut saya hanya perusahaan Salendra Corp yang paling kompeten di bidang ini. Dan perusahaan itu cukup terkenal." jawab Jonathan sambil merapikan berkas yang ada di meja kerjanya.

      Keinara menganggukkan kepalanya.

      " Jadi perusahaan Dave ikut tender di sini? Sepertinya menarik." gumam Keinara menyunggingkan senyumnya, seakan ada yang ia rencanakan.

      Dave dan Alpha sudah sampai di halaman parkir perusahaan Lexie Group, perusahaan yang memiliki lantai sampai dua puluh. Ruang kerja Keinara berada di lantai  tujuh.

    Dave dan Alpha berjalan beriringan, para karyawan wanita yang bekerja di Lexie Group mengagumi sosok Dave yang ketampanannya tidak perlu ditanyakan lagi.

    "Astaga, benarkah yang kita lihat sekarang ini, Dave Abimanyu Prayata Salendra Ceo di Salendra Corp datang ke Lexie Group?" tanya salah satu karyawan wanita yang mengenali Dave.

    "Iya dia benaran Dave Abimanyu Prayata Salendra. Ternyata aslinya lebih tampan ya. Tapi ngapain dia ke Lexie Group?" tanya karyawan wanita lainnya.

    "Kalian lupa kalau Lexie Group membuka tender untuk pembangunan proyek yang rencananya mau dibangun di luar kota? Salendra Corp ikut andil dalam tender itu." jawab salah satu karyawan laki-laki.

    "Selamat siang, kami perwakilan dari Salendra Corp, ingin bertemu dengan Ibu Keinara." ucap Alpha dengan tutur kata yang lembut, membuat resepsionis yang bernama Dini tidak berkedip. Ketampanan Alpha seakan menghipnotis Dini.

    Alpha tersenyum melihat Dini yang tidak meresponnya melainkan melihatnya sampai lupa untuk berkedip. Alpha menopangkan dagunya di depan meja resepsionis. Dave merasa jengah melihat tingkah asisten pribadinya itu yang selalu tebar pesona di depan para wanita yang menurut Alpha cantik dan bisa di kencani.

TAWANAN CEO KEJAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang