YANG BARU

300 4 0
                                    

     Dave merasa hatinya panas mendengar obrolan Keinara dengan orang yang beberapa hari ini membuatnya penasaran.

    "Sebenarnya siapa yang, Keinara panggil sayang dan kenapa tadi dia menyebut kata kakak? Apakah yang menghubungi dia tadi adalah Jonathan, tapi tidak mungkin Jonathan memanggil kakak?" batin Dave bertanya dalam hati.

    Dave menyusul Keinara masuk ke dalam rumah, banyak hal yang ingin dia tanyakan kepada Keinara tapi ia sadar waktunya tidak tepat dan ia juga merasa gengsi menanyakan siapa yang tadi menelponnya.

     Nayaka dan Kumala memeluk putri mereka dengan penuh rasa khawatir, di wajah mereka terlihat jelas ke khawatiran karena Keinara belum sepenuhnya sembuh. Mereka takut hal yang menakutkan itu terjadi lagi pada Keinara.

    "Papi dan Mami sangat mengkhawatirkanmu, sayang. Dimana kamu menginap semalam?" tanya Kumala mendudukkan Keinara di sampingnya.

   "Di apartemen temanku, Mi. Maaf kalau Keinara sudah membuat kalian semua khawatir. Oh ya, ini aku bawakan kepiting saus asam manis, kalian pasti menyukainya. Tadi sebelum pulang, Dave mengajakku makan ini." ucap Keinara menunjukkan paperbag yang ia bawa.

    "Keinara lain kali kamu tidak boleh seperti ini lagi ya. Kemana pun kamu pergi, kamu tetap harus permisi kepada suamimu dan Nenek Nina." pesan Kumala mengusap bahu Keinara dengan pelan.

    "Tapi tunggu, kamu makan kepiting? Sejak kapan kamu menyukainya, sayang? Setahu Mami kamu tidak menyukai makanan laut yang satu itu?" tanya Kumala menaikkan kedua alisnya.

   "Iya, benar sekali Mi." ucap Nayaka menambahkan.

   Keinara baru menyadari kalau ia tidak menyukai kepiting. Tapi tidak saat ini, dia justru ketagihan dengan sejenis seafood satu ini.

    "Astaga, kenapa aku baru sadar ya, aku memang tidak suka makan kepiting. Tapi tadi aku malah nambah, ada yang tidak beres padaku nih." batin Keinara sambil mengingat-ingat apa yang sudah dia lupakan semenjak menikah dengan Dave.

    "Ternyata Keinara tidak menyukai kepiting, pantas saja dia tidak tahu bagaimana cara makannya. Tapi kalau dia tidak suka, tadi bukannya dia bisa memilih makanan lain, tapi tadi malah nambah jadi dua porsi aneh." gumam Dave mendengar percakapan antara orang tua dan anak yang duduk di meja makan.

    "Hemm... aku tadi hanya mencobanya, Mi. Tadi pas aku lihat Dave makan, sepertinya nikmat sekali. Jadi aku penasaran dengan rasanya, jadi aku mencobanya ternyata rasanya sangat enak." ucap Keinara menjelaskan, padahal sebenarnya tidak seperti itu.

    "Wah, ternyata setelah menikah kamu banyak berubah ya? Mami senang sekali meskipun kamu baru sembuh, tapi tubuhmu semakin berisi. Pasti kamu doyan makan ya?" tanya Kumala menebak.

    "Nggak juga, Mi. Mungkin karena bahagia, jadi naik deh berat badanku." jawab Keinara asal.

    Nenek Nina yang tahu semuanya, hanya tersenyum mendengar jawaban Keinara. Tapi tidak dengan Dave, ia justru bertanya-tanya dalam hati.

    "Emang beneran dia bahagia menikah denganku? Tapi kenapa jawabannya seakan tidak bisa di percaya ya? Oh iya, orang tuanya bukan tidak tahu kalau pernikahan kami ini terpaksa, pantas saja dia bersikap manis seperti itu, tidak ada menjelekkanku." batin Dave dalam hati menggelengkan kepalanya.

    Tidak sengaja Keinara sedang melihat Dave yang sedang memperhatikannya diam-diam sambil tersenyum.

     "Dia pasti berpikir yang aneh-aneh padaku. Lihat saja bibirnya, senyum-senyum nggak jelas. Dasar mesum!" gerutu Keinara dalam hati, ia menghunuskan tatapan tajam pada Dave, tapi Dave malah semakin menggodanya.

    Obrolan mereka pun berakhir di meja makan, tetapi tidak dengan Keinara dan Dave. Dave kembali lagi ke kantor sedangkan Keinara istirahat di kamar.

    Matahari pagi datang menyapa, Keinara meregangkan otot-ototnya yang kaku. Hari ini ia tidak berniat ingin pergi ke kantor karena tubuhnya masih terasa lemas, sedangkan Dave yang tidur di sampingnya masih terlelap.

    Sepulang dari rumah sakit, mereka lebih sering tidur di ranjang yang sama. Dave selalu memaksa Keinara tidur di kasur king zisenya, ia selalu menggunakan ancaman kalau Keinara menolaknya. Alhasil, Keinara terpaksa menuruti kemauan Dave.

    "Kalau sedang tidur wajahnya terlihat polos, tapi kalau sudah bangun kamu sangat menyebalkan sekali Dave." gumam Keinara memandangi wajah Dave.

     "Hemm... aku mendengarnya." sahut Dave dalam hati, ia tertawa terpingkal karena sebenarnya ia sudah bangun dari tadi.

    Keinara tidak menjawab lagi, cepat-cepat ia turun dari tempat tidur dan tempat pelariannya adalah kamar mandi.

   "Bodoh kenapa aku tadi memujinya?" gumam Keinara merutuki dirinya sendiri.

    "Hahaha... lucu sekali." ucap Dave tertawa terbahak hingga terdengar sampai kamar mandi.

    "Lihatlah, dia menertawai bukan? Dia pasti senang sekali karena aku sudah memujinya." batin Keinara dalam hatinya.

    Sementara di tempat lain, Jovanka sedang bersiap-siap. Ia berdiri di depan cermin memperhatikan penampilannya. Kemeja merah dibalut dengan blazer hitam serta celana hitam, sepatu kets yang nyaman, rambutnya sengaja ia gerai. Sederhana tapi tetap terlihat manis dan aura kecantikannya terpancar di wajahnya.

    Jovanka segera memesan ojek online untuk mengantarnya ke kantor Salendra Corp. Ia tidak ingin terlambat karena hari ini adalah hari pertama dia kerja.

    Jovanka sudah sampai di kantor Salendra Corp, sudah banyak karyawan yang datang. Jovanka langsung ke ruang HRD seperti yang Alpha perintahkan saat menghubunginya semalam.

     Selamat pagi, bu. Saya Jovanka sekretaris baru di sini yang akan menggantikan sekretaris lama Ceo." ucap Jovanka dengan sopan.

    Oh iya, sebentar ya. Saya akan mengantarmu ke meja kerjamu." jawab Sheila bangkit berdiri dari duduknya tersenyum ramah.

    Sheila mengantar Jovanka di mana seharusnya ia memulai pekerjaannya.

    "Ini adalah meja kerjamu, bekerjalah dengan baik jangan mengecewakan atasanmu." pesan Sheila memberi nasehat.

    "Baik, bu. Saya akan bekerja dengan baik." jawab Jovanka sambil mengulas senyum.

    "Selamat pagi." sapa Alpha yang baru saja sampai, langkahnya terhenti saat melihat gadis cantik tersenyum padanya.

    "Ya ampun, manis sekali senyumnya." batin Alpha, matanya tidak berkedip melihat Jovanka yang seperti bidadari terdampar ke bumi.

    "Ehemm... ehemm." deheman Sheila membuyarkan lamunan Alpha.

    "Hai, saya Alpha asisten pribadi Ceo kita. Pasti kamu sekretaris baru Ceo saat ini bukan?" tanya Alpha basa-basi.

    "Iya, pak. Saya Jovanka." jawab Jovanka gugup mengulurkan tangannya mengajak Alpha berjabat tangan dengannya.

    "Kok panggil, Bapak sih. Panggil nama saja biar lebih akrab." ucap Alpha menyambut uluran tangan Jovanka.

    "Ehemm... godain terus saja, pak Alpha." ucap Sheila memutar bola matanya.

    "Jovanka, kamu jangan terlalu akrab dengan orang ini. Dia sangat berbahaya tepatnya lebih berbahaya dari seekor buaya." ucap Sheila lagi menyinggung sikap playboy yang di miliki Alpha.

TAWANAN CEO KEJAM Where stories live. Discover now