PEMEGANG KEBENARAN

419 10 0
                                    

    "Aku tidak menyangka lho, ternyata Ceo Lexie Group aslinya sangat cantik." ucap salah seorang karyawan yang berjalan beriringan menuju lift karyawan.

    "Benar sekali, aku jadi penasaran kenapa kemarin siang bu Keinara datang ke sini ya?" ucap karyawan yang lainnya menambahkan.

    "Kamu lupa kalau perusahaan Salendra Corp sekarang bekerja sama dengan perusahaan Lexie Group, ya pasti karena urusan pekerjaan makanya, Bu Keinara datang ke sini nggak mungkin untuk hal lain." jawab karyawan yang lainnya lagi.

    "Jadi kemarin siang Keinara datang ke sini? Kenapa aku tidak tahu? Tapi untuk apa dia datang ke sini?" tanya Dave dalam hatinya mempercepat langkah kakinya menuju lift khusus Ceo.

    Dave bergegas berjalan masuk ke dalam lift khusus Ceo saat pintu lift itu terbuka lebar, yang akan mengantarnya ke ruang kerjanya yang berada di lantai lima belas. Jovanka sudah ada di meja kerjanya. Dave menyapanya sebentar kemudian masuk ke dalam ruangannya.

    "Selamat pagi, Jovanka." sapa Dave dengan langkah lebar sambil berjalan masuk menuju ke dalam ruang kerjanya.

    "Pagi juga, Dave. Aku membawa ini untukmu Dave." ucap Jovanka mengambil kotak makanan yang mau diberikan kepada Dave, tapi Dave sudah keburu masuk ke dalam ruangannya.

     "Nggak biasanya Dave terburu-buru, ada apa dengannya?" gumam Jovanka bertanya pada dirinya sendiri, ia pun menyusul Dave dari belakang dan tidak lupa membawa kotak makanannya.

    Dave segera menuju meja kerjanya dan menjatuhkan bokongnya duduk di kursi kebesarannya, segera ia membuka laptop yang ada di atas meja kerjanya dan menyalakannya, terlihat sangat serius melihat layar laptopnya yang terhubung dengan CCTV sekitar ruang kerjanya.

    "Dave ini sarapan untukmu, aku sengaja tadi pagi memasak banyak. Kamu belum sarapan bukan?" tanya Jovanka menjatuhkan bokongnya duduk di kursi depan meja kerja Dave.

    "Terima kasih Jovanka, tapi tadi aku sudah sarapan di rumah bersama Nenek" jawab Dave singkat tanpa melihat Jovanka.

    "Oh ya sudah, aku permisi lanjut bekerja ya." pamit Jovanka, di wajahnya terlihat kekecewaan karena Dave menolak sarapan yang ia bawa.

     Tidak sengaja, Jovanka melihat Alpha keluar dari ruang kerjanya.

     "Alpha, ini sarapan untukmu." ucap Jovanka mengangkat kotak makanan yang ada di tangannya ke arah Alpha.

    "Untukku? Bukan untuk Dave?" tanya Alpha menaikkan kedua alisnya.

    "Tadinya memang untuk Dave, tapi Dave sudah sarapan di rumahnya. Tidak salahkan jika aku memberikannya untukmu? Tapi kalau kamu tidak mau, nggak apa-apa aku bisa memakannya nanti siang." jawab Jovanka memberikan alasannya.

   Alpha merasa tidak enak menolak pemberian Jovanka, ia pun berjalan menghampiri Jovanka mengambil kotak makanan itu dari tangan Jovanka. Alpha menarik kursi yang tersedia di sana menjatuhkan bokongnya duduk dan memakannya di depan meja Jovanka.

    "Ini masakannya enak sekali, aku suka. Kalau setiap hari dibawain seperti ini berat badanku bisa naik berapa kilo. Oh ya, Jovanka aku boleh bertanya satu hal padamu?" tanya Alpha penasaran sambil ia menikmati nasi goreng spesial buatan Jovanka.

     "Silahkan Alpha, aku akan menjawabnya sebisa mungkin." jawab Jovanka tersenyum manis.

    "Kamu dan Dave punya hubungan apa, selain bos dan sekretaris?" tanya Alpha melihat Jovanka dengan raut wajah serius.

    "Aku kurang paham dengan maksud pertanyaanmu, Alpha. Bisa tolong jelaskan sekali lagi?" tanya Jovanka yang kurang mencerna perkataan Alpha barusan.

    "Maksudku begini, selain hubungan kerja apa kalian berdua itu punya hubungan spesial? Seperti pacaran, begitu maksudku." ucap Alpha langsung pada intinya.

    "Alpha sebenarnya aku dan Dave itu teman masa remaja, bahkan kita sama-sama bersekolah di bangku SMP yang sama. Jadi kalau aku boleh jujur aku dan Dave itu saling mencintai. Namun, aku sadar cinta kami hanya sebatas teman. Kami berdua tidak bisa saling memiliki karena Dave sudah memiliki seorang istri. Aku kalah cepat dari istrinya dan itu artinya, Dave bukanlah jodohku." jawab Jovanka sebisa mungkin ia menunjukkan sikap baiknya di depan Alpha.

    Alpha tidak terkejut lagi dengan pengakuan Jovanka karena ia sudah tahu dari Keinara kalau Jovanka adalah teman masa remaja Dave dan dia juga tahu betapa Dave mencintai Jovanka. Alpha bersyukur, Jovanka ternyata tidak seperti yang ada dalam pikirannya yang akan merusak rumah tangga Dave dan Keinara.

    "Jadi, Dave sudah mengatakan semuanya padamu? Apakah dia juga sudah mengatakan siapa istrinya? Jovanka, banyak sekali yang ingin kuceritakan padamu. Namun, waktunya sepertinya tidak tepat untuk menceritakan semuanya dan kamulah satu-satunya orang yang bisa membantuku untuk menyelamatkan pernikahan Dave dan istrinya." ucap Alpha meminta, ia berpikir kalau saat ini Jovanka adalah orang yang tepat yang akan membantu rencana selanjutnya untuk Dave.

    "Kenapa harus aku, memang apa hubungannya denganku?" tanya Jovanka mengerutkan keningnya.

    "Karena semua ini ada hubungannya denganmu, Jovanka. Nanti malam, apa kamu ada waktu?" tanya Alpha dengan wajah serius.

     "Maksudmu aku yang membuat rumah tangga mereka hancur, begitu? Wah, itu tidak mungkin Alpha." jawab Jovanka menyunggingkan senyumnya tidak terima.

    "Jovanka, aku tidak mengatakan kalau kamu yang menyebabkan rumah tangga mereka mulai hancur. Ok, aku akan cerita sedikit. Keinara istrinya Dave kemarin siang datang ke sini dan dia melihat kalian berdua sedang berpelukan, istri mana yang tidak sedih melihat suaminya berpelukan dengan wanita lain? Tapi tolong jangan kasih tahu Dave tentang ini, karena aku punya rencana mau memberinya pelajaran dulu dan aku harap, kamu mau bekerja sama denganku." ucap Alpha menjelaskan dengan suara lirih.

     "Astaga, istrinya Dave pasti sudah salah paham denganku. Baiklah aku akan membantumu." ucap Jovanka menutup mulutnya tidak percaya.

    Dave di ruang kerjanya memandangi layar laptopnya.

    "Astaga, apa gara-gara melihatku berpelukan dengan Jovanka? Keinara mendadak pergi ke luar kota hanya untuk menghindariku? Dan Alpha tahu semua ini." gumam Dave mengusap wajahnya dengan kasar.

     Tok...tok...tok...

    Terdengar suara ketukan pintu dari luar ruangan kerja Dave.

     "Masuk." ucap Dave dari dalam ruang kerjanya.
     Alpha membuka pintu ruang kerja Dave berjalan melangkah masuk perlahan memastikan Dave tidak sedang mengeluarkan tanduk merahnya.

     " Ah kebetulan kamu datang, sekarang coba jelaskan semuanya padaku." ucap Dave menunjukkan rekaman CCTV dari layar laptopnya kepada Alpha.

     Alpha membulatkan matanya lebar, ia sudah menduga ini dari awal. Dave pasti akan memeriksa CCTV.

    "Alpha, kamu tidak bisa menghindar lagi. Jelaskan padaku kamu pasti tahu di mana, Keinara bukan? Kalau kamu tidak mau memberitahuku, aku benar-benar akan memecatmu!" ucap Dave mengancam meninggikan intonasi suaranya dengan tatapan mata tajam.
    

TAWANAN CEO KEJAM Where stories live. Discover now