PERLAKUAN HANGAT DAVE

465 9 0
                                    

    "Ok, kamu boleh pulang ke apartemen, tapi dengan satu syarat aku akan tinggal di sana juga bersamamu." ucap Dave mengambil keputusannya.

    "Nenek setuju dengan Dave. kalian butuh waktu berdua untuk  menyelesaikan masalah kalian." ucap Nenek Nina memahami.

    "Nenek biar pulang naik taksi, kalian biar di antar sopir pulang ke apartemen." ucap Nenek Nina kembali memberikan saran.

    Keinara hanya bisa pasrah dan membiarkan Dave menemaninya di apartemen.

    Nenek Nina hendak keluar dari mobil, tetapi kedua bola matanya melihat amplop yang tadi terjatuh dari dalam tas Keinara. Ia pun mengambilnya tanpa sepengetahuan Keinara.

    Nenek Nina menautkan kedua alisnya saat membaca logo rumah sakit di amplop tersebut.

    "Rumah sakit Health Medika? Keinara sakit?" gumam Nenek Nina, ia belum membuka isi amplop tersebut dan berencana akan membukanya di rumah.

     Keinara dan Dave di antar oleh sopir ke apartemen milik Keinara setelah Nenek Nina masuk ke dalam taksi, dan Alpha kembali ke kantor untuk menyelesaikan permasalahan di sana.

    Ayyasha yang sempat Dave tinggalkan di ruang kerjanya, ternyata diam-diam mengikuti Dave dan Alpha. Ayyasha sengaja naik ojek agar tidak ada yang melihatnya, ia melihat semua kejadian yang baru saja terjadi.

    "Aku harus tahu kemana, Dave pergi. Bukankah wanita tadi adalah sepupunya yang waktu itu sudah menggagalkan rencanaku untuk mendapatkan, Dave? Tapi perhatian, Dave sangat berbeda terhadap wanita itu." gumam Ayyasha kedua bola matanya tidak luput dari mobil yang ada di depannya saat ini.

     Sementara di kantor Salendra Corp. Jovanka merapikan ruang kerja Dave, yang sempat berantakan karena ulah Ayyasha yang tidak sengaja menjatuhkan bingkai foto yang selalu Dave letakkan di atas meja kerjanya.

    Jovanka melihat foto itu dan ternyata, foto itu adalah foto mereka berdua waktu duduk di bangku SMP. Jovanka menyunggingkan senyumnya, salah satu tangannya mengelus foto itu sambil berkata.

     "Ternyata kamu masih menyimpan foto kita ini Dave. Aku juga masih menyimpannya dan selalu membawanya ke mana pun aku pergi, di sini kita masih terlihat imut-imut ya seperti terlihat tidak ada beban." gumam Jovanka tersenyum masih memegang bingkai foto mereka.

    "Ehemm... maaf mengganggu." ucap Alpha yang baru saja sampai di ruangan Dave.

    "Kamu sudah kembali, di mana Dave?" tanya Jovanka celingak-celinguk mencari keberadaan Dave.

    "Dave sedang mengantarkan istrinya ke apartemen. Oh ya, di mana wanita yang di sini tadi?" tanya Alpha menaikkan kedua alisnya menunjukkan kursi yang tadi si duduki oleh Ayyasha.

    "Tadi dia langsung menyusul kalian, emang siapa sih wanita yang mengaku klien tadi? Kelihatannya dia bukan wanita baik-baik." ucap Jovanka menilai Ayyasha.

    "Ayyasha namanya dia pernah menjadi temannya Dave, tapi sekarang Dave benci melihatnya." ucap Alpha menjelaskan.

    "Lha, kenapa bisa begitu? Memangnya apa yang sudah Ayyasha lakukan terhadap, Dave?" tanya Jovanka dengan raut wajah penasaran.

    "Sepertinya kamu sangat penasaran sekali ya. Jadi, Ayyasha itu pernah menjebak, Dave di hotel dengan tujuan agar dia bisa mendapatkan, Dave. Tapi gagal karena saat itu Keinara memergokinya." jawab Alpha menceritakan kejadiannya yang menyebabkan Dave marah pada Ayyasha.

     "Kurang ajar sekali! Seandainya tadi aku tahu siapa dia, pasti sudah kucincang habis! Berani sekali dia menjebak Dave." ucap Jovanka sangat geram.

     "Hahaha... memangnya kamu berani sama dia? Dia itu punya kepribadian ganda lho, kamu tidak takut kalau tiba-tiba dia menyerangmu." tanya Alpha tertawa lebar.

    "Justru aku sangat tertantang melawannya. Emang sehebat apa dia?" tanya Jovanka dengan kesal.

     "Salut tapi sebaiknya, kamu tidak perlu berurusan dengan dia. Biarlah dia hanya berurusan dengan Dave." ucap Alpha menenangkan Jovanka yang masih terlihat kesal.

    "Hemm... Alpha apa aku boleh bertemu dengan istrinya Dave? Aku tidak mau dia menjadi salah paham denganku." ucap Jovanka mengutarakan niat baiknya.

    "Kamu sabar dulu ya. Saat ini biarkan, mereka menyelesaikan masalah mereka dulu. Setelah itu, baru kamu temui mereka. Aku akan membantumu menyelesaikan kekacauan ini." jawab Alpha sambil membantu Jovanka memunguti pecahan kaca di lantai.

     "Alpha biar aku saja, kamu lanjut kerja saja." ucap Jovanka sambil berjongkok bersama Alpha.

    "Ini pekerjaan kecil, jadi ijinkan aku membantumu." ucap Alpha meminta.

    "Ya sudah, terserah kamu saja." ucap Jovanka tersenyum manis.

     Alpha dan Jovanka pun membereskan ruangan Dave. Setelah selesai, mereka berdua pun memutuskan untuk kembali bekerja.

    Dave dan Keinara baru saja sampai di apartemen.

    "Kei, benaran di sini apartemenmu?" tanya Dave menyelidik karena ia sangat mengenali apartemen Keinara yang sama dengan apartemennya.

     "Menurutmu?" tanya Keinara balik.

    "Heran, saja kenapa aku tidak pernah tahu kalau kamu punya apartemen di sini. Soalnya apartemenku juga ada di sini. Jangan-jangan apartemen kita juga bersebelahan?" ucap Dave menebak.

    "Itu pasti tidak mungkin, kalau begitu kamu ke apartemenmu saja, tidak perlu ikut denganku." ucap Keinara ketus mengusir Dave halus.

    "Nggak bisa gitu, banyak hal yang mau aku jelaskan padamu. Sekarang tunjukkan di mana unitmu!" ucap Dave menolak halus Keinara yang menyuruhnya pergi.

    "Hemm... sepertinya tidak ada yang perlu di jelaskan. Karena tidak ada yang salah di sini." ucap Keinara bergegas masuk ke dalam lift apartemen yang akan mengantarnya ke unitnya tanpa menunggu Dave yang mengikutinya dari belakang.

    Dave pun cepat menyusul Keinara yang sifatnya selalu berubah-ubah. Mereka pun akhirnya sampai di depan apartemen unit Keinara.

    "Benarkan tebakanku. ternyata apartemen kita memang bersebelahan, tapi walaupun bersebelahan aku tetap akan menemanimu dan memastikan keadaanmu baik-baik saja." ucap Dave tegas.

    "Terserah kamu saja, Dave. jawab Keinara membuka pintu apartemennya dan langsung masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Dave sendirian di ruang tamu apartemennya.

     "Kamu sepertinya kelelahan, bagaimana kalau aku pijit biar badanmu sedikit rileks. ucap Dave menyusul Keinara lalu menawarkan solusi.

    "Dave! Tidak perlu memperlakukanku dengan baik. Aku tahu kenapa kamu baik padaku, karena sebentar lagi kita akan berpisah. Jadi tolong, bersikaplah seperti biasa." pekik Keinara menegur Dave yang masih berdiri mematung.

    "Apa maksudmu dengan mengatakan kalau sebentar lagi kita akan berpisah, Keinara? Apa kamu memang menginginkan kita untuk segera berpisah?" tanya Dave menautkan kedua alisnya.

    "Dave, aku rasa kamu tidak lupa dengan kesepakatan yang telah kita buat, dan sekarang wanita yang selama ini kamu tunggu sudah ada bersamamu. Aku sudah mengetahui semuanya, Dave. Jadi ambillah keputusan yang tepat untuk hubungan kita ini. Aku tidak mau menjadi penghalang kebahagiaanmu." ucap Keinara lirih, matanya berkaca-kaca menahan air matanya agar tidak sampai keluar dan dilihat oleh Dave.

TAWANAN CEO KEJAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang