SELALU ADA CARA

341 5 0
                                    

        "Tapi bagaimana dengan Dave, Bu?" tanya Alpha khawatir, ia sangat begitu takut Dave akan marah padanya.

      "Biarkan saja Dave di sana karena ia harus mengendarai mobilnya, sekarang antar aku pulang dulu." perintah Keinara menenangkan Alpha.

     "Dia bisa memecatku kalau saya tidak datang ke sana, Bu." ucap Alpha yang masih ketakutan.

    "Kamu tidak perlu takut, itu tidak akan terjadi. Putar balik motormu." perintah Keinara menyuruh Alpha siap-siap mengantarnya.

      Alpha menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Di satu sisi dia tidak mungkin meninggalkan Keinara di tempat sunyi sendirian. Di sisi lain, ia takut Dave marah dan langsung memecatnya.

      "Alpha, kenapa bingung? Ayo buruan." ucap Keinara memberi teguran.

     "Ah sudahlah, Dave tidak akan memecatku karena istrinya yang memintaku mengantarnya pulang." batin Alpha langsung mengikuti apa yang di suruh Keinara.

    Alpha memutar balik motornya, Keinara siap naik ke motor sport milik Alpha. Di tengah jalan ponsel Alpha berdering, ia ingin mengangkatnya tapi Keinara melarangnya.

      "Itu pasti panggilan dari Dave, tidak usah diangkat dulu. Nanti saja kalau sudah sampai rumah baru diangkat." perintah Keinara menyarankan Alpha yang sedang mengendarai motor sport miliknya.

     "Baik, Bu." jawab Alpha singkat, ia mempercepat laju motornya membelah jalanan malam kota Jakarta.

     Sedangkan di dalam mobil, Dave mengumpat kesal karena Alpha tidak mengangkat panggilan telponnya. Ia semakin khawatir akan keselamatan Keinara.

    "Ah, Keinara kenapa kamu selalu membuat kepalaku pusing?" pekik Dave memukul kemudi setirnya dengan kuat hingga mengeluarkan bunyi yang amat keras.

      "Awww...sial sakit juga!" gumam Dave mengibas-ngibaskan tangannya yang sakit.

     "Nih, juga macetnya kok nggak kelar-kelar? Apa aku biarkan saja mobil ini di sini dan menyusul, Keinara? Aku takut dia di ganggu preman. Memang sih Keinara bisa bela diri, tapi kalau premannya lebih dari satu orang gimana? Aku jadi tidak bisa membayangkan, baiklah aku sudah putuskan untuk menyusulnya. Urusan mobil belakangan saja." batin Dave, ia keluar dari mobil melangkah berjalan pergi menyusul Keinara.

    Tapi setelah beberapa meter dia berjalan, tidak ada tanda-tanda Keinara di sana.

     "Nggak ada, apa dia sudah pulang naik ojek? Coba aku hubungi Nenek saja." gumam Dave mengambil ponselnya yang ia bawa di saku jasnya.

    Nenek Nina sedang bersantai di ruang tamu menonton televisi, ia melihat layar ponselnya yang berdering mengeluarkan suara khas panggilan masuk.

     "Halo, Dave ada apa sayang?" tanya Nenek Nina lembut.

    "Nek, apa Keinara sudah sampai di rumah?" tanya Dave antusias membolak-balikkan tubuhnya di tepi jalan.

    "Keinara? Dia belum ada sampai di rumah, memang dia tidak pulang bersamamu Dave?" tanya Nenek Nina balik.

    "Ya sudah kalau memang Keinara belum pulang. Sudah dulu ya Nek." kata Dave mengakhiri panggilannya tanpa menjawab pertanyaan Nenek Nina.

      Arghh...

    "Kemana aku harus mencarinya? Sebaiknya aku kembali saja ke mobil, siapa tahu dia balik lagi ke sana. Alpha juga belum menampakkan dirinya sampai sekarang." gumam Dave kesal memukul tiang listrik yang ada di tepi jalan dekatnya.

      Keinara dan Alpha baru saja sampai di rumah Dave. Setelah mengucapkan terima kasih kepada Alpha, Keinara tidak langsung masuk ke dalam rumah.

     "Alpha terima kasih ya, kamu mau masuk dulu atau langsung pulang?" tanya Keinara tersenyum menawarkan Alpha untuk mampir di rumahnya.

     "Aku mau kembali ke tempat tadi, bu. Aku mau menyusul Dave dulu, aku takut dia marah sampai mengeluarkan tanduk merahnya bisa-bisa nanti kacau semuanya." jawab Dave menghibur Keinara dengan candaannya.

     "Hahaha... tunggu dulu, aku akan menghubunginya siapa tahu dia sudah tidak terjebak macet lagi." ucap Keinara mengeluarkan ponselnya tapi ternyata ponselnya itu lowbat.

    "Yah, ponselku lowbat. Alpha boleh aku pinjam ponselmu?" tanya Keinara yang masih berdiri di depan teras rumahnya.

    "Boleh bu, sebentar ya aku ambil." jawab Alpha mengambil ponselnya di saku celana depannya.

        Alpha merogoh saku celananya, lalu memberikan ponselnya kepada Keinara.

      Keinara melihat banyak sekali panggilan tidak terjawab dari Dave. Ia pun langsung menghubungi Dave.

      Di mobil, Dave mulai menjalankan mobilnya karena penyebab macet panjang sudah diatasi

     Dret...drett...drettt... dering ponsel Dave berbunyi.
 
    "Alpha, kamu kemana saja? Kenapa kamu baru menghubungiku? Kamu tahu tadi aku hampir gila memikirkan Keinara. Aku takut dia kenapa-kenapa di jalan." ucap Dave memberondong Alpha seketika dengan banyak pertanyaan.

    Keinara sampai menjauhkan ponsel Alpha dari telinganya karena mendengar suara bariton milik Dave yang meninggi.

     "Sudah selesai bertanyanya Dave?" tanya Keinara dengan suara lembut.

     "Astaga. ternyata dia sedang berkencan. Awas kamu Alpha! Aku akan memecatmu." balas Dave dari balik telpon genggamnya dengan mengeluarkan suara baritonnya.

    "Bu Keinara, bagaimana Dave pasti marahkan? Sudah aku duga." tanya Alpha penasaran menebak sifat Dave yang sudah ia kenal lama.

   "Dugaanmu benar, tapi kamu tidak perlu takut." jawab Keinara membesarkan hati Alpha, ia masih berdiri mendengarkan omelan Dave dari balik telpon genggam.

    "Dave seharusnya kamu berterima kasih pada, Alpha karena sudah mengantarku pulang. Kalau tadi ia tidak ada, mungkin aku bisa saja terjebak di jalan yang sunyi. Kamu sudah bisa menebaknya kalau seorang wanita berjalan sendirian di tempat sunyi, bukan? Hanya ada dua, selamat pulang sampai rumah atau tidak." ucap Keinara menjelaskan panjang.

     Dave melihat layar ponselnya, sedikit bingung mendengar penjelasan wanita yang ia duga adalah teman kencannya Alpha.

      "Tunggu dulu, ini siapa?" tanya Dave mengerutkan keningnya.

     "Astaga, ternyata suara istrimu sendiri tidak kamu kenali? Suami macam apa kamu ini? Hampir tiga bulan kita bersama, tapi kamu belum kenal dengan suaraku." kata Keinara, saat mengatakan hampir tiga bulan bersama, Keinara teringat akan sesuatu.

     "Astaga, aku dan Dave sudah hampir tiga bulan menikah, tapi aku belum _" Keinara membulatkan matanya, ia menyerahkan ponsel Alpha yang masih menyala. Lalu ia bergegas masuk ke dalam rumah meninggalkan Alpha yang masih duduk di atas motor sportnya di depan teras rumah. Alpha mematung melihat istri bosnya itu meninggalkannya sendirian.

TAWANAN CEO KEJAM Where stories live. Discover now