PERSELISIHAN

653 9 0
                                    

      "Perusahaan Salendra Corp, silahkan perlihatkan konsep yang anda tawarkan untuk perusahaan kami." ucap Keinara membuka meeting siang hari ini.

     "Kamu yang mau persentase atau aku?" tanya Dave berbisik kepada asistennya.

    "Kamu saja, biar Keinara semakin terpesona saat melihat kamu di depan, siapa tahu dia akan semakin mempertimbangkan hasil persentasimu nanti." jawab Alpha pelan.

    "Aku sama sekali tidak mengharapkan dia terpesona padaku. Justru aku sangat berharap kita tidak memenangkan tender ini." ucap Dave pelan tapi masih bisa di dengar oleh Keinara.

    Jarak mereka cukup dekat sehingga sepelan apapun mereka berdua berbicara Keinara bisa mendengarnya meskipun samar.

    "Jadi si kutub utara ini tidak menginginkan bekerjasama dengan perusahaanku? Jadi untuk apa dia mengikuti rapat ini? Dia bisa bukan tidak datang, tapi kenapa dia malah datang? Eror sekali ya otaknya makanya tidak bisa berpikir jernih." batin Keinara yang terus menatap Dave tidak berkedip.

    "Pak Dave, silahkan." ucap Jonathan mempersilahkan dengan ramah.

    Dave berdiri dari duduknya, ia pun mulai mempersentasikan konsep yang akan perusahaannya tawarkan.

    "Terima kasih." ucap Dave saat sudah selesai melakukan persentasinya.

    Keinara terlihat manggut-manggut seakan tertarik dengan konsep yang Dave tawarkan, lalu ia pun menyuruh perusahaan lain yang mengikuti rapat siang itu.

   Setelah semuanya selesai, Keinara mengucapkan terima kasih.

    "Saya sangat berterima kasih atas konsep yang Bapak-bapak tawarkan. Siapapun nanti yang akan memenangkan tender ini, saya harap kita bisa bekerjasama dengan baik. Semua konsepnya sangat menarik, karena itu saya belum bisa memutuskan hari ini perusahaan mana yang akan memenangkan tender ini, tiga hari lagi asisten pribadi saya yang akan menghubungi, Bapak-bapak. Jadi, meeting siang hari ini sudah selesai." ucap Keinara menutup meeting.

    Sebagai bentuk rasa hormatnya, Keinara mengantar tamunya sampai di lift. Ia berjalan beriringan dengan Jonathan, sedangkan Dave dan Alpha berjalan di belakang mereka.

    "Dave, kamu tidak cemburu melihat istri kamu dekat dengan asisten pribadinya itu." tanya Alpha berbisik.

    "Kenapa aku harus cemburu? Kamu tahu sendiri kenapa kami menikah bukan? Jadi untuk apa kamu menanyakan hal itu?" tanya Dave balik.

    "Aku tahu kalau kalian menikah karena sebuah insiden, tapi seharusnya sebagai istri, Keinara harus mengerti kalau yang berjalan di belakangnya ini adalah suaminya. Tapi kenapa seolah-olah dia tidak menganggapmu? Apa kalian sedang bertengkar?" tanya Alpha penasaran.

    "Hahaha... Kamu tidak perlu memikirkan itu. Kami sudah membuat perjanjian untuk tidak saling mencampuri urusan pribadi. Dia bebas mau jalan dengan siapapun, aku tidak peduli." jawab Dave cuek dengan wajah datarnya.

    "Ehem, kamu yakin dengan perkataanmu barusan? Tapi kenapa rasanya aku, tidak begitu yakin ya? Dari sikapmu di ruang meeting tadi, kamu seperti cemburu saat melihat Jonathan begitu dekat dengan Keinara, sampai kamu melemparkan pertanyaan yang membuat semua orang di ruangan itu bertanya-tanya." ucap Alpha membahas kejadian di ruangan meeting tadi.

    "Oh itu, aku hanya menebak saja. Siapa tahu mereka memang punya hubungan khusus, kita tidak ada yang tahu. Tapi aku tidak peduli sama sekali." ucap Dave mengelak.

    Keinara menghentikan langkahnya karena ia kelupaan sesuatu membuat Dave hampir menabraknya.

    "Jonathan, sepertinya aku harus kembali ke ruang meeting ada yang ketinggalan. Kamu tolong antar tamu kita sampai di depan ya?" ucap Keinara sebelum ia beranjak pergi meninggalkan Jonathan.

   "Oh, Ok Bu. Kalau begitu saya antar mereka dulu." jawab Jonathan dengan sigap ia mengantarkan para tamunya.

    "Saya boleh menumpang toilet?" tanya Dave tiba-tiba.

   "Toiletnya ada di ujung sana, pak. Silahkan." ucap Keinara menunjuk ke sebuah tempat di mana toilet berada.

   Setelah tamu yang lainnya masuk lift, Keinara membalikkan badannya ke ruang meeting. Namun Dave dan Alpha masih berdiri di depan lift.

   Alpha menyenggol bahu Dave karena ia terus memandangi bahu Keinara.

    "Ehem... dikejar dong jangan hanya melihatnya saja. Ayo biar aku temani." ucap Alpha menarik Dave mendekati ruang meeting.

    Keinara sangat terkejut melihat Dave dan Alpha ada di depan ruang meeting.

    "Kalian, kenapa masih disini?" tanya Keinara memperhatikan gerak gerik Dave dan Alpha.

   "Sepertinya suamimu mau bicara, tapi dia tidak berani menemuimu sendirian, jadi aku menemaninya." ucap Alpha sambil menyandarkan punggungnya di dinding.

    "Aku rasa tidak ada yang perlu di bicarakan lagi. Semuanya tadi sudah jelas saat kita bicara di ruang meeting." jawab Keinara memalingkan wajahnya.

    "Sombong sekali, oh ya apa tadi pagi Jonathan memuaskanmu?" tanya Dave menyunggingkan senyumnya.

   "Memuaskan apa maksud dari pertanyaanmu? Kamu menuduhku melakukan yang tidak-tidak dengan, Jonathan?" tanya Keinara tidak suka dengan pertanyaan Dave.

    "Bukannya tadi pagi kalian berada di hotel?" tanya Dave menarik sudut bibirnya.

    "Sepertinya kamu perlu mencuci otakmu biar jernih sedikit. Lagi pula, apa urusanmu kalau aku dan Jonathan tadi pagi di hotel? Bukannya kita sudah sepakat dengan perjanjian yang kita buat ya? Apa sekarang kamu lupa dengan perjanjian itu?" tanya Keinara ketus.

    "Aku tidak pernah melupakan perjanjian itu. Aku hanya ingin tahu apa hubunganmu dengan asisten pribadimu itu? Bisa saja bukan dia yang sebenarnya sudah mencicipimu untuk pertama kalinya, tapi malah kamu mengaku, bahwa aku yang sudah mengambil kesucianmu." ucap Dave menyindir.

    "Stop, Dave! Menuduhku atas apa yang tidak pernah kulakukan dengan laki-laki lain. Jadi sekarang lebih baik kamu pergi karena urusan kita sudah selesai." ucap Keinara dengan suara tinggi.

    "Sudah, jangan berantem lebih baik kalian berdamai saja. Masa baru saja menikah sudah berantem dan saling menuduh, kalian berdua berbicara disini saja." ucap Alpha menarik keduanya ke tempat yang sunyi.

    "Kamu berani mengatur kami?" ucap mereka berdua secara bersamaan.

    Alpha menaikkan alisnya melihat dua sosok anak manusia yang saat ini sedang menatap ke arahnya dengan tatapan tajam mereka.

    "Apa ada yang salah dengan apa yang kulakukan?" ucap Alpha balik bertanya.

    "Ya jelas salah, kamu bisa membuat orang bertanya-tanya tentang kami. Kalau ada yang melihat kami bicara di tempat sunyi, orang-orang akan menduga kalau kami punya hubungan." ucap Keinara, sedangkan Dave bersandar di dinding memasukkan kedua tangan di saku celananya dengan salah satu kakinya ia tekankan ke dinding. Kedua matanya memperhatikan Keinara yang sedang berdebat dengan Alpha.

   "Ya bagus dong, bu Keinara kalau hubungan kalian di ketahui banyak orang. Pasti kalian berdua akan langsung jadi trending topic." jawab Alpha dengan santai.

    "Tapi saya tidak mau hubungan kami di ketahui publik. Awas saja kalau kamu sampai membocorkannya, aku akan_" ucap Keinara belum menyelesaikan kalimatnya. Dave sudah menyelanya.

    "Akan apa?" tanya Dave menyela perkataan Keinara.

   "Ah sudahlah, Bicara dengan kalian bisa membuatku jadi gila!" ucap Keinara hendak pergi. Namun Dave menarik tangan Keinara dan alhasil Keinara hampir terjatuh. Dave cepat menangkapnya.

    Kini posisi mereka terlihat sangat dekat. Pandangan mereka bertemu, detak jantung Keinara berdetak sangat kencang.

TAWANAN CEO KEJAM Where stories live. Discover now