TITIK BAHAGIA

483 7 0
                                    

      Keinara hanya terkekeh mendengar kekesalan Dave. Lalu ia melihat Dave sambil senyum sumringah.

     "Dave, aku lapar bisakah kamu memasak untukku?" tanya Keinara meminta dengan manja.

      "Sangat bisa sekali dong, apa sih yang tidak untukmu. Kamu mau makan apa?" tanya Dave menawarkan menyentuh hidung Keinara dengan gemas.

    "Aku mau makan bubur ayam, Dave." jawab Keinara sambil mengelus perutnya yang masih rata.

     Dave melihat tangan Keinara yang mengelus perutnya. Dave pun meletakkannya di sana.

     "Kesayangan, Papi mau makan bubur ayam ya? Baiklah, Papi  akan buatkan khusus untuk kalian berdua, temani Mamimu di sini ya." ucap Dave mencium perut Keinara yang masih rata itu.

    Keinara terpaku melihat perlakuan Dave yang bisa membuatnya sangat nyaman. Tanpa ia sadari, air matanya keluar tanpa permisi.

     "Lha, kok jadi nangis? Aku minta maaf ya." ucap Dave mulai panik melihat Keinara menangis.

     "Aku terlalu bahagia, aku tidak menyangka bisa mengandung secepat ini." jawab Keinara mengusap air matanya.

    "Itu artinya, aku hebat dong sayang. Sekali saja kita melakukannya langsung jadi. Oh ya, apa kamu mau kita melakukannya lagi?" tanya Dave malah menggoda Keinara.

     Sontak Keinara memukul dada Dave tapi tidak terpengaruh sama sekali dengan Dave. Dave malah semakin mencondongkan tubuhnya, bibir mungil milik Keinara menarik perhatiannya.

      Detak jantung keduanya berpacu dengan cepat. Tanpa permisi kepada Keinara, Dave menempelkan bibirnya di bibir Keinara. Kedua bola mata Keinara membulat dengan sempurna,  melihat Keinara tidak menolak Dave mengulum bibir Keinara dengan lembut. Keinara terbuai dengan sentuhan yang diberikan oleh Dave.

     Keinara tidak sadar kalau dia juga tidak membalas ciuman dan mengalungkan tangannya di leher Dave. Sorot mata Dave menggambarkan kalau dia sangat bahagia.

     Drett... drettt...dretttt...

     Suara dering ponsel Dave membuat keduanya menghentikan aktivitas yang baru saja mereka mulai.

    Dave berdecak kesal karena yang menghubunginya adalah Alpha.

    "Ada apa sih, mengganggu saja." kata Dave langsung mengangkat panggilan telponnya, tapi tatapannya tetap pada Keinara yang sedang menunduk malu.

     "Gawat, bro." balas Alpha pura-pura panik.

    "Apanya yang gawat?" tanya Dave semakin dibuat oleh Alpha penasaran.

   "Jovanka bro, astaga dia..." kata Alpha menggantung kalimatnya, ia dan Jovanka sengaja mengerjai Dave.

    "Kenapa dengan Jovanka Alpha? Dari tadi bicaramu menggantung terus, jangan buat aku panik dong, Alpha." kata Dave kesal ia meninggikan intonasi suaranya.

    "Jovanka nggak sabaran mau bertemu kamu dan Keinara. Dia ngotot mau ke apartemen Keinara sekarang, ingin meluruskan kesalahpahaman diantara kalian bertiga." balas Alpha dengan suara terengah seperti orang berlari.

     "Astaga, jadi dari tadi kamu hanya mau mengatakan itu? Kamu sudah menggangguku saja padahal tinggal sedikit lagi aku akan selesai." kata Dave mengumpat kesal.

     "Jadi bagaimana?" balas Alpha bertanya meminta persetujuan.

    "Katakan pada Jovanka nanti saja membahas hal itu. Oh ya, hari ini aku tidak masuk kantor tolong handle semua pekerjaanku. Hari ini aku mau menghabiskan waktuku bersama wanitaku, jadi jangan menggangguku." kata Dave langsung mengakhiri panggilan telponnya sepihak. Ia kembali menatap Keinara yang dari tadi memplototinya.

    "Kenapa melihatku seperti itu?" tanya Dave menaikkan kedua alisnya.

    "Kamu terlihat sangat panik tadi. Apa saja yang tadi kalian bicarakan?" tanya Keinara menyelidik.

    "Oh itu, Jovanka ingin bertemu denganmu." jawab Dave gugup.

     "Aku tidak yakin hanya itu saja, Dave. Kamu sudah berjanji padaku beberapa menit yang lalu." ucap Keinara memberi penekanan.

     "Astaga, aku mengatakan yang sebenarnya sayang. Jadi Jovanka itu mau meminta maaf karena sudah membuatmu salah paham, dia ngotot mau ke sini dan meminta Alpha untuk mengantarnya. Tapi aku sudah mengatakan kalau hari ini, kita berdua tidak dapat di ganggu. Karena kita berdua mau melanjutkan aktivitas yang tertunda tadi." jawab Dave tersenyum menyeringai, tatapannya semakin intens kepada Keinara.

      "Aku tidak mau melanjutkannya." ucap Keinara dengan wajah cemberut.

    "Lha, kenapa?" tanya Dave mengeryitkan keningnya.

    "Karena aku lapar. kamu lupa kalau sekarang yang makan bukan aku saja, tapi anakmu juga." jawab Keinara memajukan bibirnya. Dave gemas melihat Keinara yang terlihat manja.

     "Astaga, aku sampai melupakannya. Ok, aku akan buat untuk kalian. Tapi setelah itu akan kupastikan kita melanjutkan yang tadi." ucap Dave mengedipkan matanya.

     Wajah Keinara merona merah, ia sangat merasa bahagia dengan sikap manis Dave.

    Dave sedang sibuk memasak di dapur membuatkan makanan sesuai permintaan Keinara. Ia sangat cekatan, tidak membutuhkan waktu lama bubur ayam sudah siap tersaji di meja makan di lengkapi dengan sambal, dan ayam bakar yang Dave buatkan khusus untuk Keinara.

    Keinara mengendus-enduskan hidungnya mencium aroma masakan Dave yang sampai ke ruang tamu.

     "Nyonya Dave, masakannya sudah siap." bisik Dave tepat di telinga Keinara. Refleks Keinara menolehkan wajahnya ke belakang bibirnya bertemu lagi dengan bibir Dave.

    "Jangan sekarang, nanti saja kita lanjutkan di kamar." ucap Dave tersenyum menggoda.

     "Dasar mesum." ucap Keinara terkekeh.

    "Mesumnya sama istri sendiri ya nggak masalah, dari pada mesum sama wanita lain. Kamu mau aku melirik wanita lain?" tanya Dave memberondong pertanyaan.

     "Awas saja kalau kamu berani! Sudah ah, aku sudah lapar sekali." ucap Keinara bangkit berdiri dari duduknya berjalan melangkah menuju dapur diikuti Dave yang langsung merangkul pundak Keinara dengan mesra.

    Di meja makan Keinara melahap bubur ayam buatan Dave, sedangkan Dave hanya dapat memperhatikan Keinara tanpa berkedip.

    "Dave, kamu tidak ikut sarapan?" tanya Keinara menawarkan sambil menyuapkan satu sendok bubur ayam ke dalam mulutnya.

    "Sarapanku nanti saja di kamar." jawab Dave singkat.

    "Mulai lagi nih mesumnya, aku nggak mau lanjutin yang tadi!" ucap Keinara mengancam.

    "Hemm...ya sudah kalau nggak mau aku jajan di luar saja." ucap Dave dengan wajah cemberut.

     "Jajan di luar, maksudnya kamu mau makan di luar begitu?" tanya Keinara yang tidak mengerti kenapa Dave mau jajan di luar.

    Dave tertawa terbahak mendengar Keinara yang tidak tahu maksudnya apa. Ia berjalan mendekati Keinara dan duduk di sampingnya sambil menatap lekat wajah Keinara.

      "Ternyata selain dingin, cuek dan datar kamu polos juga ya, Keinara. Tapi baguslah kalau kamu tidak mengerti apa maksud dari jajan di luar." ucap Dave menghadapkan wajah Keinara ke hadapannya.

    "Dave jangan membuatku semakin bingung. Yang kutahu, jajan di luar itu ya, makan atau beli cemilan di supermarket, minimarket, warung atau dimanalah itu." ucap Keinara menggerutu kesal.

    "Sangat menggemaskan sekali. Jadi kamu sangat penasaran? Tapi kamu tidak perlu tahu itu, sayang. Aku tidak mungkin mengkhianatimu. Cintaku sudah mentok di kamu. Kamu dan anak kita sudah kenyang?" tanya Dave sambil mengelus perut Keinara.

     Keinara menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan. Ia tersenyum sumringah, ia pun menyandarkan kepalanya di lengan Dave dengan perasaan bahagia.

TAWANAN CEO KEJAM Where stories live. Discover now