Mayang terlihat begitu senang.

"Jan sakit-sakit lagi donk, kasian tuh mamah yang nemenin, kasian aku juga." Ujar Gafi.

Mayang hanya terus tersenyum-senyum, sembari memandang sayu ke arah Gafi.

Fika yang tersipu-sipu memperhatikan keduanya bermesra.

Gafi yang terus mengkecupi punggung tangan Mayang dengan rasa sayang.

"Kamu suka gak sama bunganya?"

"Suka," Lirih Mayang.

"Heghem, lagi sakit aja masih cantik, hehe."

Mayang tersipu-sipu.

"Apasih kalian, mamah di sini jadi nyamuk," Protes Fika.

"Hehe, maaf mah," Ujar Gafi.

Dengan para asisten lainnya yang berada di situ pun ikut tertawa.

Gafi sangat merasa malu rupanya.

"Yaudah lanjut ngobrolnya, mamah mau ke luar dulu," Ucap Fika dengan ramah pada Gafi dan juga putrinya.

"Ouh, siap mah."

Fika pun bangkit berdiri dan hendak ingin pergi, dengan sembari mengkode para asistennya untuk ikut keluar bersamanya.

Semua para asistennya pun faham dengan bahasa isyaratnya itu, dengan mereka pun menurutinya untuk ikut keluar bersama Fika.

Fika sengaja melakukan itu, untuk menghargai keduanya yang tengah berdiskusi.

Hingga sampai Fika menutup pintu, Gafi yang sempat memperhatikan langkah mereka hingga menuju ke luar ruangan, seketika dirinya pun langsung merasa aman.

"Muach!" Dengan tiba-tiba Gafi di langsung mengkecup pipi Mayang dengan kecupan tajam.

"Gafii ...," Ucap Mayang dengan pasrah.

"Heghem, maaf."

"Nakal."

"Hehe."

Gafi mengusap halus pipi Mayang.

"Yank, kenapa sih bisa terjadi hal kek gini? Semua orang kan jadi khawatir, semaleman aku khawatir banget sama kamu, kefikiran aja gituh."

"Hehe, maaf ya yank udah bikin khawatir."

"Iya, gak papa sih."

"Sebenernya ini sih karena kesalahan aku sendiri, aku yang croboh."

"Kenapa bisa?"

"Iya, malam itu kan aku pergi ke caffe sama Gaura, terus selesai keluar dari caffe, aku ngajakin Gaura buat pergi ke taman yang di sebrang jalan luas, yang kendaraannya serem-serem banget, di situ sih awalnya Gaura udah nglarang aku buat jangan nyebrang ke sana, dan udah berkali-kali Gaura nglarang aku, tapi di situ aku tetep ngeyel dan ngotot buat pergi ke sana, dan ya di situlah kejadian mulai terjadi," Ujar Mayang menjelaskan dengan lirih.

KALIMAT CINTA tak TertataWhere stories live. Discover now