Dengan Gafi yang terus bolak-balik menoleh ke arah Gaura, rasanya pun jadi canggung, risih tidak karuan, dari cara melahab makannya pun jadi terlihat amat terburu-buru, dan juga gugup.

Gaura masih terus menatapnya.

"Napa sih, liatin mulu!? Gajelas banget!"

"Gak boleh?"

"Risih tau, gak!"

"Ouh, risih apa tegang?"

Jantung Gafi semakin berpacu cepat.

"Y-ya risih lah, ngapain tegang!? Tegang kenapa coba!?"

"Ya, karena tergoda sama aku."

"Dih najis, pede lu!"

"Hegahahaha ... Mas Gafi, mas Gafi, lucu banget sih kamu."

Gafi mendelik jijik.

"Ouh iya mas, gemana penampilan Gaura hari ini?" Tanya Gaura seraya bergaya-gaya kecentilan.

"Burig!" Singkatnya.

"Ouuh .... cantik, makasih."

"Dih."

Gaura tersenyum-senyum centil.

"Cewek kek kamu cantik? Iya cantik, di liat dari lubang sedotan."

"Ya gak papa, kan yang penting setatusnya masih cantik, bukan ganteng, wle."

"Alay."

"Mas Gafi mendong ikutan kek aku, pake baju sexi, biar samaan."

"Dih ogah, saya gak suka kamu pake-pakean sexi kek gini."

"Ya udah besok-besok pake kafan ... Kalo udah waktunya tapi."

Gafi mendelik jijik.

"Mas Gafi."

Gafi tetap menoleh.

"Mas Gafi makin hari makin ganteng banget deh, jadi pengin muntah liatnya," Ujar Gaura mengejek.

"Stres!"

"Gila."

"Dah diem! Gak usah banyak nyrocos! Ganggu orang lagi makan."

"Yaudah diam," Gaura langsung membungkam bibirnya rapat-rapat.

Gafi melanjutkan makannya.














•••••••🌼🌼🌼•••••••

Usai, hingga saat ini keadaan masuk di kamar.

Gaura yang rupanya tengah hercermin, untuk memastikan riasaannya masih aman atau tidak, hingga ia menambahkan warna merah merona di bibirnya lagi.

Sampailah lagi Gafi datang dan masuk menuju ke ruang kamar, dengan ia yang baru saja menutup pintu dan berbalik ke arah Gaura, sikapnya pun terlihat pasrah, karena di manapun dirinya berada, selalu saja bertemu dengan gadis menyebalkan itu.

Perasaan tadi nih bocah ada di teras, ngapa sekarang udah ada di kamar aje, nasib-nasib, aku kan lagi ngejaga biar jangan sampe nyentuh dia, gemana kalo aku sampe nyentuh dia, bisa berabe aye.

Gaura yang sengaja diam berpura-pura membodo amatkan Gafi yang tengah berdiri diam di dekat pintu kamarnya itu, dengan Gaura yang perlahan-lahan naik ke atas ranjang, dengan duduk berselonjor sembari membukak buku.

Gafi masih terus saja diam berdiri dalam kebingungannya, namun ntah kenapa semakin lama, rasanya semakin tidak tahan dengan godaan ini, ia terus saja menatap terpesona ke arah Gaura yang tengah menjebaknya dengan sikap gatelnya itu.

KALIMAT CINTA tak TertataWhere stories live. Discover now