25. Mantu baru

85 6 14
                                    

Edward datang ke restoran pagi-pagi sekali untuk menemui Arbie. Dia menyerahkan sebuah tablet milik Aluna. "Abangmu ingin kamu melihat ini."

Arbie membuka linknya, ada Aika yang sedang bertarung dengan seseorang sampai dia terluka parah. "Gadis Brutal, bersembunyi di balik senyuman manis, tapi aslinya sadis." Judul video kontroversial itu, membuat banyak orang menontonnya. Dan, ramai-ramai memboikot Aika.

"Kenapa baru sekarang ada berita begini?" tanya Arbie geram. Beberapa bulan setelah menikah dengan Aika, mereka terlibat cekcok dengan seseorang yang mengaku tunangan Ryu, demi menolong kakanya, dia pun menggantikan sang kakak dan bertarung habis-habisan. Setelah dari pertarungan itu, dia mengalami cidera dan semakin parah sampai sekarang.

"Apa Aika tahu hal ini, Ed?"

"Sepertinya dia tahu, dia pasti tahu kenapa orang-orang lari dan ramai-ramai unfollow. Belum lagi, selama ini Aika hanya diam tanpa berikan konfirmasinya. Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan begini terus menerus. Apa kau sudah bertanya pada satpam di depan?"

"Aku menelusuri jalanan ke mari, rupanya semua iklan kami sudah dicopot. Itu kenapa orang orang tidak banyak yang datang kecuali sedikit." Arbie melipat tangannya di dada. Dia menghela napas dan mengusap wajahnya kasar.

"Kita akan menemukan siapa yang melakukannya."

"Ed, bisa kau selidiki seseorang untukku?" tanya Arbie serius.

"Baiklah, tapi sebelum itu, kau harus datang ke pernikahan abangmu. Dia khawatir pada kalian berdua. Aika. Bagaimana dengan Aika?" Suara berat Edward menarik Arbie untuk melihat ekspresinya.

"Kenapa kau bertanyanya seperti itu? Apa kalian dahulu sangat dekat?"

"Ah, jangan salah sangka, aku hanya bertanya. Ini kunci mobilnya, kalian datanglah dengan mobil itu." Edward menunjuk sebuah mobil sedan yang terparkir di pinggir jalan.  
.
Pesta pernikahan itu digelar megah, walau sedang berkelahi dengan ibunya, Arbie tetap datang demi menghargai ayahnya dan juga Mario. Aika tak berani datang, tetapi Aluna yang memintanya. Mereka pun, berkumpul dalam satu gedung yang sama, saling menghindar karena rasa yang tak enak di antara keduanya.

Dalam pernikahan itu Aika mendengar selentingan tentang dirinya dan Arbie yang menikah karena terpaksa. Belum lagi rumor video pemukulan yang membuat namanya semakin buruk di mata orang-orang.

Wanita cantik yang sedang berbadan dua itu pun menyingkir dari hiruk-pikuk pesta megah itu. Dia duduk di ruang rias, menghadap kipas angin besar di sudut ruangan.

"Apa kau mau sembunyi terus?" tanya Aluna padanya.

Aika berbalik, "aku benahi sini, riasanmu, Lun. Eh, Kak Luna," katanya pada Aluna.

"Sudahlah, di rumah besar itu, kita tetap menantu yang mungkin gak akan dianggap manusia. Kau masih mau menemani aku sebagai juniormu di sana kan?"

Aika menunduk, "aku tak yakin, Lun."

"Jangan menyerah dulu, aku baru aja mau masuk ke keluarga itu. Siapa yang mau jadi temenku buat ngadepin Bu Ratna kalau bukan kamu, Ka?"

Aika mengusap air matanya, Aluna memeluknya erat. Dia mengajak Aika naik ke pelaminan bersama Arbie dan juga Mario. Mereka berempat berfoto bersama. "Kenapa kau di sini! Udah tahu Mama lagi sensi malah diladeni, dasar batu!" sindir Mario.

Arbie tak menjawabnya, "pulang lu, itu Mama sedih pas kamu bentak-bentak. Dasar batu!"

Arbie menurutinya, dia pulang ke rumah besar ibunya setelah pesta pernikahan selesai. Namun, dia masih enggan menemui ibunya itu.

Pagi-pagi sekali Aika dan Aluna sudah berdiri di dapur untuk menyiapkan sarapan. Aluna membuatkan jus, karena selama Aika tidak di rumah, dialah yang dimintai Ratna untuk menggantikan Aika memasak sarapan buat mereka bertiga. Dia juga orang yang disebut Mbak oelh Ratna. Aluna memang sekertaris Mario, tetapi karena tidak ada Aika dia jugalah yang harus datang pagi-pagi sekali ke rumah Ratna.

Aluna tidak mengganti isi dari resep yang ditinggalkan Aika. Namun, entah kenapa pula Ratna menyukainya.

"Pagi, Ma." Aika menyapa ibu mertuanya yang baru saja datang ke ruang makan.

"Punya nyali juga kamu ya?"

"Bu, ini jusnya, dan sarapannya, silakan dinikmati," kata Aluna lurus.

"Lihat mantuku yang baru, bener-bener bagus melayani aku, gak kek kamu!"

Aluna melirik ke arah Aika, dia menggelengkan kepala, meminta Aika tidak memperpanjang masalah. Ratna mengoceh tentang banyak hal, Aluna meminta Aika menerima dan menelannya bulat-bulat tanpa tapi.

"Walau sesak, anggap saja kau sedang mendengarkan dongeng." Aluna berbisik demikian dan berhasil menorehkan senyuman di wajah Aika. "Gitu, dong, senyum!"

Selepas membuat sarapan, kedua mantu Ratna itu pun berjemur di halaman belakang. Aika tertarik pada pohon mangga yang baru saja berbuah. Air liurnya pun mengalir membayangkan rujak mangga.

Edward yang sedang berdiri tak jauh dari mereka berdua pun berjalan ke arah pohon mangga.Dia mengambil tangga  untuk mengambilkan mangga untuk Aika. Dia memanjat tangga dengan sepatu pantofel yang mengkilap, dan kemeja putih bersih.

"Liat, mantan pacarmu mengambilkan mangga, tu," kata Aluna menunjuk ke arah pohon mangga.

"Ststst, nanti kalau ada yang dengar, akan bikin masalah baru!" kata Aika mencoba membungkam mulut usil Aluna.

Aika menoleh ke arah Edward yang sudah mengumpulkan beberapa biji mangga. Dia membawa mangga-mangga itu dengan sebuah keranjang kecil terbuat dari anyaman rotan. Pandangan Aika ke arah suaminya yang ternyata sedang memperhatikan mereka dari kamarnya di lantai dua.

Aika buru-buru mengambil ponsel untuk menelepon suaminya. "Ini tidak seperti yang kamu bayangkan, dia memetiknya tanpa diperintah."

"Sebentar aku turun, akan kubuatkan rujak untukmu, sayang. Padahal, bilang saja kalau memang pengen."

Arbie dan Edward duduk bersebelahan, mereka sedang berlomba mengupas mangga. Mario yang baru saja bangun memanggil Aluna dan meminta dibuatkan sarapan. Rambutnya acak-acakan dia masih memakai baju tidur berbahan satin berwarna merah menyala. Melihat Aluna dia tersenyum genit padanya dan ditanggapi datar-datar saja oleh Aluna.

"Aku seperti sedang melihat diriku pada Kak Mario, yang menatap penuh cinta pada suamiku," gumam Aika pelan.

Edward mengangkat kepalanya lalu dia kembali menunduk dengan desah napas yang cukup berat. Arbie melihat ke arah Aika, dia menunjukkan hasil potongannya yang rapi dan sama besar. Aika mengusap pundak suaminya, tetapi Arbie malah menariknya dan menciumnya di depan semua orang. Lalu dia pun tersenyum manis.

Ratna melihat ke arah anak-anaknya yang sangat harmonis.

"Mama ngiri kan?" Surya berdiri di samping istrinya, "gimana kalau kita liburan ke Maldev?" tanya Surya padanya.

"Papa ajak Mama berlibur ke sana?" Mata Ratna berbinar mendengar kata liburan. Kepenatan mengurus pernikahan Mario seorang diri kiranya membuat kerutan di wajahnya semakin bertambah. Ada sesuatu yang diharapkan olehnya, perhatian orang-orang yang ada di rumah. Nyatanya, semua orang sibuk dengan dunianya masing-masing.

"Sepertinya, Mama cukup frustrasi dengan kemesraan mereka semua, gimana kalau kita buat anak satu lagi," goda Surya.

"Mama ini pantesnya punya cucu bukan malah punya anak lagi!"

"Kalau anak Papa dari wanita lain, mau gak?"

"Papaaaaaaa!" teriakan Ratna sangat kuat, sampai membuat dinding rumah mereka bergetar.

Pengantin Cadangan 2Where stories live. Discover now