"Ouh iya nak, tadi gemana kuliahnya?"

"Mmm .... Alhamdulillah lancar."

"Bisa?"

"Bisa, mih."

"Alhamdulillah deh kalo gitu."

"Ouh iya, hari ini Gaura juga seneng banget, karena Gaura punya temen baru," Ujar ceria Gaura, lapor kepada Melani.

"Ouiya?"

"Iya, mih."

"Siapa dia?"

"Mayang," Jawab Gaura sepontan.

Seketika Melani langsung terdiam.

Mayang?

"Dia cantik banget, terus dia juga baik banget sama Gaura, buktinya waktu Gaura awal masuk kuliah, dia langsung deketik Gaura, dan minta jadi temen Gaura, dia pun juga sering bantuin Gaura."

"O-ouh g-gitu, ya," Senyumnya menandakan kecemasan.

Mayang siapa ya, yang dia maksud? Mayang pacarnya Gafi?"

"O-ouh iya Gaura, memangnya Mayang siapa ya nama panjangnya?"

"Mmm .... Mayang tani."

Mendengar jawaban itu Melani semakin terkejut.

"E-euh, d-dia pernah cerita gak sama Gaura, kalau dia pernah jalanin pendidikan di luar negri, ya contohnya di Amerika gituh?"

"Mmm .... Kalo itu Gaura gak tau mih, coba besok Gaura tanya deh, mmm .... Memangnya kenapa ya, mih?"

"E-eouh, g-gak papa, gak papa," Gugup.

Gaura tersenyum biasa.

Perjalanan masih sedikit jauh untuk mencapai tempat tinggal Gaura.

Dengan di pertengah perjalanan itu, Melani yang malah jadi kefikiran dengan ucapan Gaura tadi, ia masih berfikir bingung dengan siapa Mayang yang dia maksud itu.

Melamun diam, dengan menatap ke arah jendela mobil, dan memperhatikan suasana jalan.

Gaura sendiri pun sama.

Dengan sedangkan pak supir, ia hanya terus sibuk dengan tugasnya yang menyupir kendaraan milik Melani itu.

Di tengah diamnya Melani, Melani kembali teringat dengan apa yang ingin lagi ia bicarakan pada Gaura, karena pembicaraan itu sudah di rencanakan sejak lama, namun baru teringat sekarang-sekarang, dan pembicaraan itu pun lumayan penting.

Melani menoleh ke arah Gaura. "Nak," Panggil Melani tiba-tiba.

"Iya, mih."

"Mmm .... Kamu selama ini udah punya pacar?"

"O-ouh, G-gaura gak pacaran mih."

"Massyaallah."

Gaura tersenyum.

"Mmm .... Kalo mamih nikahin kamu mau?" Pertanyaannya langsung pada intinya.

Gaura pun cukup terkejut, mendnegar pertanyaan yang tiba-tiba terlontar dari bibir Melani itu. "M-maksud Mamih?"

"Iya, kalo kamu mamih nikahin, mau?"

"T-tapi, k-kan gak ada calonnya?" Gaura akat kebingungan.

Melani tertawa.

"Kenapa?"

"Heghaha, kamu ini lucu, masa iya mamih nawarin kamu nikah tapi gak ada calonnya, maksud mamih tuh gini loh, kamu mau nikah gak? Kalo mau, mamih ada calonnya."

"Siapa? Kan Gaura gak kenal."

"Anak mamih."

Deg!
Betapa terkejutnya Gaura.

G-gak mungkin, i-ini gak mungkin.

"Gemana?"

"T-tapi ... A-apa anak mamih mau sama Gaura?"

"Kalo soal itu kan bisa di selesaikan nantinya, kalaupun gak suka, nanti lama, kelamaannya pun bakalan suka kok, kan Gaura cantik, dan bisa semuanya."

"Tapi mih, kalo anak mamih gak mau jangan di paksakan, takutnya ini malah makin jadi nekan perasaan dia."

"Enggak, tenang aja, mamih yakin, anak mamih pasti bakalan suka sama kamu, kalaupun dia gak suka, lama-kelamaannya pasti bakalan suka kok, mamih yakin itu."

Duh, gemana ini?

"Mau ya? Pliss .... Mamih mau kamu jadi anak sekaligus menantu mamih."

"Mmm .... C-coba nanti G-gaura fikir-fikir lagi deh mih, hehe."

"Mamih percaya, kamu pasti bisa naklukin dia."

Perjalanan masih terus di lajukan.






















•••••••••🌼🌼🌼•••••••••••

Kini Gaura sudah sampai di rumah kos-kosannya, dengan ia yang langsung masuk ke dalam ruang kamarnya.

Gaura meletakan semua belanjananya dengan kesal ke arah ranjang.

Dengan ia yang langsung terduduk letih di sisi ranjang. "Huft!" Buang nafas kasar.

"Ya Allah masalah apa lagi ini? Kenapa harus ada kata pernikahan? Gaura gak mau nikah, Gaura gak mau di jodohin," Ujar frustasinya.

"Haduuh .... Mau nolak gak enak sama mamih, selama ini kan mamih udah kasih segalanya buat Gaura, masa giliran mamih minta sesuatu Gaura tolak."

"Gemana ini, haduuuh ...!"

"Ya Allah berilah kemudahanz dan jalan terbaiknya untuk hamba ya Allah."

Kesal Gaura, dengan ia yang berbincang pada dirinya sendiri, dengan jiwa kebingungannya.

Gaura di buat pusing dengan keputusan Melani rupanya.





KALIMAT CINTA tak TertataWhere stories live. Discover now