part 52

121K 4.9K 124
                                    

Keseharian Sara berubah sejak hampir dua minggu yang lalu. Tetapi perubahan itu ialah perubahan yang menyenangkan untuknya.

Mengurus Mavendra memberikan perasaan senang tersendiri walaupun Ia agak kewalahan pada seminggu terakhir karena Alfian sudah kembali bekerja sejak putranya berusia satu minggu.

Sara memang menolak tawaran Alfian untuk memperkerjakan seorang pengasuh karena ingin merasakan mengurus Mave sendiri. Namun, Sara tetap menerima ART yang membantunya mengurus apartemen.

Terkadang Sara kerap kali kelelahan hingga tertidur pulas begitu saja di malam hari dan ketika kembali terjaga. Ia melihat pemandangan yang membuatnya mengulas senyum tipis dimana Alfian sedang menimang Mavendra yang terbangun. Pria itu nampak berusaha menenangkan bayinya walaupun sangat kentara kekakuannya ketika menggendong. Alfian juga sering terlihat kerepotan ketika harus memindahkan ASIP dari kantung ASIP kedalam botol dan mesin sterilisasi.

Namun, Ia sama sekali tidak pernah membangunkan Sara untuk meminta bantuan. Padahal Sara juga bisa melihat raut kelelahan pria itu yang bukan hanya mengurus perusahaan Damian tetapi juga perusahaan miliknya sendiri.

Entah pria itu paham akan kelelahannya mengurus Mave seorang diri sejak pagi atau enggan untuk berbicara dengan Sara. Karena sejak mereka dirumah sakit, pria itu tampak menghindari dirinya walau masih sigap untuk membantu mengurus putranya.

Siang ini, disaat Ia baru selesai menyusui Mavendra. Bel apartemen berbunyi, Ia menghampiri pintu sembari menggendong putranya yang belum tidur setelah menyusu.

Sara sudah dapat menebak seseorang di balik pintu itu. Kemungkinannya hanyalah dua kalau tidak Nesya pastilah Damian. Karena Alfian tidak mungkin repot menekan bel dan mustahil jika pria itu sudah menyelesaikan pekerjaannya di siang hari setelah ditinggal satu minggu.

Sedangkan Nesya mengetahui sandi unitnya. Tetapi sejak Alfian tinggal bersamanya, temannya itu selalu menekan bel setelah waktu itu masuk begitu saja dan menyaksikan pergulatan lidah diantara Sara dan Alfian.

Sesampainya dipintu, Sara melihat Damian lewat layar intercom sebelum bergerak untuk membukanya.

....

"Kamu masih belum bisa melupakan mendiang kekasih dan anakmu?"

Tiba-tiba saja pertanyaan itu terlintas dibenak Sara setelah perbincangan nya dengan Damian siang tadi. Apalagi sikap pria itu yang belakangan ini seperti menghindarinya.

Alfian yang baru saja berniat untuk merebahkan dirinya tersentak. Seingatnya Sara sudah tidur sejak Ia masuk kamar dan mandi.

Setelah mengatur posisi tidurnya, Ia menatap langit-langit dan menyadari kalau Sara masih menanti jawaban darinya "Akan terdengar sangat jahat jika Aku melupakan mereka"

"Mungkin seumur hidup Aku akan selalu mengingat mereka berdua yang pernah menjadi bagian dalam hidupku"

"Namun-"

Alfian menatap ke arah Sara yang juga tengah menatap dirinya. Wanita itu tidak membuang muka seperti kebiasaannya selama ini yang selalu menghindar jika bertatapan intense dengan Alfian.

Sara juga tidak berpura-pura sibuk menatap Mavendra yang tertidur lelap ditengah-tengah mereka. Seolah menunggu apapun jawaban Alfian.

"Damn. This might sound cheesy but you should listen"

"Sejak bertemu denganmu. Aku memiliki harapan yang baru walau tadinya Aku tidak berniat jatuh cinta lagi. Aku hanya berniat memanfaatkanmu untuk memiliki seorang anak jadi kalau Aku kehilanganmu, Aku akan tetap baik-baik saja"

Sara tidak menyela sama sekali perkataan Alfian. Ia membiarkan pria itu mengatakan semuanya malam ini.

"Tapi semuanya berubah. Aku memang pernah membayangkanmu adalah Sara di malam pertama kita. Aku tau itu sangat kejam"

sara (END)Where stories live. Discover now