part 18

111K 7.6K 52
                                    

Mengingat tenaganya yang sudah terkuras habis semalam, Sara menghabiskan sarapannya dengan bermacam-macam lauk seperti untuk jamuan satu keluarga. Seingatnya dulu Alfian hanya sarapan dengan roti, sementara Sara selalu sarapan nasi dengan lauk yang ia masak seadanya.

Berkali-kali mencoba untuk menghubungi Nesya lewat telfon rumah Alfian. Namun, tidak ada jawaban. Ia tidak dapat pulang ke apartmennya karena kartu apartmen ada di dalam dompet.

Sara terdiam memikirkan cara untuk keluar dari rumah ini secepat mungkin. Ingin meminjam uang pelayan, tapi pasti tidak akan diberi mengingat si brengsek memintanya untuk tetap di rumah ini.

Dengan menyusuri kamar Alfian. Ia sampai di walk in closet. Sebelumnya Sara tidak pernah masuk ke sini, Ia melihat jajaran pakaian mahal yang tersusun rapih. Tiba di laci tempat jam tangan mahal itu berjejer, Sara mengambil asal salah satu jam tangan itu.

"Kau yang membuat Aku menjadi pencuri"Gumam Sara

Menyelipkan jam tersebut bersama surat kepemilikannya, Sara segera bergegas keluar. Sampai di pintu utama rumah Alfian, Ia kembali di jegat oleh pelayan rumah itu.

"Nyonya mau pergi kemana?"

"Aku ingin makan siang bersama Alfian. Barusan Ia menelpon lewat telfon kamar"Jawab Sara tenang

Pelayan itu tampak berpikie sebelum menjawab "Kalau begitu, Saya akan meminta supir untuk mengantar Nyonya"

Sara hanya menganggukkan kepalanya. 'Baguslah, Ia jadi tidak perlu repot untuk memikirkan cara kembali ke apartment' pikirnya.

Sara meminta supir untuk mengantarnya ke salah satu mall. Ia harus menjual Jam tangan Alfian. Semua kartu atm, identitas beserta apartment ada di dalam dompetnya dan Sara tidak mau menemui Alfian yang pastinya akan mempermainkan dirinya jika meminta kembali dompet beserta handphone miliknya.

================================

Setelah membeli handphone baru, Sara mencoba menghubungi Nesya.

"Siapa ini?" Jawab Nesya dengan suara serak

"Ini aku, Sara. Ada apa dengan suaramu?"

"Aku baru saja bangun tidur. Kau menggunakan nomor baru?"

"Panjang ceritanya, Aku akan menginap di apartment mu ya?"

"Ya. Tapi bawakan Aku makanan,Aku lapar sekali"

"Hmm.. Aku akan kesana sekarang"

Setelah mengakhiri panggilannya, Sara menggunakan taksi untuk ke rumah Nesya. Ia membawa 2 paperbag yang berisi uang hasil menjual jam tangan Alfian.

'Lebih banyak Uang ini, dibanding saldo atm milikku' Pikir Sara.
Si brengsek itu benar-benar kaya.

================================

Gurat wajah Alfian sangat cerah hari ini. Semua bawahannya dapat melihat itu dengan jelas. Biasanya, Alfian tak segan-segan memaki jika ada yang membuat kesalahan dalam rapat. Tetapi, Ia hanya mengoreksi kesalahan yang dibuat bawahannya sewaktu rapat tadi.

"Apa lagi jadwalku hari ini?" Tanya Alfian pada Raka sambil menghempaskan diri ke kursi kebesarannya

"Tidak ada, Tuan. Hanya perlu memeriksa beberapa berkas saja"Jawab Raka

Alfian menggumam, Tangannya terangkat mengambil handphone Sara. Ia menyalakan handphone itu dan ternyata tidak menggunakan password. 'Si bodoh' Gumam Alfian dengan senyum diwajahnya.

Ia membuka album di handphone Sara dan menemukan foto Sara dengan lelaki yang menurut suruhannya bernama Noah. Foto itu baru diambil kemarin di sebuah festival makanan. Dengan ringan, Alfian mengapus semua foto itu. Ia kembali melihat-lihat album itu, tetapi tidak menemukan satupun foto dirinya.

Alfian menaruh handphone itu dengan kasar. Ia menghubungi pelayan dirumahnya sambil melihat cctv rumahnya.

"Selamat Sore, Tuan" Jawab pelayan yang mengangkat telfon

"Dimana Sara?" Tanya Alfian yang tengah melihat cctv namun tidak menemukannya

"Ma-af, Tuan. Bukankah Nyonya pergi makan siang bersama Tuan?" Jawab pelayan itu dengan gugup

Alfian kesal dengan jawaban pelayan itu. Pasti Sara sudah membohongi pelayan dirumahnya.

"Apa perintah yang ku katakan tadi pagi?"

"Maaf, Tuan. Ta-pi, tapi Nyonya mengatakan Tuan yang meminta untuk Nyonya pergi makan ber-"

"Tidak berguna. Jam berapa Ia pergi?"Potong Alfian

Setelah mendengar jawaban pelayan itu. Alfian melihat cctv kamarnya, terlihat Sara yang sedang memasuki walk in closet. Ia melihat apa yang dilakukan Sara itu.

"Dasar pencuri kecil" Monolog Alfian dengan sudut bibir yang terangkat

sara (END)Where stories live. Discover now