part 38

81.7K 4.7K 88
                                    

Satu bulan berlalu, saat ini kondisi ruang tengah apartemen Sara tidak lebih dari kapal pecah. Tas belanjaan beserta isinya berceceran dilantai bersama barang-barang lainnya.

Keberangkatan mereka hanya tinggal 2 jam lagi sementara Nesya masih sibuk menata kopernya.

"Menurutmu lebih baik untuk membawa yang mana?"Tanya Nesya sambil mengangkat 2 tas kecil yang hanya berbeda warna itu.

"Selama kopermu masih cukup, masukan saja semuanya"Balas Sara yang pusing melihat tingkah sahabatnya menanyakan lebih bagus yang mana

"Cepatlah. Noah sudah menuju kesini dan pasti sampai sebentar lagi"

"Iya iya"Gerutu Nesya

"Omong-omong, Aku titip tas dan sepatuku dikopermu ya?"Ujar Nesya ringan sambil membuka koper Sara tanpa persetujuan karena koper miliknya sudah tidak dapat menampung bawaannya lagi.

Suara bel apartemen berbunyi, Sara meletakan coklat panas miliknya dan membuka pintu. Noah masuk dan melihat kekacauan diruangan itu hanya bisa menggeleng tak heran.

"Bukankah kalian hanya berlibur 5 hari?"

"Tak usah banyak berbicara. Lebih baik Kau bawa semua koper ini turun"Perintah Nesya galak sebelum Noah selesai mencela barang bawaannya.

"Baik, Nyonya"

....


Noah membuka bagasi dan menurunkan koper. Ia juga meminta bantuan porter untuk membantunya. Mereka berjalan berdampingan sampai counter check in dengan posisi Noah disamping Sara.

"Apa Aku benar-benar tidak boleh ikut?"

"TIDAK!"Sela Nesya cepat

"Hei.. Aku tidak bertanya denganmu"

"Lagipula, orang-orang akan curiga dengan kalian yang liburan berdua saja ditempat biasanya pasangan melakukan bulan madu"

"Pokoknya Kau tidak boleh ikut. Dari pada Aku menjadi pajangan yang hanya bisa melihat kalian berduaan"

Noah hanya mendengus sebal. Sedangkan Sara mengabaikan mereka berdua dan melakukan check-in. Sebenarnya Noah telah bertanya kepadanya berkali-kali untuk dapat ikut. Tetapi Sara pikir, Ia harus mulai memberi jarak pada Noah. Sehingga Ia menjadikan Nesya sebagai alasan.

Setelah selesai menaruh bagasi, mereka berjalan menuju gate keberangkatan dan berpisah dengan Noah.

Nesya menyempatkan mampir ke sebuah kafe untuk membeli beberapa cemilan dan minuman sebelum kembali menuju gate.

Ketika keluar dari kafe itu, mata mereka menangkap seseorang di kursi penumpang yang juga menatap ke arah mereka. Khususnya ke arah Sara.

Walaupun hanya sebentar mereka bertatapan karena mobil golf itu sudah melewati mereka. Namun, tetap memberikan efek kejutan bagu Sara.

"Sombong sekali mantanmu itu"

"Aku tau dia tampan. Tapi sikapnya nol"Tambah Nesya

"Sudahlah, ayo jalan lagi"Ajak Sara namun Nesya masih tetap melanjutkan gerutuannya sepanjang perjalanan.


....

S

etelah menempuh perjalanan lebih dari satu hari. Mereka tiba diresort saat waktu sudah malam dan memutuskan langsung beristirahat setelah makan malam.

Mereka baru terbangun ketika siang hari. Setelah mengganti pakaian mereka berjalan-jalan dipantai kemudian berbaring sambil menikmati kolam resort yang berbatasan langsung dengan pantai dengan pemandangan yang sangat indah.

"Setelah bercerai, sepertinya Kau semakin bahagia ya?"

Sara mengerutkan dahinya, bingung akan maksud perkataan Nesya.

"Perutmu semakin buncit dan Aku rasa tubuhmu makin berisi"Tunjuk Nesya pada perut Sara yang hanya mengenakan bikini sama sepertinya.

"Tidak usah basa-basi jika ingin mengatakan kalau Aku bertambah gemuk"

Nesya tertawa melihat Sara yang tidak terima dibilang berisi.

"Aku rasa Kau cocok dengan tubuh yang berisi. Kau jadi lebih segar dan cantik"

Sara hanya mencibir Nesya, kemudian mengambil piring yang berisi pasta dari meja dan mulai memakannya.

"Entah sudah berapa kali Kau makan hari ini. Tapi, memang sejak Aku menginap di apartemenmu. Kau jadi sering makan dan nyemil"

"Kau memang lebih cantik saat ini. Tapi kalau Kau terus makan seperti ini, Aku khawatir Kau akan semakin membengkak dan janda sepert-"

Sara segera menyuapkan Neysa pasta yang sudah dililitnya. Perkataan Nesya semakin membuat pusing dirinya. Entah bagaimana kedepannya nanti, tetapi Ia akan tetap menjaganya.

"Kau ini"Kesal Nesya sambil menelan pasta didalam mulutnya.

"Mulutmu itu tidak dapat berhenti kalau sudah berbicara. Kau merusak ketenangan pulai ini dengan suara berisikmu"

 Kau merusak ketenangan pulai ini dengan suara berisikmu"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
sara (END)Where stories live. Discover now