part 30

104K 5.8K 80
                                    

Mereka menyantap makan malam di dalam kamar hotel. Alfian terlihat sangat sibuk dengan laptop miliknya. Ia dibantu oleh Raka, yang tadi juga ikut makan malam bersama Sara dan Alfian.

Terdapat ketidaksesuaian antara bahan-bahan konstruksi yang disepakati dengan hasilnya. Hal ini membuat Alfian harus turun tangan karena sepertinya ada pihak internal perusahaan yang bekerjasama untuk mencari keuntungan pribadi dengan pihak konstruksi.

Sementara itu, Sara menyeduh coklat panas dan membawanya ke balkon hotel dan duduk di ayunan yang terdapat disitu. Pemandangan langit malam hari dan suara deburan ombak ditambah udara yang lumayan dingin sangat pas untuk menenangkan pikiran sejenak. Sara duduk menikmati itu semua hingga mulai mengantuk.

===============================

Waktu menunjukan hampir tengah malam saat Alfian selesai dengan berkas-berkasnya dan Raka sudah kembali ke kamarnya. Ia berjalan ke kamar dan tidak menemukan Sara.

Melihat pintu balkon yang terbuka, membuat Alfian melangkah kesana.
Ia mendapati Sara yang terlelap disitu. Dengan tangannya mengelus pipi Sara dan merasakan wajah wanita itu yang dingin. Alfian meletakan tangannya di antara kaki dan leher Sara. Membawa wanita itu kembali ke dalam karena tidurnya sangat pulas dan tidak menyadari kalau dirinya kedinginan.

Meletakan Sara di kasur, kemudian ke kamar mandi untuk mencuci wjaahnya.

Sara terbangun dan menyadari kalau sudah berada di kasur yang pastinya karena pria itu. Ia melihat jam yang menunjukan sudah tengah malam. Sara berpikir Alfian masih bekerja karena tidak mendapati Alfian dikamar.

Tak lama kemudian keluar Alfian dari kamar mandi dan bergabung di kasur dengan Sara. Pria itu menempel Sara yang sedang membalas pesan Nesya. Alfian menyalakan TV dengan volume kecil.

Waktu berlalu, keduanya tidak dapat tertidur. Sara jelas tidak dapat tidur karena baru saja bangun. Sementara Alfian terlalu banyak kemelut dipikirannya.

"Tidak bisa tidur?" Tanya Alfian sambil menghadap Sara, yang sama sekali tidak ditanggapi oleh Sara. Ia hanya fokus memainkan handphone.

Tak ada jawaban dari Sara, membuat tangan pria itu semakin usil. Sara akhirnya meletakan handphone miliknya.

"Kau masih memiliki wine?"

===============================

Dan disinilah mereka berada, di meja bar yang ada di dapur kamar ini. Dengan dua buah gelas yang terisi wine.

Hanya terdapat keheningan diantara Alfian dan Sara. Hal ini membuat Sara berinisiatif membuka percakapan.

"Apa proyek ini tetap dapat selesai tepat waktu?" Tanya Sara

Alfian mengangguk sambil menyesap wine "Aku akan memastikannya begitu, hanya saja perusahaan perlu mengeluarkan dana lebih"

Sara memejamkan matanya. Ia sudah terbayang lemburan yang akan menantinya. Membayangkan hal itu membuat Sara kembali minum.

Alfian tertawa kecil melihat ekspresi Sara "Aku masih sangat sanggup membiayai hidupmu, jika pekerjaan ini terlalu berat"

Sara hanya mendengus dan setelah itu tidak ada percakapan lagi diantara mereka. Wine itu hanya tersisa seperempat botol saja. Dan tampaknya Sara sudah agak mabuk.
Ia mulai menangis dalam diam.

Alfian yang memiliki toleransi alkohol cukup tinggi, terkejut melihat Sara menangis.

"Aku rindu Ibu" Ucap Sara dengan lelehan air mata

Melihat itu, Alfian bingung harus melakukan apa. Tadinya, Ia pikir Sara menangis karena sikap brengseknya selama ini.

Lama kelamaan tangisan Sara menjadi sesegukan. Ia mengingat masa-masa dimana Ibunya masih ada bersamanya. Menyayangi dirinya dengan tulis walaupun Sara terlahir dari pria sialan yang tidak mau bertanggung jawab.

"Sebenarnya nasib kita hampir sama. Ditinggalkan orang tua sejak kecil. Bedanya Aku masih memiliki Ayah. Hanya saja Ia tidak pantas untuk dipanggil seorang Ayah" Ucap Sara sambil menatap Alfian.

Alfian mengingat kedua orang tuanya yang pergi begitu cepat. Namun, saat ini Ia sudah merelakan mereka. Hal ini karena ada kehilangan lain yang masih menimbulkan rasa sesak di dadanya.

Teringat hal itu, Alfian berjalan menghampiri sara di sebrangnya. Ia menarik Sara ke dalam pelukan dan melumat bibirnya. Setelah lumatan itu terlepas Ia memperhatikan mata Sara yang sayu dan mengarahkan tangannya untuk mengusap air mata di wajah wanita itu.

Sara hanya menatap Alfian, Ia bisa melihat tatapan Alfian yang terluka. Mata itu tidak menatap tengil seperti biasanya.

Alfian memajukan wajahnya kembali, mencium bibir wanita itu sambil mengangkat Sara digendongannya.

Masuk ke dalam kamar, Alfian menjatuhkan dirinya bersama Sara dikasur. Alfian mencumbu leher Sara kemudian semakin turun ke tulang selangka, memberikan tanda tanda merah disana.

Sampai didepan gundukan kenyal itu, Alfian mengangkat wajahnya menatap Sara dalam. Kemudian melepaskan Kaos yang digunakannya.

Kembali saling memagut, sambil Alfian mengarahkan tangan Sara untuk melingkari lehernya.

Tangan Alfian menyusup ke dalam bajunya yang digunakan oleh Sara. Meremas lembut yang dibalas dengan desahan halus dan cengkraman Sara di bahunya.

Mereka menyatu diiringi desahan dari keduanya. Saling melampiaskan rasa sesak dan masalah yang ada. Hingga keduanya menyambut puncak itu, Alfian memanggil nama "Sara.."

Tbc

Hai.. Aku udah upload special chapter SARA tentang masa lalu Alfian di karyakarsa. Kalian bisa cari akunku dengan nama yang sama : Suhoca

Ini berbayar 5rb, disana udah dijelasin gimana masa lalunya Alfian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini berbayar 5rb, disana udah dijelasin gimana masa lalunya Alfian.

Untuk di wattpad akan tetap dilanjut, tapi gak akan sedetail itu. Aku cuma jelasin secara garis besarnya aja nanti di wattpad.

🖤🖤🖤
Suhoca

sara (END)Where stories live. Discover now