part 10

132K 7.9K 18
                                    

Sara pulang sendiri menggunakan taksi. Ia meninggalkan Nesya setelah tidak menemukan Nesya di floor. Sara sudah kehilangan moodnya ketika bertemu Alfian. "Manusia itu sangat sombong, kalau Ia jatuh miskin. Aku akan jadi orang pertama yang menertawakannya" Gerutu Sara sambil mengganti bajunya

Sara mengecek emailnya dan terdapat email dari pengacara yang mengurus perceraiannya. Surat perceraian itu hanya butuh tanda tangan Sara dan Alfian saja.

Sara termenung di Sofa, hidupnya tidak pernah tanpa masalah. Rasanya ingin kembali ke masa kecil, ketika ibunya masih ada. Walaupun mereka hidup serba kekurangan, setidaknya masih ada yang sayang kepadanya.

================================

Bel Apartment terus berbunyi. Sara terbangun dan menyadari semalam Ia tertidur di sofa. Sara melirik jam, ini masih jam 5 pagi

Klik

"Ada apa dengan penampilanmu?" Tanyanya setelah melihat penampilan Nesya. Nesya tidak menjawab, Ia hanya masuk melewati Sara.

"Hei.. Mengapa cara berjalanmu seperti itu?" Sara bingung, apa yang terjadi pada sahabatnya itu

Nesya di sofa dan memijat kepalanya
"Sara" Ucapnya lirih

Sara hanya menjawab dengan gumaman. Tidak biasanya Nesya lesu seperti ini

"Kita sama sekarang. Apakah ini karma karena aku meldekmu terus"

"Apa yang sebenarnya kau bicarakan? " Ucap Sara dengan kernyitan di dahinya

"Aku sudah tidak perawan"

Sara shock dengan ucapan Nesya. Matanya melotot mendengar itu
"Kau serius?! Apa yang sudah kau lakukan?"

Nesya terkekeh melihat ekspresi Sara. Ia membulatkan tangan kirinya dan memasukkab jari telunjuknya.

"K-kau?" Sara benar-benar kehabisan kata-kata. Temannya ini, tidak dapat dimengerti jalan pikirannya.

"Hei.. Mengapa ekspresimu begitu? Muka mu itu sangat lucu tau" Jawab Nesya sambil tertawa

"Kau melakukannya dengan siapa?"

"Awalnya Aku juga tidak mengenal orang itu. Tapi tadi ketika Aku Bangun, Ia adalah pemilik Will's Hotel. Marco William, kita satu sekolah waktu SMA" Jawab Nesya ringan

"Awalnya kau tidak mengenal?!Dimana otak mu itu?" Ucap Sara sambil menjitak kepala Nesya

"Tenanglah, Aku senang melakukannya. Ternyata tidak buruk juga, walaupun agak nyeri"

Sara meminum air dingin agar kepalanya tidak meledak mendengar semua ucapan sahabatnya ini.

"Lagipula, cara yang ampuh bukan? Aku tidak akan di jodohkan dengan keluarga keraton itu. Mereka pasti akan melakukan serangkaian tes padaku dan salah satunya pasti tes keperawanan" Jelas Nesya dengan mata berbinar

Sara yang sudah pusing melihat kelakuan Nesya, memilih untuk masuk ke kamarnya

"Sara! Kau mau kemana? Apa tidak ada makanan. Aku sangat lapar, ternyata kegiatan itu membuat perut lapar"

Ucapan Nesya hanya dijawab dengan bantingan pintu kamar Sara

================================

Alfian mengecek semua pekerjaannya. Ia melihat email terlebih dahulu, sebelum melakukan olahraga paginya.

"Ia serius dengan ucapannya, sedikit bermain-main sebelum bercerai terdengar bagus" Pikirnya dengan salah satu sudut bibir yang terangkat






sara (END)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum