part 20

117K 6K 35
                                    

"Aku sudah bilang, tidak dapat menemani mu malam ini"

"Hanya makan malam sebentar, honey"Balas Noah sambil mengedipkan sebelah matanya, berusaha membujuk Sara.

Menghela nafas pelan, Sara hanya mengikuti Noah yang menariknya menuju parkiran.

"Lagipula, apa sih yang mau kamu lakukan? Ini masih sore"Rutuk Noah sambil melihat jam nya yang baru menunjukkan pukul 6

Sara memejamkan matanya, tidak mungkin Ia mengatakan akan bercumbu panas dengan Alfian malam ini. Ia tidak ingin menunda-nunda lagi, semuanya harus selesai malam ini.

"Aku hanya kelelahan. Kita makan di dekat Apartment ku saja"

"Sibuk sekali ya? Aku dengar mereka membuat 2 proyek besar"Tanya Noah sambil megusap samping kepala Sara.

Terpaku akan usapan Noah, Sara menoleh dan menatap Noah. Ia menyadari pria ini memiliki perasaan lebih dengannya. Noah sangat baik, sayang Sara terlambat bertemu dengannya. Kalau saja mereka bertemu lebih awal, Sara pasti sudah jatuh cinta dengan pria ini.

"Makanya ayo menikah dengan ku, Agar kamu tidak perlu bekerja lagi"Lanjut Noah sambil mencubit kedua pipi Sara.

Sara menepis kedua tangan Noah yang membuat kedua pipinya merah. "Cepatlah, Aku sudah lapar"

"Baik, Nyonya"Sahut Noah yang kecewa ucapannya dianggap angin lalu oleh Sara

================================

"Aku tidak ditawari mampir dulu?"Goda Noah setelah sampai di depan lobby Apartment Sara setelah menyelesaikan makan malam mereka berdua.

"Tidak baik laki-laki main ke unit perempuan. Pulanglah adik kecil, nanti mama mu marah"Ledek Sara sambil menutup pintu

Membuka jendela penumpang,
"Hei.. Aku bukan adik kecil lagi. Aku sudah bisa membuat bayi-bayi kecil yang lucu"Teriak Noah pada Sara yang terkekeh sambil berjalan masuk.

Mengeluarkan kartu Apartment nya  dan bersandar di dinding lift. Sara memantapkan hatinya 'ini pilihan yang tepat' Pikirnya.

Membuka pintu dan terkejut melihat Alfian yang berada disana dengan gaya angkuhnya. Pria itu duduk di sofa sambil minum beer kaleng yang Ia temukan di kulkas.

"Kau?! Bagaimana bisa masuk kesini?"

Menunjuk ke arah pintu, pria itu menjawab dengan begitu enteng.

"Sejak siang, Aku sudah mengirimkan pesan agar kita melakukannya di hotel"Jawab Sara setelah mengontrol emosinya

"Tidak perlu, disini juga bisa. Walaupun tempat ini hanya sebesar dapur di rumah ku"

Mengabaikan Alfian, Sara melangkah menuju kamar. Namun, tangannya terlebih dahulu di cekal.

"Aku lapar"

"Aku tidak" Jawab Sara sambil melepaskan cekalan Alfian

"Ya, ya... Kau pasti kenyang setelah makan di pinggir jalan bersama pengangguran itu"

"Penguntit" Desis Sara

"Aku tidak menguntit. Kalian yang tidak tau malu, bermesraan di lobby kantor"

Sara berusaha melepaskan genggaman Alfian "Kalau mau makan, Lepaskan Aku"

Alfian melepaskan Sara, Ia melihat wanita itu berjalan ke kamarnya. Lalu terdengar bunyi pintu kamar itu dikunci.

Sekitar 10 menit Sara keluar dari kamar dengan kondisi lebih segar. Menggunakan kaos kebesaran dan celana pendek serta rambut yang di cepol ke atas.

"Mau apa?" Tanya Sara melihat Alfian berjalan ke kamarnya

"Mandi. Memangnya apa lagi?"

"Pakai kamar mandi dapur saja" Perintah Sara yang kembali masuk kamar untuk mengambilkan handuk baru di lemari.

Begitu membalikan badannya. Ia melihat Alfian yang sudah berada dikamarnya seolah menilai kondisi kamar Sara.

"Keluar" Kata Sara sambil memberikan handuk.

Alfian menerimanya dan melangkahkan kakinya ke kamar mandi di kamar Sara, tanpa menghiraukan omelan perempuan itu.

================================
CAST

Tuan Muda RahardjaPs: abaikan ceweknya

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Tuan Muda Rahardja
Ps: abaikan ceweknya

Tuan Muda RahardjaPs: abaikan ceweknya

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

SARA

sara (END)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum