part 22

118K 7.6K 198
                                    

Sara menyelesaikan sarapannya dengan terburu-buru, Ia hanya memakan roti dengan selai. Tidak sempat membuat sarapan lain karena ulah Alfian.

Sedangkan si pembuat ulah, santai menikmati teh yang sebenarnya milik Sara. Kembali masuk ke kamar sambil mengunyah roti, Sara berdiri di depan Alfian sambil menyodorkan berkas.

"Tepati perkataan mu"

Alfian tertawa kecil melihat wajah Sara yang dipasang galak. Ia mengambil berkas itu sambil menggoda Sara dengan mengelus tanggannya.

"Kita tetap bisa bersama kalau kamu mau. Menjadi Nyonya Rahardja dan melahirkan penerus"Goda Alfian sambil mengerling

Sara mendelik tak suka. 'Melahirkan penerus Rahardja? Apa si brengsek ini sudah kehilangan akal sehat' Pikir Sara

Akibat perkataan Alfian seketika Sara ingat, semalam dan tadi Alfian sama sekali tidak menggunakan pengaman.

"Cepat tanda tangani dan keluar dari tempatku"

"Kenapa buru-buru? Bukankah kita sedang menikmati status suami istri untuk terakhir kali?"

"Cepat, sialan"Murka Sara. Ia akan langsung ke apotik setelah urusannya dengan Alfian selesai.

"Kamu yakin? Tidak ingin tetap bersama?"Goda Alfian lagi

"Tidak, tidak dan tidak. Perlu berapa kali Aku mengulangnya? Cepat selesaikan sekarang"Bentak Sara

Alfian terkekeh melihat Sara yang murka ternyata menggemaskan.
"Baik-baik, sayang. Ini sudah Aku tanda tangani"

Bergidik ngeri mendengar ucapan Alfian dan tersadar sedari tadi Alfian berbicara menggunakan Aku-Kamu. Sara langsung merebut berkas itu dan memeriksanya.

"Sekarang keluar dari tempatku"Ucap Sara setelah memastikan Alfian benar menandatanganinya

Menandaskan teh nya, Alfian bangkit berdiri dan mengenakan Jas yang tadi pagi diantarkan oleh Raka.

"Kita ke kantor bersama"

"Tidak perlu"Tolak Sara langsung

"Lihatlah caramu berjalan, dari pada menunggu taksi atau naik angkutan umum. Aku sudah berbaik hati mau bertanggung jawab. Kapan lagi Aku mau menawarkan untuk naik mobil mewah milikku"

Berdecih melihat kesombongan Alfian, Sara meraih tasnya dan berjalan menuju pintu. Sedangkan Alfian mengekori Sara keluar.

================================

Sara menyebrang ke apotik yang terletak didepan Apartmennya. Alfian turut mengikuti Sara, setelah mengkode supirnya untuk memutar mobil.

"Apa yang Kau lakukan?"Lelah Sara

Alfian hanya diam tanpa menjawab. Sara mengabaikan Alfian dan masuk ke Apotik. Membeli pil kontrasepsi dan langsung keluar. Hari ini ada laporan yang harus disiapkan sebelum meeting berlangsung.

Alfian mencekal lengan Sara yang akan memberhentikan taksi dan menariknya menuju mobil. Tak bisa berontak lagi, Sara hanya bisa terduduk dimobil sambil memejamkan matanya berusaha mengatur emosi.

Mobil berjalan dan kondisi di dalamnya sangat hening. Alfian melanjutkan pekerjaannya di tablet dan Sara mengambil botol air yang Ia bawa. Membuka bungkus pil dan menelannya.

Alfian melihat Sara meminumnya berdecak "Benih ku yang berharga terbunuh begitu saja"Ucap Alfian sambil mencoba menyentuh perut Sara

Sara melotot dan menepis tangan Alfian. Ia mengabaikan laki-laki itu dan melihat ke luar jendela.

Alfian tersenyum tipis, menggoda Sara akan menjadi hobi barunya sekarang. Wajah wanita itu saat kesal, sangatlah menghibur.

"Pak, Saya turun di halte depan"

Supir Alfian melirik Alfian dari kaca tengah, meminta persetujuan. Takut tindakannya, berakibat fatal pada pekerjaannya.

"Ikuti saja apa yang dia minta"Sahut Alfian

"Urusan kita selesai sampai disini,Aku harap Kau dapat menemukan wanita yang tahan akan sikapmu suatu saat nanti"Ucap Sara sambil bersiap turun

Setelah Sara turun, Alfian hanya menaikan sudut bibirnya.
"Belum selesai, Sara"Gumamnya sembari menatap punggung Sara yang berjalan menuju kantor.

sara (END)Where stories live. Discover now