part 45

83K 5.8K 87
                                    

Dengan gaun panjangnya yang tidak dapat menutupi perut buncit miliknya, Sara membantu para pegawai kafe mencatat pesanan pembeli.

Ia sudah tiba disini sejak pukul 10 pagi. Tentunya diantar oleh Alfian sekaligus pria itu berangkat ke kantor. Sebelum meninggalkannya di kafe, banyak sekali perintah tentang Sara yang tidak boleh begini dan begitu. Alfian juga menitipkan dirinya pada Nesya dan pegawai kafe.

Terlalu banyak yang diocehkan, hingga membuat Sara meninggalkan pria itu menuju dapur. Entahlah, mendengar kecerewetan pria itu membuat Sara pusing. Tampaknya sang bayi tidak menyukai kehadiran ayahnya itu.

Pintu kafe berdenting, nampak Noah muncul dari balik pintu.

"Wah, Kita kedatangan Bapak CEO"Ledek Nesya begitu melihat Noah yang menggunakan setelan kemejanya.

Noah hanya tersenyum masam kemudian memesan makanan dan minuman. Tak lama Sara keluar membawakan nampan ke meja Noah.

"Kau kelihatan sangat lelah"Ujar Sara

"Ya, begitulah. Aku merindukan pekerjaan lamaku"Jawab Noah

Selain lelah Ia juga dibuat jengkel oleh seseorang yang merupakan ayah dari bayi Sara.

Noah mengakui jika Alfian memanglah berbakat dalam dunia bisnis. Tetapi cara pria itu menatap dan menjelaskan proyek miliknya ke klien, seolah-olah meremehkan apa yang Ia telah presentasikan sebelumnya. Pria itu juga mencecar banyak aspek dari presentasi milik Noah selama menjelaskan proyek miliknya sendiri

Dan tentu saja, proyek itu jatuh ke tangan Rahardja. Seolah tidak puas dengan hal itu, saat ingin bersalaman dan mengucapkan selamat. Alfian berjalan begitu saja. Mengacuhkan uluran tangan Noah.

Noah paham, pasti dirinya yang pernah dekat dengan Sara adalah penyebab semua itu. Karena sewaktu Noah masih menjadi arsitek freelance untuk salah satu proyek Rahardja, pria itu bersikap layaknya profesional bahkan pernah memuji presentasi miliknya.

Padahal dengan adanya bayi dikandungan Sara. Noah sudah kalah telak dari pria itu, entah apa yang membuat Alfian begitu bersemangat menjatuhkannya.

"Nasi goreng milikmu terlihat enak. Aku akan meminta satu untuk ku"Ucap Sara yang sejak tadi tergiur oleh aroma nasi goreng Noah dengan telur mata sapi diatasnya.

Noah terkekeh melihat Sara yang segera bangkit menuju dapur dan kembali duduk disamping Noah.

"Ponakanku bertambah besar"

"Bilang saja kalau Kau ingin mengatakan Aku bertambah besar"Dengus Sara yang dibalas tawa Noah.

"Kenapa Ibumu bertambah sensitif?"Ucap Noah yang masih tertawa sambil mengelus perut Sara.

Sara merengut dan membuang muka ke samping. Begitu Ia menengok ke samping, Alfian sudah berdiri menjulang.

Kecanggungan semakin terasa karena Noah juga menyadari kedatangan Alfian. Pria itu duduk didepan Sara tanpa mengucapkan apapun.

Bersamaan dengan itu, Nesya keluar dari dapur dengan piring berisi nasi goreng milik Sara ditangannya. Nesya yang menyadari kehadiran orang lain dimeja itu, menaruh piring dimeja dan duduk disamping Alfian.

Nesya memulai obrolan ringan yang ditanggapi oleh Sara dan Noah.

"Mengapa Pak CEO kita berantakan sekali?"

"Dia lebih menyukai pekerjaan lamanya"Balas Sara

"Semua orang bermimpi menjadi pemimpin perusahaan. Kau justru tidak mau?"Tanya Nesya heran

"Bukan seperti itu. Hanya saja tekanan dan tanggung jawab nya lebih berat"

Alfian yang sejak tadi diabaikan menatap Noah mengejek. Sedari tadi keberadaannya tidak dianggap hingga membuatnya menarik piring serta minum milik Sara yang baru dimakan beberapa suap.

Setelah menghabiskan makanan dimulutnya pria itu menyaut secara tiba-tiba "Semua itu tergantung kemampuan yang dimiliki. Sulit memang jika seorang pemimpin tidak berkompeten"

Suasana menjadi hening dan kecanggungan kembali terjadi. Sara menendang kaki Alfian dan menyuruh pria itu diam lewat tatapan mata. Sara dan Nesya tau selama ini Noah tidak percaya diri hingga tidak mau memegang perusahaan keluarganya. Baru-baru ini saja pria itu mau dan Alfian si manusia sombong itu malah menjatuhkan kepercayaan dirinya.

...

Alfian senantiasa mengekor langkah Sara. Saat ini mereka berada di pusat pembelanjaan karena Sara ingin membeli beberapa pakaian hamil untuknya.

Sudah ada beberapa kantung belanja yang Alfian bawa. Pria itu langsung sigap membawa kantung-kantung tersebut setelah membayarnya. Dan Sara tidak protes akan hal itu, lagipula ini semua akibat ulah Alfian.

Sara melangkah menuju bakery store yang cukup terkenal sebelum berhenti mendengar seseorang memanggil.

"Alfian"

Seorang wanita dewasa yang menggunakan halter top serta midiskirt menyapa Alfian.

"Ternyata benar kamu. Aku kira salah orang"Jawab wanita itu sambil tersenyum manja dan merangkul lengan Alfian.

Sara yang melihat itu hanya menatap malas. Entah siapa lagi wanita itu.

"Oh ya. Dia siapa?"Tanya wanita itu

"Suami saya adalah sepupu Alfian"Sela Sara sebelum Alfian menjawab

"Aku kira siapa. Perkenalkan Aku Tasya, kekasih Alfian"

Alfian berusaha melepaskan rangkulan Tasya.

"Wah, Alfian harus mengenalkanmu ke keluarga besar. Maaf ya, Alfian membantuku belanja. Jika kalian ingin pergi berdua, silahkan saja. Aku pergi dulu"

Alfian yang mendengar perkataan Sara menyentak tangan Tasya. Ia menyusul Sara yang sudah berbalik arah, tidak jadi ke toko roti itu.

"Tidak jadi beli roti?"

"Hmm"

"Mau kemana lagi?"Tanya Alfian

"Pulang"Jawab Sara singkat

Mereka menuju lobby dan seorang petugas valet menghampiri Alfian dan menyerahkan kunci.

Wanita itu hanya diam, walaupun biasanya juga Sara malas berbicara dengannya. Namun, keheningan kali ini terasa berbeda. Entah mengapa Alfian merasa seperti ketahuan berselingkuh. Akan tetapi dilain sisi pria itu senang. "Apakah wanita itu cemburu?" Pikirnya.

"Cemburu?"Tanya Alfian ditengah keheningan dalam mobil

"Aku? Cemburu denganmu?"Balas Sara sinis

"Wanita dan harga dirinya" Gumam Alfian

Sara mendengus mendengar gumaman pria itu. Lagi pula siapa yang cemburu?

sara (END)Where stories live. Discover now