part 6

138K 8.8K 25
                                    

Sesampainya di apartmen, Sara segera memasak mie rebus yang diidamkannya sejak tadi.

Ting Nong

Bel apartmen Sara berbunyi.
"Nesya.. Mengapa senang sekali menggangu ketenanganku" Gerutu Sara. Setelah memindahkan mie nya kedalam mangkuk dan meletakannya di ruang tengah. Sara segera berjalan ke pintu

"Kembalilah ke rumahmu Ne-" Ucapan Sara terhenti ketika melihat Orang yang berdiri didepan pintu

"Boleh Kakek masuk, Sara?"

"Oh.. Tentu, Mari masuk Kek" Sara cukup kaget dengan kehadiran Kakek Alfian di unitnya

"Maaf berantakan, Silahkan duduk"
Kata Sara canggung

"Tak apa. Kau sedang makan ya? Lanjutkan makananmu dulu saja"

"Bisa aku lanjut nanti Kek. Sebentar aku siapkan minum dulu"

Kemudian Sara berlalu ke dapur dan kembali dengan 2 gelas teh ditangannya

"Makanlah dulu, Sara. Kakek tak apa menunggu"

"Aku tak-" Ucapan Sara terpotong dengan Kakek yang memaksa Sara untuk makan

"Aku akan menunggu, Sara"

"Kakek dan Cucunya benar benar pemaksa"  Ucap Sara dalam hati

Sara makan dengan cepat karena tidak enak dengan kakek yang ada dihadapannya. Setelah Sara selesai makan, barulah Kakek Raharjo berbicara

"Cucuku benar seorang bajingan ya?"

Sara hanya meringis mendengar Kakek mengatai Alfian seorang bajingan. "Walau itu kenyataannya" batin sara

"Kau sudah memilih keputusan yang tepat untuk bercerai dari Alfian. Tuntutlah harta dari Alfian. Cucuku itu memiliki banyak uang"

Sara tersenyum "Terimakasih karena Kakek menyetujui keputusanku. Tapi, Aku tidak akan menuntut apapun. Aku hanya masih tetap bekerja di kantor, Kakek tidak keberatan kan?"

"Tentu tidak. Keputusanmu benar, karena posisimu sudah bagus disitu. Kalau Alfian memecatmu, segera telfon kakek"

"Andai Anakku masih hidup 5 tahun lagi sebelum ajal menjemputnya. Pasti mereka dapat memberikan cucu untukku setidaknya satu lagi. Agar aku memiliki cucu selain Alfian" Kakek terkekeh setelah mengucapkannya

Sara melihat ada kesedihan dimata kakek ketika ia mengingat Anaknya, Orangtua Alfian yang meninggal ketika Alfian berumur 7 tahun.

"Setidaknya kakek berhasil mendidik Alfian hingga ia menjadi sangat kaya sekarang"

"Untuk apa ia kaya? Sedangkan tidak memiliki anak dan istri. Ngomong-ngomong, Apa kau hamil Sara?" Tanya Kakek penasaran

"Tidak kek. Aku sudah memastikannya"

"Hmm.. Padahal aku berharap kau mengandung cicitku dan aku akan membantu untuk menyembunyikannya dari Alfian kalau itu benar"

Sara hanya tertawa kecil mendengarnya. "Alfian pasti akan memiliki istri lagi dan akan memberikanmu cicit nanti kek"

"Aku tidak yakin ia akan menemukan cucu menantu seperti dirimu. Aku hanya berharap setidaknya Alfian tidak memberikanku cicit dari jalang-jalangnya"

"Kalau itu benar. Pastilah Kakek telah memiliki banyak keturunan" Ucap Sara mengingat banyaknya Alfian bermain wanita

"Ya.. Dan aku akan benar-benar menjadi kakek buyut. Pokoknya kamu tidak boleh menjauhi kakek ya? Setelah bercerai nanti" Tanya kakek penuh harap

"Tentu kek. Mari kita piknik lagi nanti. Aku akan membuatkan kakek banyak sandwich dan croissant"

"Benar ya? Akan kakek tunggu. Ajak juga temanmu yang ikut terakhir kita piknik itu, siapa? Kakek lupa namanya"

"Nesya, Kek. Aku akan mengajaknya nanti"

Kakek menganggukan kepalanya
"Sudah malam. Kau istirahatlah, jangan memikirkan apapun lagi. Kakek pulang"

Setelah mengantar kakek keluar gedumg apartmen yang sudah ditunggu oleh supir pribadinya di lobby. Sara kembali ke unitnya dan merebahkan dirinya di kasur. Ia jadi memikirkan kemungkinan
"Apakah Alfian benar telah memiliki anak?"

Sara memukul kepalanya "Untuk apa memikirkan itu ketika akan bercerai,Sara. Sedangkan hal itu tidak terpikirkan ketika aku akan menikah dengannya"

sara (END)Where stories live. Discover now