part 47

76.8K 5.5K 139
                                    

Sara dan Damian memasuki toko perlengkapan bayi. Mereka memilih segala macam baju dan peralatan bayi mengingat belum ada satupun perlengkapan yang Sara miliki.

Setelah lebih dari satu jam berbelanja, mereka keluar dari toko. Sedangkan kantong-kantong belanja sudah dibawa oleh Asisten Damian.

Damian mengajak Sara untuk makan disebuah restoran nusantara. Saat sudah selesai memilih menu, telpon milik Damian berbunyi.

"Ya, ada apa Raka?"

Sara yang mendengar itu, hanya diam saja sembari meminum minumannya yang sudah tiba. "Mungkin urusan pekerjaan"pikirnya.

"Alfian masuk rumah sakit?"

Mendengar kalimat Damian, Sara langsung menegakan kepalanya melihat kearah Damian.

"Jatuh?"

"Oh, baiklah. Kabari Aku ruangan Alfian. Nanti Aku menyusul"

Damian mematikan telpon miliknya dan meletakannya dimeja. Ia menatap Sara dan tersadar akan tatapan penasaran Sara terhadapnya.

"Alfian masuk rumah sakit"Terang Damian

"Kakek mau pergi sekarang? Kita tunda saja makan siangnya?" Tanya Sara

Pertanyaan Sara dibalas kekehan oleh Damian membuat Sara mengernyitkan dahinya.

"Kau khawatir dengan cucuku, Sara?"

"Tidak, Aku pikir Kakek ingin kesana sekarang"Bantah Sara tetapi pipinya memerah dengan sendirinya.

Damian hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum tipis "Tidak apa-apa. Kita makan dulu saja"

Tak lama kemudian pelayan menyajikan pesanan mereka. Damian makan dengan lahap sedangkan Sara seperti kehilangan nafsu makannya. Perutnya terasa tegang membuat Sara mengelus perutnya sambil bersandar dikursi restoran.

Damian menaruh sepotong daging ke atas piring Sara "Cobalah, Mengapa Kau makan sedikit sekali? Kau baik-baik saja?"Tanya Damian khawatir melihat Sara hanya makan  beberapa suap.

"Aku baik-baik saja, Kek. Hanya malas makan beberapa hari ini"

"Jangan dianggap remeh, kapan jadwal periksa Kau ke dokter?"

"Besok"

"Segera kabari Kakek kalau terjadi sesuatu"Pinta Damian sambil mengelap tangannya dengan serbet menyudahi makan siangnya.

"Ayo, Kakek antar Kau pulang"

"Itu.. Kakek tidak ke rumah sakit?"Tanya Sara

"Aku akan pergi setelah mengantarmu"

"Atau Kau ingin ikut?"Tanya Damian  melihat ekspresi tidak rela Sara.

Mendengar pertanyaan Damian, Sara mengangguk kaku. Entahlah, Ia khawatir dengan keadaan Alfian tapi hanya sedikit. Catat! Hanya sedikit. Sedari tadi muncul pertanyaan dalam otaknya. Apakah pria itu terluka parah? Karena Damian sempat mengatakan jatuh.

....

Tiba di rumah sakit yang berada tidak jauh dari kantor Rahardja, Sara dan Damian menuju ruangan dimana Alfian berada.

Saat masuk ke ruangan VIP tersebut, nampak Alfian yang duduk di sofa sambil melihat berkas dibantu oleh Raka. Dari kegiatan pria itu, Alfian terlihat baik-baik saja. Hanya tangan kanannya dibalut oleh gips.

Alfian dan Raka kompak menoleh ketika mendengar pintu terbuka. Raka segera berdiri menunduk hormat sedangkan Alfian membuang muka acuh kembali melihat berkasnya.

"Apa Aku bilang? Dia tidak apa-apa kan? Tidak perlu mengkhawatirkan anak kurang ajar itu"Kata Damian pada Sara

Sementara Alfian hanya mendelik begitu mendengar kata-kata Damian.

"Lain kali gunakan kaki mu dengan benar. Bisa-bisanya Kau terjatuh didepan klien?"Ledek Damian sambil tertawa kencang.

Raka hanya diam mendengar tawa Damian. Tuannya terjatuh disebuah tangga restoran ketika hendak menuruni tangga sambil mengobrol bersama kliennya setelah pertemuan mereka selesai. Kejadian itu tentunya mengagetkan banyak pihak. Tapi dibanding sakit, rasa malu Tuannya itu sepertinya lebih besar mengingat telinga Alfian yang langsung memerah ketika orang mulai menolongnya.

"Aku pulang. Sisanya biar Ku kerjakan besok"Kata Alfian sambil meminta Raka untuk membereskan kertas yang tercecer di meja.

Begitu hendak keluar, Ia menatap Sara sekilas.

"Kau ini! Tidak tahu terimakasih, sudah dikhawatirkan malah pergi begitu saja" Damian mengoceh melihat Alfian hendak melewati dirinya dan Sara begitu saja.

"Kau pulanglah dengan Alfian. Kalian tinggal bersama kan?"Tanya Damian pada Sara

Sara hanya terdiam, bingung untuk membalas apa. Selain itu, Ia juga bingung dengan sikap acuh Alfian. Pria itu masih marah dan hanya diam saja tidak menghiraukannya. Tidak mungkin kan kalau Sara menebeng pria itu untuk ikut pulang bersamanya.

"Cepat" Kata Alfian ketus melihat keengganan Sara.

Walaupun ketus, pria itu masih menunggu Sara hingga berjalan disamping dirinya sebelum berjalan bersama.

....

Sara sudah segar dan berganti baju. Ia keluar dan melihat Alfian masih setia duduk disofa sambil menyalakan televisi.

Kemudian Ia berlalu ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Setelah siap, Sara menata makanan dimeja. Ia menimbang apakah perlu menawari pria itu makan. Lama berpikir, Sara mendekat ke ruang tengah.

"Kau ingin makan?"

Alfian hanya berdehem, perutnya memang sudah kelaparan sejak tadi. Hanya saja rasa gengsi menjalar dihatinya.

Melihat Alfian yang sudah berdiri, Sara kembali ke meja makan diikuti oleh Alfian. Ia mengambilkan makanan untuk Alfian dan dirinya kemudian mulai makan.

Posisi mereka duduk bersebrangan. Sara makan dengan lahap, selera makannya sudah tidak seburuk tadi.

Setelah itu, Sara tersadar kalau Alfian makan dengan berantakan. Pria itu tampaknya kesulitan untuk makan dengan tangan kirinya.

Sara berdiri dan menggeser kursi disamping Alfian. Membuat pria yang fokus untuk berusaha menyuapkan dirinya dengan sendok  menoleh.

Setelah duduk, Sara mengambil sendok dari tangan Alfian dan mengarahkan sendok ke mulut pria itu setelah menyendokan makanan.

Alfian membuka mulutnya tanpa protes. Sara menyuapi pria itu hingga makanan dipiringnya habis.

Setelah membantu Alfian dan menghabiskan makanannya sendiri, Sara membereskan meja makan dan beranjak ke sofa ruang tengah. Sedangkan Alfian sudah masuk ke dalam kamar.

Saat sedang asik menonton tayangan televisi. Tiba-tiba Alfian sudah berada disampingnya dengan kancing kemeja yang sudah sepenuhnya terbuka.

"Bantu Aku"Kata pria itu sambil memalingkan wajahnya.

Sara berdiri dan membantu Alfian membuka bajunya. Pantas saja pria ini tidak mandi sejak tadi. Rupanya Alfian tidak bisa membuka bajunya sendiri.

"Aw" Alfian berdesis sakit ketika Sara berusaha mengeluarkan baju dari tangannya yang di gips.

Setelah selesai membuka baju Alfian. Tangan Sara secara otomatis membuka celana bahan pria itu. Sara tidak menyadari kedua telinga Alfian sudah memerah sempurna.

Celana bahan Alfian sudah terlepas sempurna. Menyisakan boxer hitam didalamnya.

"Kau ingin Aku bantu mandi?" Tanya Sara serius.

Alfian mendengar pertanyaan Sara langsung berbalik meninggalkan wanita itu menuju kamar mandi. "Bisa-bisanya Sara bertanya seperti itu"Rutuk Alfian.




Tbc




sara (END)Where stories live. Discover now