part 26

104K 6.8K 88
                                    

Kini tangan Alfian merambat ke pinggang Sara. Mengabaikan Sara yang pastinya berusaha menahan emosi, merasakan gerakan tangan Alfian yang tambah lama tambah tidak tau sopan santun.

Meletakan pisau dan garpunya. Sara tersenyum melihat Noah yang tampaknya sudah selesai menelpon. Noah kembali ke arah meja dan membalas senyuman Sara.

Melihat itu, Alfian muak dan berusaha tetap makan seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Mohon maaf, Pak. Obrolan kita terputus karena Ibu saya menelpon" Kata Noah setelah kembali ke tempat duduknya.

"Tidak masalah. Me-"

Ucapan Alfian terputus ketika, Sara yang sedang minum tersedak dan menumpahkan minuman manis itu ke celana Alfian.

Noah yang melihat itu terkejut dan segera memanggil pelayan untuk meminta lap kering.

"Oh Tuhan, maafkan saya pak. Saya tidak sengaja sungguh"Ucap Sara yang disertai senyuman tipis yang hanya disadari oleh Alfian.

Kemudian seorang pelayan memberikan sebuah handuk kecil kepada Alfian yang ditolak dengan sopan.

Alfian tersenyum dan menyentuh bahu Sara, seolah menenangkan.
"I'm ok, tidak perlu khawatir"

"Maafkan kecerobohan saya pak"Balas Sara dengan raut bersalah yang dibuatnya.

Sementara Noah yang khawatir akan nasib Sara, beranjak ke sebelah Sara. Ia takut akan Alfian yang didengarnya dari karyawan di kantor sangat tempramen dan tidak boleh diusik.

"Satu jam lagi, Saya memiliki rapat dengan investor asing dan sepertinya tidak sempat untuk kembali ke rumah"

"Biar saya yang bertanggung jawab pak"Sahut Noah

"Mungkin tidak adil, Jika kau yang bertanggung jawab. Kecuali kalian adalah sepasang kekasih?"Balas Alfian dengan menaikan sebelah alisnya.

"Ta-"

Perkataan Noah langsung dipotong Alfian. "Mungkin Bu Sara bisa menebus kesalahannya. Bukankah nanti kamu juga ikut rapat itu? Sebaiknya kamu ikut saya saja"

Sara melotot kesal mendengar alibi Alfian yang mencari kesempatan itu. Sial! Ia yang ingin mengerjai Alfian agar Alfian cepat-cepat pergi. Sekarang malah harus terjebak dengan pria itu.

Rasanya ingin mengonfrontasi pria itu, tapi akan terlihat sangat tidak etis di tempat ini dengan disaksikan Noah dan beberapa pegawai kantor.

================================

Niat Sara ingin segera kabur begitu keluar dari restauran. Tapi apa daya jika si brengsek telah menelpon supirnya untuk menunggu di depan. Juga Noah yang terus mengekori Sara dan Alfian menuju mobil.

Mengapa pria tersebut sangat tidak peka akan raut wajah Sara. Apakah Noah takut dengan Alfian? Pikir Sara.

Mobil berjalan keluar dari restauran. Terdengar kekehan kecil dari kursi disamping Sara. Sementara wanita itu membuang muka ke jendela.

Alfian menggeser duduknya memepet Sara. "Jangan merajuk begitu, disini Akulah korbannya" Bisik Alfian ditelinga Sara. Yang dibalas dorongan kencang di bahu Alfian.

"Brengsek, kalau begini jadinya. Aku akan memesan air panas"

Alfian tertawa kencang yang membuat supir yang sudah 5 tahun bekerja dengannya menengok heran ke kaca tengah. Selama ini bekerja dengan Tuannya tidak pernah melihat Alfian tertawa seperti ini.

"Thank God, Kalau ya Aku tidak dapat membuat mu terkapar enak dibawahku lagi"

Sara hanya dapat memejamkan matanya. Pria ini akan terus menjadi-jadi jika Sara membalas.

Hingga beberapa menit kemudian mereka sampai di sebuah butik ternama. Sebenarnya Alfian memiliki walk in closet di ruangannya. Tetapi kesempatan untuk berdua dan membuat Sara kesal tidak akan datang kedua kalinya.

Alfian disambut di butik itu dan segera meminta untuk diambilkan setelan jas. Ia duduk di sofa sambil menunggu. Sementara Sara berdiri jauh dari Alfian dan melihat koleksi gaun dan beberapa pakaian wanita yang ada disitu.

Sejenak Sara melupakan kekesalannya ketika melihat koleksi-koleksi yang sangat menarik mata perempuan jika melihatnya. Hanya saja Ia meringis membayangkan harga pakaian di butik ini.

Beberapa karyawan butik yang ada terlihat meremehkan Sara. Yang pastinya tidak akan mampu membeli di butik ini. Terlihat dari sikap mereka yang hanya melayani dan menghormati Alfian dan beberapa Ibu-Ibu sosialita yang ada di butik itu.

Alfian menghampiri Sara dan merangkul pinggangnya. Hal tersebut menyadarkan Sara dari lamunannya saat menatap sebuah gaun yang indah.

"Ambil saja yang kamu mau"

Sara mencoba melepaskan diri dari Alfian yang malah semakin menempel pada Sara dan menyerukan wajahnya dileher Sara.

Kegiatan itu harus terhenti dengan interupsi dari manager butik yang membawakan setelan jas untuk Alfian.

Pria itu mengangguk dan berlalu ke kamar ganti dan terlihat berbicara sesuatu. Sementara Sara yang terbebas dari Alfian memilih untuk menunggu diluar. Ia tidak dapat kabur karena Alfian menahan tas milik Sara.

Tak lama pria itu keluar dari butik dengan setelan jas yang pastinya berharga fantastis. Di ikuti dua orang karyawan butik yang membawakan paper bag.

sara (END)Where stories live. Discover now