part 42

90.2K 6K 94
                                    

Drt drt

Alfian Rahardja is Calling

Sara yang sedang bersiap untuk pergi ke kafe, melirik ke arah handphone miliknya yang berbunyi. Setelah tadi pagi Ia mengkonfrontasi pria itu dengan mengatakan bahwa Ia tetap ingin tinggal bersama Nesya. Pria itu hanya pergi dan sebelum itu menunduk untuk mengecup perutnya.

"Ya?" Jawab Sara begitu mengangkat panggilan

"Kamu dimana?"

"Ada perlu apa?"

Disebrang sana terdengar gerutuan Alfian sebelum menjawab "Apa sulitnya untuk menjawab pertanyaan itu?"

"Di apartemen" Balas Sara malas mendebat Alfian

"Ingin makan apa? Aku pesankan sekarang"

"Tidak perlu. Aku akan keluar"

"Hmm.. Jangan sampai lupa makan"

"Ya"

"Hati-hati. Langsung kabari Aku kalau ada apa-apa"

"Ya"

Setelah sambungan tertutup, Sara segera mengambil tas nya dan keluar. Begitu tiba di lobby hotel, Sara mengecek handphone untuk memastikan posisi driver online yang Ia pesan.

"Nyonya Sara?"

Sara menengok ke kanan dan kiri untuk memastikan sebelum menjawab "ya?"

"Saya Harto yang mulai hari ini bekerja sebagai supir Nyonya"

"Maaf Pak, tapi Saya sudah memesan taksi online"

Drt drt

Handphone milik Sara kembali berdering dan langsung Ia angkat tanpa membaca nama peneleponnya.

"Ya Pak?"

"Turuti saja. Lagipula apa sulitnya untuk naik dan duduk diam dimobil"

Suara yang sudah tidak asing itu membuat Sara menjauhkan teleponnya dan berdecak kesal. Ia kira penelepon itu adalah driver online yang Ia pesan. Ternyata pria menyebalkan yang merupakan Ayah dari anaknya.

Entah pria itu cenayang atau apa. Sara langsung mematikan sambungan tanpa menjawab apa-apa kemudian naik ke mobil yang dibukakan Pak Harto. Kali ini Sara menuruti Alfian karena selain gampang lelah jika terlalu lama berdiri, taksi online pesanannya juga terjebak macet. Ia juga meminta maaf kepada taksi online yang Ia pesan kemudian membatalkannya.

...

Waktu sudah sore, ketika Sara masih asik dengan sepotong cake dan hot chocolate di kafe miliknya dan Nesya.  Ini merupakan cake ketiganya untuk hari ini. Godaan untuk melahap beragam jenis cake yang terpajang di etalase kafe sangat sulit dilewatkan olehnya.

Pintu kafe terbuka berbunyi, Sara menengok dan melambai ke arah Noah yang masih menggunakan kemeja miliknya. Pria itu cukup sibuk saat ini karena mulai membantu perusahaan Ayahnya.

Noah menghampiri Sara dan duduk disampingnya. Sara menyuapkan potongan cake ke mulut Noah dan menunggu respon pria itu.

"Benar-benar enak kan?"

Melihat mata bulat Sara yang berbinar, Noah tertawa sambil mengangguk.

"Apa saja makanan yang sudah dimakan ibumu hari ini?" Tanya Noah seolah mengobrol dengan bayi didalam perutnya.

Pria itupun bertanya sambil meletakan tangannya di perut Sara.

Pembicaraan mereka terhenti ketika menyadari adanya sosok yang masih menggunakan setelan kerjanya itu berdiri di depan meja.

"Ayo pulang"

Tangan Noah yang semula berada diperut Sara ditarik Noah dengan kecanggungan.

Sementara Sara tidak peduli dengan kehadiran beserta perintah pria itu, menyeruput hot chocolate miliknya.

...

Kecanggungan yang tidak enak di kafe tadi, diredam oleh kedatangan Nesya yang berusaha seceria mungkin menyapa Noah.

Namun, saat ini Nesya sendirilah yang merasakan tidak nyaman. Berada diantara mantan suami istri ini di dalam sedan mewah milik Alfian.

Beruntung jalanan tidak padat sehingga mereka tiba sekitar 30 menit kemudian. Sara berjalan disamping Nesya dan Alfian mengikuti langkah mereka dari belakang.

Tiba di depan unit Sara, Pria itu secara tiba-tiba menyodorkan karty akses pada Nesya.

"Untukmu. Kau bisa tinggal disitu mulai saat ini, asistenku sudah memindahkan semua barangmu tadi siang" Alfian menjelaskan dengan menunjuk pintu apartemen diseberang unit Sara.

Sara segera menarik Nesya menuju unitnya, mengabaikan Alfian. Mereka masuk ke dalam dan Sara menuju kamarnya untuk mandi.

Seusai mandi dan berpakaian, Ia tidak terkejut melihat Alfian sedang makan di meja makan. Pria itu menengok ke arah Sara sebelum kembali fokus dengan mangkuk didepannya.

"Kemana Nesya?"

Pertanyaan Sara diabaikan Alfian. Sebelum Ia bertanya kembali "Dimana Nesya?"

"Di unit nya" Jawab Alfian santai.

Sara mendengus dan membalikan badannya untuk melangkah ke unit depan. Sebelum suara pria itu menghentikannya.

"Keluar dari pintu ini, jangan salahkan Aku bila kafe milikmu dan sahabatmu itu tutup"

"Silahkan"

"Thanks to you. Berkat kebaikanmu memberikan Aku uang yang banyak itu, Aku masih mampu untuk membangun 6 kafe seperti itu lagi"

Alfian tertawa mendengar jawaban Sara. Sepertinya wanita itu meniru kesombongannya dengan baik.

Sara berjalan menuju pintu dan menyadari bahwa pintu apartemen miliknya terdapat kunci tambahan. Yang sudah pasti pelakunya adalah pria yang saat ini masih duduk di meja makan.

"Kemarilah. Bukankah aroma sup ikan ini sangat menggoda?"

Pusing dengan kelakuan Alfian. Sara menuju meja makan, untuk memenuhi keinginan anak diperutnya yang dari tadi sudah sangat menginginkan makanan itu begitu mencium aromanya sejak keluar kamar.

...

Selepas makan, Sara berbaring  miring dipinggir ranjang. Kemudian disusul oleh Alfian yang sudah segar dengan pakaian santainya. Pria itu berdiri dibelakangnya.

"Jangan tidur dipinggir, bergeser ke tengah" Alfian berkata sambil mendorong pelan wanita itu.

Setelah itu Alfian merebahkan dirinya disamping Sara dengan dada yang menempel dipunggung wanita yang membelakanginya itu. Ia melingkarkan tangan diperut Sara.

"Jangan biarkan lelaki manapun menyentuh ini"

"Kau tidak berhak mengatur"

"Aku berhak"

Sara menulikan telinganya dan kembali menekuri handphone miliknya. Sedangkan Alfian masih asik mengelus anaknya dalam perut Sara.

"Apa jenis kelaminnya?"

"Ia tidak pernah mau memperlihatkannya" Jawab Sara

"Besok kita ke dokter"

"Tidak perlu. Bulan ini Aku sudah kontrol ke dokter" Tolak Sara

"Kita tetap pergi besok"

"Lagipula ada hal penting untuk Aku tanyakan" Sambung pria itu tidak ingin ditolak





Tbc

sara (END)Where stories live. Discover now