50. Piala Bergilir or Sampah Bergilir

8.5K 814 33
                                    

**

Saat ini disebuah Cafe terdapat seorang gadis yang tengah menunggu kedatangan seseorang, hal itu tentunya sangat terlihat dari mata gadisitu yang sama sekali tidak teralihkan dari pintu masuk Cafe. Beberapa menit dan bahkan jam sudah berlalu naun seseorang yang ditunggunya belum juga menampakan batang hidungnya.

Viviane, gadis itu saat ini sudah sangat kesal karena seseorang yang ditunggunya belum juga tiba sampai saat ini. Ia bahkan sudah menghabiskan tiga cangkir es cappucino seraya menunggu kedatangan seseorang tersebut.

Sampai, saat pesanan Es Cappucino nya yang keempat baru saja tiba di meja nya, baru lah terlihat seorang gadis yang sedari tadi ia tunggu itu menampakan batang hidungnya. Gadis itu masih mengenakan baju formal yang membuat gadis tersebut terlihat seperti wanita karir. Viviane yang melihat itu diam-diam membandingkan penampilannya yang sangat bertolak belakang dengan gadis di sudah duduk di depannya ini. Gadis itu terlihat seperti wanita-wanita karir yang sangat bentrok dengan penampilannya yang terlihat seperti remaja pada umumnya.

"Wah, cuaca hari ini memang cukup panas jadi sangat cocok untuk meminum Es." Ucap Naja. Sedangkan Viviane yang mendengar itu pun langsung mendengus. Ia tahu bahwa Naja tengah menyindir dirinya yang sudah menghabiskan hampir empat cangkir Es Cappucino tetapi apakah gadis di depannya ini tidak sadar bahwa ia melakukan ini juga karena jenuh menunggu kedatangannya yang sangat lama.

"Tidak usah menyindirku. Aku juga melakukan ini karena terlampau jenuh menunggu kehadiranmu. Aku sangat menyayangkan seorang gadis yang terkenal dengan kecerdasan dan kedisiplinannya dalam dunia bisnis ini pada nyatanya datang tidak tepat waktu." Ucap Viviane yang juga ikut membalas sindiran Naja. Sementara Naja yang mendengar itu pun langsung terkekeh kecil.

"Harusnya kamu membuat janji dari jauh-jauh hari terlebih dahulu sebelum mengajakku untuk ketemuan, karena gadis seperti aku ini tidak punya waktu seluang itu. Jadi saya harap nona Viviane bisa memakluminya." Balas Naja dengan senyuman sopan diakhir ucapannya yang dibalas dengusan kesal dari Viviane. Sebenarnya Naja sengaja datang terlambat , toh sedari tadi ia memang berada di area taman dekat cafe ini jadi sangat tidak mungkin jika hal adalah kebenarannya.

Selain itu Naja juga ingin memberikan Viviane pelajaran karena dengan seenaknya menyuruhnya kesini tanpa meminta pendapatnya terlebih dahulu, bukan kah gadis didepannya ini terlalu lancang?.

"Kamu kira, kamu saja apa yang sibuk?. Aku juga sibuk asal kamu tahu." Balas Viviane yang tidak ingin disalahkan.

"Jadi ada hal apa sampai membuat nona Viviane yang sibuk ini meyuruhku kesini?. Dan aku berharap tujuan kamu menyuruh kesini itu penting karena kita semua tahu bahkan kita sama-sama memiliki kesibukan sendiri, jadi aku berharap kau tidak mengecewakan aku dengan mengatakan hal yang tidak penting." Ucap Naja seraya melipat tangannya di depan Dada seraya menatap Viviane dengan pandangan menyelidik.

Viviane yang mendengar ucapan dari Naja diam-diam mengepalkan tangannya. Sungguh, ia sangat tidak menyukai saat seseorang menganggap ia remeh dan gadis depannya ini dengan terang-terangan meremehkannya melalui tatapan dan perkataannya yang dibungkus dengan suara yang merdu.

"Jauhi Arsen!" Ucap Viviane dengan mata yang menatap Naja dengan tajam. Sedangkan Naja hanya menatap Viviane dengan wjah bingungnya.

"Why?" tanya Naja dengan santai. Sedangkan Viviane yang mendengar pertanyaan santai Naja itu kembali menahan emosinya dengan menggepalkan tangannya sekuat tenaga. Kenapa? Gadis didepannya ini bertanya kenapa?. Oh ayolah, apakah gadis didepannya ini tidak tahu malu? Bagaimana bisa ia melontarkan pertanyaan itu sedangkan jelas-jelas dirinya tahu kalau ia memiliki hubungan serius dengan Arsen?.

"Kenapa?. Aku tidak salah dengar kamu bertanya seperti itu?. Melody Atnaja Armstrong dengerin aku baik-baik ya, Aku dan Arsen itu pacaran!. Jadi aku harap kau masih punya sedikit harga diri dengan menjauhi Arsen karena Arsen itu adalah milikku!." Tekan Viviane dengan tajam.

"Kamu salah paham, maksud pertanyaanku adalah kenapa harus aku yang menjauhi Nio sedangkan yang selalu menempel kepadaku itu Nio bukan aku. Jadi bukankah yang harus kau peringatkan itu Nio bukan aku untuk menjauhiku?" Ucap Naja dengan lugas. Sedangkan Viviane semakin mengencangkan kepalan tangannya mendengar ucapan dari Naja yang langsung menujuk ulu hatinya terlebih dengan panggilan nama Arsenio yang disebutkan Naja masih sama dengan panggilan saat mereka menjalin hubungan.

"Apakah kau tidak mempunyai harga diri lagi setelah putus dengan Arsen?. Bagaimana kamu bisa masih mengikat lelaki yang sudah menjadi mantanmu untuk berada disekitarmu sementara lelaki itu sudah memiliki pasangan baru?. Kamu tahu Naja, kau itu tidak lebih dari seorang pelakor yang menjadi perusak hubungan orang lain." Ucap Viviane dengan nada suara yang mulai meninggi. Ia bahkan sudah tidak peduli dengan pengunjung lain yang akan melihat atau mendengar perkataannya, bahkan sekarang ia menjadi sangat ingin untuk mempermalukan orang didepannya ini.

"Ha, jadi sekarang kamu takut aku kembali merebut apa yang sudah kau rebut Viviane?. Memang benar kata orang, sebaik apa pun barang hasil merebut milik orang lain akan tetap hilang juga karena pada kenyataanya sedari awal barang tersebut bukanlah milikmu." Ucap Naja dengan nada yang masih santai. Bahkan ia juga tidak peduli dengan orang-orang yang sudah berbisik-bisik mengenai dirinya.

"Apa?. Apa yang aku rebut darimu? Arsen sedari awal itu memang sudah milikku, kami sudah saling mengenal dari kecil sedangkan kau orang yang baru saja dikenal oleh nya dengan beraninya mencoba untuk merebutnya dariku!." Ucap Viviane dengan emosi yang sudah tidak terkontrol lagi, bahkan saat ini gadisitu sudah menunjuk-nunjuk wajah Naja dengan penuh amarah.

"Dan asal kau tahu Naja, tidak hanya Arsen tapi Barga, Kaili, dan Ezio juga udah punya pacar semua yang mana berarti kau juga menyakiti hati pacar-pacar mereka karena keegoisanmu itu yang sangat maruk menginginkan semua lelaki. Dan yang lebih parah siapa itu target mu yang sekarang, Galaxy?. Bukannya dia juga sudah punya pacar dan parahnya kau membuat hubungan mereka diujung tanduk karena kau yang memaksa Galaxy untuk menjadi kekasihmu. Jujur kau bingung dengan hidupmu itu Naja, sebenarnya kamu itu apa sih? Piala bergilir atau sampah bergilir?." Ucap Viviane dengan senyuman mengejek diakhir katanya.

"Hah, harus berapa kali sih aku bilang kalau yang mendekati aku itu mereka bukan aku. Dan lagi aku bukanlah Piala bergilir apalagi sapah bergilir, tapi aku adalah sebuah tander bisnis yang dimana banyak orang-orang kuat yang memperebutkan aku dengan jaminan mereka akan mendapatkan keuntungan jika berhasil mendapatkan ku." Balas Naja santai walaupun jauh didalam hatinya sebenarnya ia merasa cukup tersindir dengan ucapan dari Viviane tetapi ia berusaha untuk mengendalikannya.

"Dasar perempuan mur-" ucapan Viviane langsung terputus karena tiba-tiba saja tangannya ditarik dengan kencang oleh seseorang yang kemudian tubuhnya langsung diseret seseorang tersebut menuju luar Cafe.

"Ups, sorry tadi sebelum kesini aku memang menghubungi Nio untuk menyuruhnya datang" ucap Naja dengan nada yang dibuat-buat. Sedangkan Viviane yang mendengar samar-samar ucapan dari Naja langsung menatap tajam gadis itu sebelum kembali mengikuti langkah Arsen yang terus menyeretnya.

Dandelion Where stories live. Discover now