43. Pilihan seorang Ayah

14.3K 1.7K 1.1K
                                    

Annyeong!

Kaget ya aku update hehe,
sebenernya sih tadinya Ayuk mau nunggu sampe Coment di part sebelumnya tembus dulu baru update tapi karena mungkin kalian mikirnya ayuk udah jarang update jadi males untuk spam Coment lagi jadi yaudah lah untuk kali ini ayuk ikhlas kok soalnya kan ini juga salah Ayuk yang gak bisa update setiap hari lagi seperti di perjanjian. 🥺

Maaf ya guys, Ayuk harap walaupun Ayuk gak bisa update setiap hari, kalian masih bisa ngasih aku semangat dengan spam Coment di setiap part nya jadi Ayuk ada tujuan untuk update.🙏🥺

Ayuk harap untuk part selanjutnya kalian tetap semangat yau Spam Coment nya. AYO SEMANGAT KALI INI TARGET NYA MASIH SAMA 1K SPAM COMENT LAJOTTT!.

**

Axell yang mendengar ucapan dari Naja pun langsung memukul meja makan dengan kencang sehingga membuat semua orang yang berada disana terkejut termasuk Naja yang saat ini tengah mengelus dadanya berusaha untuk menenangkan debaran jantungnya yang terus memompa dengan cepat.

"APA-APAAN ITU NAJA?! KENAPA KAU MENJADI SESEORANG YANG BEGITU EGOIS SEPERTI INI? KENAPA HARUS PERUSAHAAN YANG BERADA DITANGAN PAPA YANG KAMU INGINKAN HAH? KENAPA TIDAK PERUSAHAAN YANG LAIN SAJA!." Axell saat ini tengah diliputi amarah sehingga ia tidak bisa mengontrol emosi dan kata-katanya. Sedangkan Naja yang baru saja menenangkan debaran jantungnya itu mengepalkan tangannya dengan jantung yang kembali berdebar dengan kencang ketika mendengar ucapan dari Axell yang entah mengapa begitu menusuk di dadanya.

"Kenapa?. Kenapa aku tidak boleh menginginkan perusahaan itu? bukankah aku ini anak papa, Jadi aku pantas dong jika menginginkan perusahaan yang selama ini sudah papa kandung ku jaga. Apa yang salah dari semua itu?. Papa sekarang coba beri aku penjelasan sebagai Papa dan anak perempuannya, bukan atasan dengan bawahannya." ujar Naja dengan nada yang sedikit serak karena menahan tangis. 

Axell yang mendengar ucapan dari Naja pun menjadi terdiam, ia bingung harus membalas semua ucapan Naja seperti apa lagi. Diam-diam ia melirik sedikit ke arah Ayara yang saat ini tengah menunduk dengan Lisa yang sepertinya tengah berusaha memberi kekuatan kepada gadis itu. 

Tidak, apa yang sudah ia lakukan ini sudah benar. Ia melakukan ini agar kedua anak gadisnya itu mendapatkan hak yang sama dikeluarga Armstrong. Axell sadar jika mau bagaimana pun ia dan keluarganya berusaha untuk mendapatkan hati keluarga Armstrong, keluarganya itu akan tetap membenci mereka semua terutama Ayara dan Lisa. Ia yakin bahwa Naja bisa mendapatkan apa pun yang ia mau dengan mudah terutama warisan keluarga karena gadis itu adalah cucu kesayangan keluarga ini. Sedangkan Ayara? sekeras apa pun gadis itu berusaha semuanya akan sia-sia.

Axell ingin menjadi seorang ayah yang adil kepada anak-anaknya maka dari itu ia berencana untuk memberikan perusahaan yang tengah ini pegang saat ini kepada Ayara. Selain itu ia juga dapat melihat bahwa Ayara nampak berminat dengan masalah perusahaan, hal itu dapat terlihat dengan betapa tekunnya gadis itu dalam membantunya menyelesaikan tugas. Bahkan Ayara juga sudah meminta izin kepadanya untuk ikut membantunya dikantor dan rencananya ia akan mulai membantunya pada minggu depan setiap pulang sekolah.

Sedangkan untuk Naja tanpa ia minta pun gadis itu pasti bisa mendapatkan apa yang ia mau. Oleh karena itu ia sangat berharap Naja bisa mengerti posisinya saat ini serta berharap semoga anaknya itu tidak terlalu serakah tetapi sepertinya rencana Axell berakhir hancur karena tiba-tiba saja Naja menginginkan perusahaannya saat ini. Jika sudah sepertinya ini Axell bisa apa selain berharap semoga keluarga besarnya itu bisa sedikit berbaik hati dengan membujuk Naja.

"Ayo Papa jawab Naja!. Berikan Naja pejelasan agar Naja paham apa yang Papa inginkan." tuntut Naja. Axell yang mendengar nada suara Naja yang nampak menuntut nya untuk bicara itu menjadi gelagapan, ia langsung berdiri dari kursinya lalu berjalan mengitari meja berusaha untuk menggapai bahu anak gadisnya itu. Saat ini kedua ayah dan anak itu berdiri dengan saling berhadapan, Axell terdiam sebentar seraya menatap mata Naja yang juga tengah menatapnya sebelum pada akhirnya ia membuka suaranya.

Dandelion Where stories live. Discover now