40. Pembalasan seorang kakak

13.2K 1.3K 1K
                                    

Maaf ya baru update soalnya kemaren pas ayuk cek Coment nya belum tembus, tapi kali ini karena udah tembus ayuk update lagi yeyyy!

Tembus 1K SPAM COMENT LANJOTTT!

Maaf ya guys kalo kalian merasa ayuk selalu nambahin target Coment nya soalnya ayuk juga butuh penyemangat dan target soalnya kan makin kesini alurnya juga makin susah untuk dirangkai😭

**
Setelah pulang dari mengatar kepergian Saga lalu dilanjutkan dengan acara makan-makan dengan teman-teman Saga, akhirnya Naja bisa merekatkan tubuhnya sejenak diatas kasur empuknya itu, tetapi sepertinya untuk saat ini ia belum diperbolehkan untuk beristirahat karena tiba-tiba saja handphone berdering pertanda ada panggilan masuk.

"Iya pak?" Ucap Naja setelah melihat nama penelpon yang ternyata adalah satpam yang menjaga area kompleknya.

"Maaf mengganggu waktunya nona, ini ada dua orang paruh baya yang memaksa ingin bertemu anda saat ini" lapor satpam itu kepada Naja. Sedangkan Naja yang mendengar itu pun terdiam sejenak, ia tengah menebak kira-kira siapa kedua paruh baya itu, tidak lama kemudian senyuman miring di wajah Naja pun perlahan-lahan muncul ketika menebak siapa kedua orang itu.

"Biarkan mereka masuk pak" ucap Naja yang langsung dituruti oleh satpam itu. Setelah sambungan handphone terputus Naja langsung bersiap-siap untuk menyambut tamu spesialnya itu.

Dan benar saja tidak lama kemudian bel rumah yang di iringi oleh ketukan pintu yang terdengar tidak sabaran itu pun terdengar.

Naja langsung berjalan kearah pintu rumahnya lalu membukakan pintu rumahnya sehingga nampak lah sepasang  paruh baya yang menatapnya tajam.

Plak!

Tiba-tiba saja sebuah tamparan melayang kearah pipi Naja sedangkan Naja hanya meringis dengan kepala yang tertoreh kearah samping. Kemudian dengan cepat mata Naja menatap tajam seorang wanita paruh baya yang dengan beraninya menampar wajah cantiknya.

"Dasar anak sialan!. Pasti ini semua ulah kamu kan?. Kamu yang sudah membuat Yeesha masuk penjara! Kamu perempuan yang tidak punya hati!" Ucap wanita yang ternyata adalah Vina, ibu kandung dari Naja dan Saga. Di Samping wanita itu berdiri Hartigan yang juga menatap Naja dengan wajah penuh emosi.

"Lah salah saya dimana? Yang nyabu anak tiri anda, yang menjadi pengedar juga anak tiri anda. Kenapa malah nyalahin saya? Wahai nyonya Jauzan, anda masih sehat kan?" Tanya Naja diakhiri dengan nada khawatirnya. Ya Naja hanya takut siapa tahu wanita didepannya ini tiba-tiba menjadi stres karena terlalu khawatir dengan anak tirinya sedangkan saat anak kandungnya yang masuk penjara wanita itu malah nampak biasa saja, sungguh miris.

"Sudah-sudah, Naja selagi saya masih baik dengan kamu lebih baik kamu cepat bebaskan Yeesha sekarang juga!." Perintah Hartigan dengan mutlak yang hanya dibalas kekehan lucu oleh Naja seakan-akan menganggap Hartigan saat ini tengah melawak dihadapannya.

"Kenapa harus saya? Situ kan bapaknya, Atau jangan-jangan anda sudah tidak mampu lagi untuk membebaskan anak anda sendiri? Sudah jatuh miskin kah?" Tanya Naja dengan nada mengejeknya.

Sedangkan Hartigan langsung mengepalkan tangannya mendengar ucapan dari Naja, dia masih mempunyai banyak uang untuk membebaskan anaknya itu tetapi masalahnya adalah ia tidak cukup kuat untuk mengeluarkan Yeesha tanpa adanya orang dalam, terlebih lagi dia sangat yakin bahwa orang dalam milik Naja itu cukup kuat sehingga bisa membebaskan Saga dengan mudah.

"Sebenarnya saya benci mengatakan ini tetapi tolong lepaskan anak saya dari tempat itu, dia masih terlalu kecil untuk menanggung semua penderita ini."ucap Hartigan dengan nada memohon. Ya pada akhirnya ia merendahkan dirinya demi bisa membebaskan anak semata wayangnya.

"Heh? Cuma segini kemampuan anda? Seorang Hartigan Jauzan rela merendahkan harga dirinya dihadapan gadis naif seperti saya hanya demi membebaskan anaknya?" Ucap Naja remeh menatap Hartigan. Sedangkan Hartigan sudah mati-matian menahan amarahnya ketika kembali dihadapkan dengan kata-kata pedas dari Naja.

"Naja apa susahnya sih membebaskan Yeesha, kemarin Saga saja dengan mudah kamu bebaskan lalu kenapa Yeesha gak bisa? Ingat kalian itu saudara."ucap Vina dengan nada menghakimi.

"Ishh jelas beda dong, Saga itu adik kandung saya sekaligus prioritas saya sedangkan Yeesha dia siapa? Selain itu Saga juga bisa dengan mudah bebas karena dia masih ditahap awal dan itupun karena jebakan dari orang itu. Jadi jangan harap saya akan membebaskan orang yang sudah membuat hidup adik saya menderita!." Ucap Naja dengan nada ancaman seraya menatap Hartigan yang terdiam membeku.

"Naja kalo kamu tidak mau membantu ya sudah, tidak perlu memfitnah Yeesha sampai seperti itu juga!."ucap Vina tidak terima. Sedangkan Naja lagi-lagi hanya bisa tersenyum miris melihat seorang ibu kandung yang lebih membelah anak tirinya dari pada anak kandungnya sendiri. Naja tidak bisa membayangkan sebagaimana menderitanya adiknya selama ini tinggal di keluarga hancur seperti ini.

"Mau percaya atau enggak itu urusan anda karena yang pasti saya akan memastikan anak kesayangan kalian itu membusuk dipenjara!" Ucap Naja seraya membalikan badannya ingin kembali memasuki rumahnya tetapi hal itu sempat terhenti karena Hartigan yang tiba-tiba saja berlutut dihadapannya.

"Naja saya mohon bebaskan anak saya, ini adalah permintaan seorang ayah untuk anaknya" mohon Hartigan dibawah kaki Naja. Sedangkan Vina yang melihat itu pun langsung terkejut ia dengan cepat membantu suaminya itu untuk berdiri tetapi tidak dihiraukan oleh Hartigan.

"Harusnya anda sadar hal itu sebelum melakukan sesuatu, sama seperti mu tetapi bedanya ini adalah pembalasan dendam dari seorang kakak untuk adiknya" ucap Naja lalu langsung menutup pintu rumahnya tanpa memperdulikan Vina dan Hartigan yang masih berada didepan pintunya.

Kemudian Naja langsung berjalan menuju kamarnya tetapi terhenti karena kepalanya yang tiba-tiba pusing lalu.

Bruk!

"Hah kebiasaan, untungnya aku cepat menangkap tubuhmu kalau tidak pasti tubuh mulusmu akan lecet." Gumam seorang lelaki yang sedari tadi memperhatikan Naja dalam kegelapan.

Dandelion Where stories live. Discover now