2. Kenyataan

26.5K 2.7K 100
                                    

Saat ini Naja tengah berada di dalam mobil dengan pak Harto sebagai supirnya. Tadi setelah berhasil kabur dari Papa nya Naja langsung memasuki sebuah mobil yang masih terparkir di depan rumahnya, bahkan Pak Harto masih duduk di depan kemudi mobil seakan-akan memang sudah stay menunggu Naja. Naja tidak terlalu memusingkan tindakkan Pak Harto itu sehingga langsung saja Naja memerintahkan pak Harto untuk segera membawanya pergi menjauh dari rumah ini. Pak Harto hanya diam menuruti permintaan dari Nona nya ini tanpa berani membuka suara sedikit punkarena ia cukup paham dengan perasaan nona kecilnya ini.

"Non sekarang kita mau kemana?" tanya pak Harto pada akhirnya karena sudah hampir tiga puluh menit mereka hanya berkeliling di area komplek tempat tinggal Naja saja, sementara Naja sedari tadi sibuk mengobrak-abrik tas nya mencari-cari sesuatu yang sepertinya tertinggal di rumah lama nya itu.

"Bentar pak ini gelang Naja kok gak ada ya?"ucap Naja dengan tangan yang masih sibuk mengobrak-abrik isi tas nya untuk mencari sebuah gelang.

"Coba non cari dulu dengan benar, siapa tau keselip atau mungkin ketinggalan di rumah tuan"ucap Pak Harto. Naja yang mendengar ucapan terakhir dari pak Harto pun menjadi tersadar bahwa gelang yang ia cari itu sepertinya berada di meja belajarnya karena semalam ia meletakkannya disana.

"Ayo pak kita putar balik ke rumah itu lagi!" ucap Naja manta, karena ia tidak bisa meninggalkan gelang itu disana ditambah bahwa gelang itu adalah gelang persahabatan nya dengan kedua temannya yang mana jika ia menghilangkannya itu sama saja jika ia menghianati persahabatan mereka dan Naja tidak ingin itu terjadi.

"Non yakin?" tanya pak Harto ragu-ragu, ia takut nona kecilnya itu akan kenapa-kenapa jika kembali lagi kerumah itu.

"Iya pak aku yakin, nanti bapak tungguin aja Naja di depan pagar dan jangan matiin mesin mobilnya jadi kalo ada apa-apa kan Naja bisa langsung lari ke mobil trus kita langsung pergi ke rumah Opa sama Oma"ucap Naja. Pak Harto yang mendengar penjelasan dari nona nya itu hanya bisa mengangguk dan menuruti keinginan nona nya itu.

Tidak menunggu lama akhirnya mereka tiba di depan rumah mewah yang nampaknya terlihat ramai karena dari sini Naja bisa melihat ada beberapa motor sport yang terparkir disana ditambah dengan sebuah mobil mini Cooper yang sepertinya cukup familiar di ingatan Naja.

Karena tidak ingin berpikir negatif Naja langsung memasuki halaman rumah mewah itu dan apa yang ia lihat sangatlah membuat hatinya sakit. Di ruangan itu terdapat kekasihnya dan beberapa orang lagi yang menjadi sahabat nya dan sahabat kekasihnya itu tengah duduk seraya tertawa dan bercanda ria.

Orang-orang yang berada di ruang itu langsung terdiam ketika melihat kehadiran Naja karena saat ini mereka tengah berada diruang tamu yang dimana langsung menghadap ke pintu utama tempat Naja berdiri.

"Naja..."ucap orang-orang itu dengan nada lirih. Naja masih tetap terdiam ditempatnya seraya menatap orang-orang di ruang itu satu pertanyaan, lalu kemudian Naja melangkahkan kaki nya mendekati seseorang yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan terkejut. Lalu

Plak!

Satu tamparan mendarat dengan sempurna di pipi tirus milik Eliseo fahar Oliver, kekasihnya. Semua orang yang berada di ruangan itu terdiam seraya menatap terkejut kearah Naja termasuk gadis yang duduk di samping Eliseo itu.

Setelah menampar pipi Eliseo, Naja mengedarkan pandangannya menatap kedua gadis yang merupakan sahabatnya sedari sekolah menengah pertama itu dengan tatapan kecewa lalu ia berjalan cepat menuju ketiga gadis itu kemudian menarik tangan kedua gadis itu dengan kasar lalu menarik gelang yang terbuat dari karet itu dengan kasar sampai gelang itu akhirnya putus .

"Aghhh...." rintih keduanya ketika merasakan perih di bagian pergelangan tangannya akibat tarikan dari Naja bahkan tangan keduanya sampai memerah karena gelang yang ditarik secara paksa oleh Naja.

"Penghianat!" desis Naja.

"Dan buat Lo!. Mulai hari ini kita putus."ucap Naja lagi seraya menunjuk Eliseo dengan tatapan mata yang tajam.

"Ada apa ini?" ucap Axell yang tiba-tiba sudah berdiri tidak jauh dari tempat mereka berada yang tentu saja di ikuti oleh Lisa di belakangnya.

"N-naja? Kamu kembali nak?"ucap Axell dengan mata berbinar ketika menyadari keberadaan Naja, Ia berpikir bahwa putrinya itu memilih untuk tetap tinggal bersamanya.

"Eliseo kamu kenapa nak?"tanya Lisa khawatir melihat Eliseo karena pipi tempat tamparan dari Naja tidak sengaja di pegang oleh Ayara adik tiri dari Naja sehingga membuat Eliseo dengan repleks meringgis.

"Tadi Eliseo di tampar sama kak Naja ma" ucap Ayara mengadukan Naja kepada Mama nya itu, berharap bahwa Axell akan simpati dan marah kepada Naja.

"Haa? Naja kamu kenapa melakukan itu nak?"ucap Lisa lembut.

"Karena penghianat memang pantas mendapatkannya" ucap Naja tanpa menatap Lisa sedikit pun karena sedari tadi matanya terus menerus menatap ke arah Chalondra dan Chatrin, kedua gadis yang sudah beberapa tahun ini menjadi sahabatnya tetapi malah menghianati nya.

"Apa maksud kamu Naja? Siapa yang berkhianat dan apakah perlu kamu sampai menampar Eliseo seperti itu, melihatmu seperti ini membuat ku sadar bahwa kamu masih sangat kurang didikan"ucap Lisa. Naja yang semulanya menatap kedua mantan sahabat itu langsung mengalihkan pandangannya menatap Lisa, berbeda dengan Lisa ketika mendengar ucapan tersebut Axell langsung menatap Lisa dengan tatapan tajam karena secara tidak langsung Lisa sudah meremehkan caranya dalam mendidik Naja.

"Yah saya memang masih sangat kurang didikan karena kedua orang tua saya saja tidak peduli kepada saya tetapi harusnya nyonya mengatakan itu kepada anak anda sendiri nyonya, tanyakan kepadanya apakah pantas menjalin hubungan dengan orang yang sudah memiliki kekasih ataukah itu memang didikan dari anda? P.E.R.E.B.U.T" Ucap Naja lagi yang mampu membuat Lisa terdiam dengan tangan terkepal. Sedangkan Axell seperti terkejut ketika mengetahui bahwa Eliseo ternyata adalah pacar dari putri sulungnya padahal tadi Ayara juga memperkenalkan lelaki itu sebagai kekasihnya. Jujur Axell terkejut mendengar itu karena selama ini Naja tidak pernah membahas atau memperkenalkan pacarnya kepadanya.

"Eliseo benar kamu pacar dari anak saya Naja?" tanya Axell dengan nada tegas karena jika pemikirannya memang benar, maka ia tidak akan segan untuk memukul wajah lelaki itu karena ia sangat tidak ingin anak sulungnya itu kembali dikecewakan oleh seorang lelaki cukup ia saja.

"B-benar om"ucap Eliseo gagap.

Bugh!

Satu tinjuan mendarat tepat di pipi Eliseo yang disebabkan oleh Axell.

"Pa!" teriakan Lisa dan Ayara serentak, tetapi terikakan itu sama sekali tidak di dengarkan oleh Axell karena lelaki setengah baya itu sudah sangat emosi dan kecewa kepada dirinya sendiri yang tidak dapat menjaga anaknya.

"Udah, percuma melampiaskan kekecewaan seperti itu karena nyatanya kalian semua sama saja" ucap Naja, lalu ia berjalan menuju pintu tetapi sebelum itu ia terlebih dahulu menolehkan kembali pandangnya menatap orang-orang di ruangan itu seraya tersenyum kecil.

"Setelah ini anggap kita tidak pernah saling kenal" ucap Naja lalu langsung pergi meninggalkan rumah mewah itu. Kemudian mobil yang di kendarai oleh pak Harto langsung melesat meninggalkan rumah itu, meninggalkan kenangan terburuk di hidup seorang Melody Atnaja Armstrong.

Dandelion Where stories live. Discover now