11. Strategi

19K 1.9K 70
                                    

**
Untuk beberapa menit terjadi keheningan di antara mereka sampai suara dari salah satu petinggi wanita di ruangan itu mampu membuat mereka kembali tersadar dari keterkejutan nya.

"Tapi bukankah nona Melody masih terlalu muda untuk ikut terjun dalam dunia bisnis? Maaf saya tidak bermaksud apa tetapi jujur saya risau takutnya nanti nona Melody tidak bisa menikmati masa remajanya seperti anak-anak remaja diluar sana karena terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan yang pastinya akan selalu menumpuk ini" ucap salah satu petinggi wanita. Naja yang mendengar ucapan dari wanita yang diketahuinya bernama Melly itu pun hanya tersenyum sebelum ikut membalas ucapan dari wanita itu.

"Yah Nyonya Melly benar sekali bahwa umur saya memang masih terbilang terlalu dini untuk ikut terjun di dunia bisnis ini, tetapi setau saya Nyonya Melly juga dulunya ikut terjun ke dunia bisnis di umur yang bisa terbilang cukup muda juga tetapi lihatlah sekarang Nyonya Melly bahkan bisa menduduki jabatan yang tinggi bukan? Jadi menurut saya umur bukanlah penghalang untuk terjun kedalam dunia bisnis karena yang paling utama dalam dunia bisnis ini adalah kecerdasan" ucap Naja dengan sopan namun terdengar tegas.

Sedangkan Nyonya Melly hanya bisa terdiam karena yang di ucapkan oleh Naja itu adalah kebenaran. Ia dulu terjun ke dunia bisnis saat umurnya 18 tahun, yah bisa dibilang ia bisa langsung bekerja setelah tamat sekolah menengah atas karena kepintarannya.

"Dan untuk urusan saya tidak akan bisa merasakan kehidupan masa remaja itu memang sudah resiko yang harus saya tanggung karena ketika saya sudah memasuki dunia bisnis maka saya harus siap untuk bekerja keras dan rela untuk mengorbankan masa remaja saya" lanjut Naja. Melihat semua petinggi yang masih belum yakin dengannya membuat Naja menghela nafas.

"Apakah kalian ingin bermain taruhan denganku?"ucap Naja dengan senyuman. Sedangkan orang-orang di dalam ruangan itu hanya bisa mengerutkan dahi bingung.

**

Brak!

David menggebrak meja dengan keras. Sedangkan Naja hanya duduk diam seraya menatap kakeknya itu dengan santai. Saat ini kedua kakek dan cucu itu tengah berada di ruangan CEO milik Axell, tadi setelah rapat David langsung membawa Naja keruangan itu untuk membicarakan keputusan yang Naja ambil dalam rapat tadi.

"Apa maksudmu dengan memberikan mereka saham kita masing-masing 5% Haa? Naja apa kau tau resiko yang kau ambil itu sangat besar terlebih lagi terhadap perusahaan!"ucap David dengan tinggi.

Bagaimana tidak tadi Naja memberikan penawaran kepada para petinggi itu untuk membuat sebuah taruhan yang dimana jika Naja tidak dapat meningkatkan harga saham perusahaan dalam jangka waktu 2 bulan maka Naja akan memberikan mereka masing-masing 5% saham perusahaan.

"Oh ayolah kakek, sepertinya semakin tua umur mu semakin lelet juga otak mu bekerja" ucap Naja dengan nada mengejek. Sedangkan David yang merasa namanya diejek oleh cucunya itu pun langsung mengepalkan tangannya bersiap untuk menghantam wajah songong dari cucunya itu.

"E-eeitt sabar dulu dong, apa kakek lupa bahwa darah pebisnis mu itu juga mengalir didalam tubuhku?"ucap Naja seraya menghindar dari pukulan David yang hampir saja mengenai kepalanya.

"Apa maksudmu? Cepatlah Jangan bertele-tele"ucap David seraya menggeram menahan emosi.

"Huh kakek pikir aku bocah bodoh dan ceroboh yang akan mengatakan hal-hal yang akan merugikan ku begitu? Tentu saja tidak"ucap Naja sombong. David yang mendengar ucapan Naja pun perlahan-lahan melunak, emosinya pun sedikit terkikis seakan-akan memahami kemana arah pembicaraan cucunya itu.

"Jadi maksudmu kau sudah merencanakan sesuatu sebelum mengatakan hal itu?"tanya David yang langsung diangguki oleh Naja.

"Tentu saja, aku sudah memprediksi bahwa mereka tidak akan dengan mudah menerima ku, hanya dengan uang mereka akan menurut dan terbukti bahkan tanpa pikir panjang mereka langsung menandatangani surat itu tanpa tau bahwa setelah ini kehidupan mereka berada di tanganku."ucap Naja dengan nada angkuhnya.

"Lalu bagaimana cara kau menaikan harga saham kita?"

"Mudah, bukankah masyarakat sangat terobsesi dengan hal-hal yang baru dan unik? Seperti makanan maupun style terkini?"ucap Naja. Sedangkan David sudah tersenyum seraya mengelus rambut Naja dengan sayang.

"Lakukanlah, jika kau berhasil dalam misi ini maka tidak hanya perusahaan ini yang kau dapatkan tetapi juga sesuatu yang rahasia"ucap David dengan senyum misterius. Naja yang melihat senyuman misterius dari David pun hanya bisa bergidik ngeri

"Kakek tolong jangan tersenyum seperti itu, aku seperti melihat pedofil yang membuatku bergidik ngeri"ucap Naja dengan tatapan ngerinya. David yang mendengar ucapan Naja pun langsung mengetok kepala gadis itu dengan sedikit keras.

"Cucu sialan!"

Dandelion Where stories live. Discover now