48. Sebuah Tender

7.8K 774 4
                                    

Annyeong!

Maaf ya karena udah satu tahun gantung kalian hehe. Untuk alasannya sendiri sih gak jauh-jauh dari kultur shock di perkuliahan yang ternyata sesibuk itu. Jadi maaf banget ya baru update.😭🙏

Tapi aku berencana untuk mempercepat endingnya dulu ini, jadi kalo untuk urusan kapan pastinya update itu gak tahu tapi yang pastinya sekali update aku akan update 2-3 Chapter atau mungkin bisa lebih.

Btw jangan lupa Vote sama SPAM Coment nya yauuu😚✨

**

Saat ini terdapat seorang gadis yang masih mengenakan seragam sekolahnya berjalan memasuki sebuah gedung perusahaan yang sudah terkenal dimana-mana. Ya, walaupun gedung perusahaan itu bisa dibilang cabang tetapi penghasilan dari gedung itu bisa dikatakan hampir menyamai penghasilan dari gedung pusatnya, terlebih semenjak beberapa tahun ini cabang perusahaan itu dikendalikan oleh pemimpin yang baru membuat perusahaan tersebut semakin mengepakkan sayapnya di dunia bisnis. Tidak terasa sudah tiga hari semenjak kejadian di kantor polisi itu dilalui dengan penuh drama kini pada akhirnya gadis itu dapat kembali menjalankan aktivitasnya seperti.

Naja, gadis yang berjalan dengan langkah santai tersebut sama sekali tidak memperdulikan berbagai macam tatapan dari para pegawai yang berkerja dibawah pimpinannya karena baginya itu sudah hal biasa baginya karena jika ingin mencapai tujuannya ia harus bisa mempertimbangkan apa yang harus ia pedulikan dan apa yang harus ia abaikan. 

Namun, hal itu berbeda dengan seorang gadis yang baru hari ini ikut bergabung dalam perusahaan itu. Gadis itu berpenampilan sangat sopan dengan baju kemeja yang dipadukan dengan rok dibawah lutut, sangat berbeda dengan Naja yang baru tiba dengan hanya memakai seragam sekolahnya sehingga membuatnya nampak seperti gadis remaja biasa, sangat tidak menggambarkan jiwa seorang pebisnis tetapi apa peduli gadis itu karena bagi gadis itu dalam berbisnis penampilan itu tidak menjamin orang itu memiliki jiwa pemimpin.

Ayara, gadis itu sedari awal sudah memperhatikan Naja yang baru saja datang dengan seragam sekolahnya. Ayara mengepalkan tangannya pertanda tidak suka karena melihat perbedaan sikap dan perilaku yang sangat kentara dari para pegawai di perusahaan ini. Tadi ketika ia baru saja masuk dan diperkenalkan sebagai anak tiri dan Axell semua pegawai langsung menatapnya rendah dan berbisik-bisik menghinanya karena ia tidak memiliki darah Armstrong tetapi berusaha untuk mengambil hak milik Naja dalam perusahaan ini yang tentunya sudah diketahui oleh semua orang adalah cucu sah keluarga Armstrong dan memiliki darah murni keluarga Armstrong. Tidak tahu malu, pikir mereka semua.

Para pegawai memang sudah mendengar desah-desus bahwa akan terjadi persaingan ketat yang akan terjadi antara anak Sah dan anak Tiri dalam mendapatkan hak milik perusahaan ini. Dan mereka tentu saja akan selalu mendukung Naja karena dimana-mana orang selalu membenci yang namanya pelakor.

"Maaf saya terlambat" bukan Naja yang mengatakan itu tetapi Ayara. Tadi ketika akan memasuki ruangan itu Ayara langsung menyerobot langkah Naja dan membuat bahu Naja disenggol dengan cukup keras oleh gadis itu. Sementara Naja yang melihat tingkah kekanak-kanakan dari Ayara itu hanya bisa menghela napas sejenak lalu ikut masuk kedalam ruangan itu.

"Maaf saya terlambat dan membuat kalian menunggu lama" ucap Naja ketika sudah memasuki ruangan rapat. Orang-orang didalam ruangan itu langsung mengalihkan pandangan mereka ketika mendengar suara Naja dan menganggukkan kepala mereka tanda tidak keberatan telat menunggu gadis itu.

Naja menatap Ayara yang sudah duduk di kursi yang berada di sebelah kanan Axell. Sementara Axell duduk di kursi ujung dekat dengan David yang duduk di kursi pemimpin tepatnya disebelah kanan David. Melihat tempat duduknya yang sudah di tempati oleh Axell membuat Naja mau tak mau harus duduk di kursi sebelah kiri David tepatnya di depan Axell. Gadis itu tidak ingin mengulur-ngulur waktu lebih banyak lagi jika harus berdebat masalah kursi saja.

Sama seperti Naja, David pun nampaknya tidak ingin mengulur waktu lagi sehingga lelaki paruh baya itu langsung saja membuka mulutnya dan menyatakan tujuannya mengumpulkan mereka semua disini.

"Baiklah, tujuan saya mengumpulkan kalian semua disini adalah untuk mengumumkan bahwa mereka berdua akan bersaing untuk mendapatkan kursi kepemimpinan perusahaan ini. Maka dari itu aku meminta kalian untuk menjadi penonton yang akan mengamati kerja mereka berdua. Dan untuk kalian berdua, hal yang akan kalian lakukan adalah memenangkan tender yang akan diselenggarakan 2 bulan lagi oleh perusahaan Layti Company."

David sedikit menjeda ucapannya lalu mengedarkan pandangannya kearah semua orang yang ada di ruangan ini. Di lihatnya semua orang yang nampak menyimak ucapannya dengan serius lalu baru lah lelaki itu kembali melanjutkan ucapannya. "Perusahaan Layti Company saat ini ingin mengembangkan furniture mereka agar menjadi lebih canggih dan kalian semua pasti sudah mengetahui bahwa Layti Company adalah perusahaan properti yang sangat diincar oleh perusahaan-perusahaan properti lainnya karena selain sudah dikenal dengan perusahaan properti terbaik oleh masyarakat, perusahaan itu juga sangat menjunjung nilai kejujuran".  

Kemudian David kembali mengedarkan tatapannya menuju Naja dan Ayara secara bergantian "Oleh karena itu di tender ini saingan kalian itu juga berasal dari perusahaan-perusahaan properti lainnya bukan hanya kalian berdua. Dan yang paling penting, aku sangat mengharapkan kejujuran kalian dalam pelaksanaan ini, jangan sampai ada yang namanya plagiarisme karena disini bukan hanya nama kalian saja yang dibawa tetapi juga nama perusahaan. Kalian paham?" 

"PAHAM!" ucap kedua gadis itu serempak. David dan orang-orang yang ada di ruangan itu dapat dengan jelas melihat kobaran api tekat yang membara dalam diri kedua gadis tersebut.

Mereka yang berada di ruangan itu hanya bisa diam dan berharap jika kedua gadis itu bisa menjalankan perintah David dengan baik tanpa adanya kesalahan karena disini bukan hanya nama kedua gadis itu saja yang dibawa tetapi juga nama mereka semua sebagai orang-orang yang bekerja dibawah perusahaan Armstrong.

Dandelion Donde viven las historias. Descúbrelo ahora