49. Viviane

7.5K 664 3
                                    

**
Saat ini terdapat seorang gadis yang tengah membaringkan tubuhnya diatas rumput-rumput dibawah pohon yang cukup rindang dan nyaman untuk dijadikan tempat bersantai dengan matahari yang tepat berada diatas kepala.

Naja, gadis itu masih berbaring seraya menatap langit yang entah kenapa terlihat sangat bagus siang hari ini. Tadi setelah meeting ia langsung pergi menuju sebuah taman yang tidak jauh dari kantornya. Taman itu cukup sepi dikarenakan masih jam kerja dan juga hari ini bukanlah hari weekend sehingga membuat gadis itu bisa menikmati kesendiriannya dengan tenang.

Sesekali mata Naja terpejam menikmati angin yang berhembus kearahnya sehingga membuat pikirannya yang cukup semerawut bisa sedikit lebih tenang.

"Padahal ini baru awal tapi kenapa rasanya capek banget ya" Gumam gadis itu. "Gue udah berusaha banget agar bisa sampe ketitik ini tapi," sedikit terdapat jeda dalam ucapan gadis itu, sebelum secara tidak sengaja matanya menatap kearah dua orang berbeda jenis kelamin yang nampaknya tengah berdebat dan diakhiri dengan si lelaki yang memeluk gadis yang berada didepannya itu.

"rasanya kosong" lanjut Naja tersenyum miris sebelum pada akhirnya ia bangkit dari acara bersantainya dan memilih untuk pergi dari taman itu tidak ingin menatap kejadian yang serupa lagi. Kejadian yang entah kenapa cukup membuat hati Naja kacau hanya dengan melihat mantannya yang tengah berpelukan dengan mesra tanpa menyadari kehadirannya.

**

Sementara itu disisi lain terdapat seorang lelaki yang tengah berdebat dengan seorang gadis yang cantik. Keduanya adalah pasangan yang memiliki backstreet dikarenakan pihak lelaki yang takut jika gadis yang menjadi kekasihnya itu akan menjadi korban bullying jika para penggemarnya mengetahui hubungan mereka.

Padahal tanpa si lelaki ketahui bahwa gadis yang sudah beberapa bulan ini berstatus pacar rahasianya itu sebenarnya sudah mengetahui alasan sebenarnya mengapa lelaki itu menginginkan hubungan mereka disembunyikan dari publik. Alasannya tak lain yaitu karena pihak lelaki yang masih menginginkan mantan pacarnya kembali.

Ya, katakanlah ia bodoh karena masih bertahan dengan kekasihnya itu padahal sudah mengetahui alasan sebenarnya mengapa hubungan mereka tetap dirahasiakan. Namun, gadis itu tidak perduli ia akan tetap berusaha untuk meluluhkan hati kekasihnya itu dan bisa melupakan mantannya.

Memangnya apakah salah jika seorang pacar berusaha untuk mempertahankan hubungannya dan berusaha untuk membuat sang kekasih melupakan mantannya?, pikir gadis itu.

Arsenio Chatra Dharmendra dan sang kekasih Viviane. Keduanya sudah menjalin hubungan yang cukup lama atau bisa dikatakan seumuran dengan kandasnya hubungan Naja dengan Arsenio.

Saat ini sepasang kekasih tersebut tengah berada disebuah taman yang keberadaannya tidak jauh dari rumah Viviane. Awalnya keduanya berencana untuk menghabiskan waktu bersama dengan berkeliling mengunjungi ketempat-tempat yang sering didatangi oleh pasangan-pasangan muda lainnya. Namun, hal itu tidak dapat berjalan dengan baik karena Arsenio yang tiba-tiba saja mendapat telpon dari Ayah nya yang menyuruhnya untuk segera menemuinya di kantor karena ada urusan penting yang harus diurus.

Viviane yang terbiasa dibohongi oleh Arsenio menjadi tidak percaya dengan perkataan Arsenio. Viviane berpikir pasti Arsenio tengah mencoba membohonginya seperti yang sudah-sudah, lelaki itu sering kali mengatakan bahwa ada urusan di kantor atau ada acara keluarga. Namun, pada kenyataannya itu semua tidak benar, Arsenio bukan pergi karena ada urusan kantor atau ada acara keluarga akan tetapi ia pergi untuk menemui mantannya yang sangat Viviane benci, siapa lagi kalau bukan seorang Melody Atnaja Armstrong.

"Gak, kamu gak boleh pergi!." Ucap Viviane dengan tegas. Ia bukanlah perempuan lemah yang akan diam dan menangis mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari sang kekasih terlebih penyebab perilaku kekasihnya itu karena Naja.

"Sayang, tolong kau ngertiin aku ya. Kita bisa di lain waktu pergi jalan-jalan tapi bukan hari ini karena Ayah nyuruh aku untuk ke kantor sekarang juga." Ucap Arsenio dengan nada memelas meminta untuk dimengerti.

Namun, semua itu sia-sia karena Viviane tetap dengan pendiriannya. "Enggak!. Sekali aku bilang enggak ya enggak Arsen. Kalo kau pergi kita putus!." Ancam Viviane. Arsenio yang mendengar itu langsung melotot tidak terima dengan ucapan Viviane.

"Kamu pasti mau bohongin aku lagi kan?. Kamu sebenarnya gak pergi ke kantor untuk menemui Ayah kamu kan, tapi kau mau pergi untuk menemui si mantan sialan kamu itu!." Tuding Viviane dengan berang. Sementara Arsenio yang mendengar itu menjadi kaget karena ucapan Viviane yang terdengar menyusutkannya.

"Kenapa?. Kamu kaget aku tahu semua kebohongan kamu itu?. Arsenio denger ya, aku gak akan biarin kau kembali lagi sama perempuan sialan itu karena kamu itu Cuma milik aku!." Lanjut Viviane dengan kilatan obsesi di matanya. Sementara Arsenio yang mendengar itu tentu saja kaget karena Viviane sudah menyadari kebohongannya selama ini tetapi untuk kali ini ia memang benar-benar ditelpon oleh Ayahnya bukan Naja. Arsenio ingin membalas ucapan dari Viviane akan tetapi melihat waktunya yang tidak banyak, ia hanya bisa diam lalu memeluk Viviane untuk menenangkan emosi dari gadis itu.

Viviane yang berada didalam pelukan Arsenio pun tidak berkutik, ia malah membalas pelukan dari Arsenio. Sungguh, Viviane bersungguh-sungguh dengan ucapannya tadi bahwa ia tidak akan pernah melepaskan Arsenio yang sudah susah-susah ia dapatkan.

"Maaf ya sayang, tapi kali ini aku serius kalo yang nelpon aku tadi itu Ayah bukan Naja. Ayah nyuruh aku ke kantor karena aku harus menggantikan Ayah dalam melaksanakan Meeting karena Ayah tadi tiba-tiba pingsan dan sekarang lagi di rumah sakit."Ucap Arsenio menjelaskan. Sementara Viviane yang mendengar itu menjadi merasa bersalah kepada Arsenio karena sudah marah-marah kepadanya padahal saat ini pasti lelaki itu tengah panik.

"M-maaf, karena aku udah marah-marah gak jelas ke kamu. Tadi aku kira kamu bohong lagi ke aku kayak biasanya." Ucap Viviane merasa bersalah.

"Gapapa kok, itu juga karena aku yang salah karena sering bohong ke kamu tapi maaf ya sayang karena sepertinya aku harus pergi sekarang juga karena sebentar lagi meetingnya akan dilaksanakan" Ucap Arsenio yang langsung diangguki oleh Viviane. Kemudian Arsenio langsung melajukan motornya menuju kantor, sedangkan Viviane tetap di tempat tadi karena rumahnya juga tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.

Setelah melihat keberadaan Arsenio yang sudah menghilang langsung saja gadis itu merogoh sakunya untuk mengabil handphonenya lalu menghubungi sebuah nomor yang sejujurnya sangat ia benci karena nomor itu sangat dihapal di luar kepala oleh kekasihnya.

Selang beberapa menit kemudian baru lah panggilan telpon itu diangkat oleh orang diseberang sana. "Aku mau ngomongin sesuatu sama kamu. Temui aku di cafe Pelangi deket kantor keluarga kamu, sekarang juga." Kemudian Viviane langsung memutuskan sabungan telpon itu secara sepihak tanpa penunggu jawaban dari seseorang diberag sana.

Dandelion Where stories live. Discover now