40.

502 82 0
                                    

Aku menyesap tehku yang sebelumnya telah disediakan oleh Edd, orang yang telah membantuku dengan sukarela menjadi saksi hidup atas pembalasan dendamku pada si Garfiel sialan itu.

Saat ini aku sedang berada di sebuah ruangan khusus di dalam kantor hunter yang memang sengaja disediakan untuk membahas beberapa hal, bersama beberapa orang penting lain yang terlibat, tidak lain adalah Edd, Chriss dan satu orang lainnya yang mengaku sebagai petinggi di kantor hunter ini.

"Sebelumnya kami sangat menyesali atas apa yang telah terjadi hari ini, nona" ucap pria yang telah mengenalkan dirinya sebagai Roswaal.

"Saya terlambat menyadari adanya kecurangan yang terjadi di bawah kendaliku, betapa tidak becusnya saya." lanjutnya.

"Bagus jika anda menyadarinya." Cibirku sesaat setelah ku letakan kembali cangkir teh itu di atas meja.

Saat ini posisinya aku sedang duduk sendiri di sofa panjang menghadap Edd dan Chriss yang juga duduk di sofa sebrang menghadapku, sementara Roswaal duduk di sofa single dengan meja yang berada di tengah-tengah kami.

"Ehkem!" Edd berdehem keras demi mengusir kecanggungan diantara kami.

"Apa tehnya sesuai selera anda, nona?" tanya Edd berbasa-basi.

"Ya, meskipun aku lebih suka kopi" suasana menjadi canggung kembali saat aku menjawab dengan jujur.

"Ah ya, ngomong-ngomong, anda telah berjasa dalam menuntaskan misi tingkat S yang telah ada sejak berbulan-bulan lamanya disini tanpa ada satupun yang bisa menuntaskannya, bagaimana bisa anda keluar dari hutan terlar-"

"Lansung pada intinya saja, Tuan-tuan sekalian" ucapku memotong ucapan Edd karena merasa geram akibat penyampaiannya yang bertele-tele.

Roswaal mengambil alih, "Baiklah, pertama-tama kita akan membahas mengenai keberhasilan misi pertamamu dulu, kalau dilihat-lihat sepertinya relik ini asli, namun, aku tetap harus memeriksa keasliannya" kata Roswaal menatap pada sebuah relik peninggalan suku ghipsyn yang kini terletak di atas meja, aku mengangguk sebagai persetujuan.

Roswaal mengambil kotak yang berisi abu itu dan mengambil sebuah gelang yang terletak di atasnya, ia mengeceknya beberapa saat, kemudian mengangguk-anggukan kepalanya sebelum akhirnya menutup kembali kotak itu. "Ini asli" ujarnya yakin.

'Begitu saja?' Aku tercengang dalam hati, sungguh, aku pikir ia akan melakukan sesuatu yang lebih untuk mengecek keasliannya, tapi ternyata dia hanya melihatnya saja dan sudah langsung tahu. Hebat sekali.

"Kau akan mendapatkan bayaran yang sesuai dengan hasil kerja kerasmu setelah ini. Sekaligus anda telah resmi menjadi seorang hunter. Selamat nona." Aku hanya mengangguk tanpa antusias, memang itu lah yang seharusnya kudapatkan.

Dapat kulihat dari ujung mataku, di sebrang sana Edd dan Chriss menatapku tanpa kata. Mereka seakan terpaku, entah apa yang tengah mereka pikirkan.

"Mengenai kasus Garfiel, apa anda ingin ikut memberi kesaksian di persidangan?"

"Tidak, itu membuang waktuku." Aku langsung menolaknya mentah-mentah karena aku tahu persidangan akan sangat membosankan, yang penting orang itu diberi hukuman setimpal, itu saja sudah cukup.

"Memang apa saja yang akan didapat orang itu sebagai hukuman?" tanyaku.

"Pertama, dia akan dipecat dari pekerjaannya, dan dalam beberapa tahun kedepan ia dipastikan tidak akan mendapat pekerjaan di kota Orvud karena namanya akan tersebar dan di cap buruk akibat perbuatannya itu, sehingga para wirausaha mana pun tidak akan menerimanya sebagai perkerja," ujar Roswaal menjelaskan.

Ia menarik napas dulu sebelum akhirnya melanjutkan kembali perkataannya, "Seluruh hartanya yang berasal dari gaji ia sebagai hunter akan diambil kembali sebagai biaya ganti rugi, karena jelas tindakannya itu telah merugikan kami. Dan yang satu itu juga berlaku untuk kedua temannya yang diduga turut andil membantunya, meski mereka tidak ikut menyabotase, tapi mereka mengetahui hal itu dan malah menutupinya"

So I'm a Bug, So What?Where stories live. Discover now