4. Gadis apel

2.3K 363 2
                                    

"Aku masih orang yang sama." Ucapnya yang seakan menjawab pertanyaan di benakku.

Ternyata Louis ya, aku pun menurunkan sedikit kewaspadaanku kembali dan menerima bantuannya yang kini masih setia dengan posisi dimana ia menahanku agar tidak jatuh.

Jadi dia mengikutiku? Apa karena itu aku merasa merinding sedari tadi? Huh, sepertinya itu menjadi masuk akal, mengingat dunia ini merupakan dunia fantasy, seseorang memang bisa saja merasakan hawa atau perasaan mencekam jika ia terus di amati dengan intens oleh seseorang.

Meskipun tidak semua orang bisa, setidaknya ada 20% orang yang mampu merasakan hal seperti itu. Dan sepertinya aku termasuk ke dalam 20% tersebut, tapi kenapa ya?

Padahal dalam cerita manhwa aku jelas menggambarkan dirinya yang merupakan sosok seorang tiran yang tak berbelas kasih, kecuali pada Angeline sang pemeran utama wanita yang telah membuatnya jatuh hati pada pandangan pertama tentunya. Sungguh sikapnya itu membuatku khawatir. Daripada itu, sepertinya aku harus memperbaiki posisi kami yang terlalu dekat.

"Eunghh.. Te-terima kasih" Entah mengapa aku malah jadi gugup begini, tapi biarlah. Aku segera membenarkan posisi berdiriku dan sedikit membuat jarak diantara kita.

"Awh.. Shhh" Saat berusaha tegar untuk menginjak seperti biasa, aku merasakan sakit yang lumayan di bagian kakiku yang terkilir tersebut. Sumpah ya rasa sakit ini bukan main! Ah, kenapa ini harus terjadi sekarang.

"Sebaiknya kau pulang saja,"

Dasar pria aneh! Tidak lihatkah kau bagaimana kondisiku saat ini? Tidakkah setidaknya kau menawarkan bantuan untuk mengobati kakiku yang terkilir ini atau mungkin kau bisa menawarkan bantuan untuk menggendongku gitu?

Masa main nyuruh pulang gitu aja sih? Kalau perkataannya seperti itu kan aku jadi bingung harus jawab apa. Pulang kemana? Memangnya aku punya rumah di dunia ini huh?! Arghh.. Siapa yang membuatnya memiliki sifat yang seperti itu? Ya, tentu saja aku!

"Begitu ya" Ujarnya lagi disaat aku saja masih belum menjawabnya.

Hah? Apanya yang begitu ya? Apa dia menyadari sesuatu? Tapi apa?

"Kalau begitu, mari ikut denganku" Dia berkata seraya mengulurkan tangannya padaku dan langsung kusambut tanpa pikir panjang karena kupikir dia mau membantuku.

Tapi setelahnya, kami sama-sama terdiam. Ada apa dengan orang ini huh?

"Hey! Kenapa kau diam saja? Apa ada yang salah?" Aku mencoba menegurnya yang malah terdiam setelah aku menerima uluran tangannya. Kupikir seharusnya dia melakukan sesuatu setelahnya.

"Tidak." Jawabnya cepat. Kemudian dia melakukan hal yang mengejutkanku setelahnya.

Dia tiba-tiba saja mendekatiku dan menggendongku ala bridal style. Tunggu, apa-apaan ini? Aku memang sempat berpikir dia harus melakukan sesuatu, tapi haruskah mendadak seperti ini?

"Aak, apa yang kau lakukan?" Aku terbelalak dengan perlakuannya yang tiba-tiba. Tanganku pun spontan kulingkarkan ke lehernya karena takut terjatuh.

'Astaga, kenapa kau melakukan ini secara mendadak? Bisakah kau bilang-bilang dulu sebelum melakukan sesuatu? Ini mengejutkanku tahu!'

"Persis seperti apa yang kau lihat dan jangan banyak bertanya."

Aku hanya terdiam karena masih mencoba mencerna perkataannya barusan. Tunggu dulu, jika kalian berpikir perlakuannya itu tidak ada yang salah. Justru sebaliknya menurutku, itu salah besar! Aku yakin tidak seharusnya dia seperti ini.

Aku jelas-jelas membuatnya memiliki sifat dingin dan kejam pada semua orang semenjak kematian ibunya terutama pada wanita. Yah, Angeline sang tokoh utama wanita memang pengecualian untuknya. Tiba-tiba ada satu hal yang terlintas di benakku tentang mengapa ia bersikap seperti ini padaku, tapi itu tidak mungkin, tidak! TIDAK MUNGKIN.

So I'm a Bug, So What?Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon