39. Balas dendam (2)

493 94 0
                                    

'Hak istimewa? Ini semakin menarik saja'

Ngomong-ngomong suasana masih sepi, mereka seperti menanti reaksiku sebagai jawaban. "Aku menyanggupinya. Namun sebelum itu, aku perlu seorang yang adil sebagai saksi hidup yang resmi"

Suasana menjadi lebih ramai saat aku menyanggupinya, dari bisik-bisik yang terdengar, mereka berpikir seperti aku sudah pasti akan kalah saja, 'Dasar para pria tukang gosip'

"Biar aku saja" salah seorang pria yang tadi ikut merundungku itu bersuara, cih, apa dia tuli?

"Aku bilang yang resmi, Tuan. Mungkin anda tidak dengar" Aku masih mencoba sabar, sialan.

Seorang pria dengan sepatu pantofelnya mendekati kami, "Aku bersedia"

"Aku Edd, pekerja disini, dan aku akan berlaku seadil-adilnya" Aku mengangguk sebagai jawaban.

"Tolong bacakan misi yang sebenarnya dan sejujur-jujurnya, Tuan" aku menyerahkan kertas misiku padanya.

"Ini adalah misi tingkat C. Isi dari misinya adalah memburu kelinci ras synceph yang langka, kemudian mengambil darah birunya yang akan digunakan sebagai bahan pembuatan racun" pria yang megenalkan dirinya dengan nama Edd itu membacakan isi kertasnya dengan lantang, namun bukan itu yang kumau.

Oh? Terakhir kali dia hanya memanipulasi tingkatan kelasnya. Apa kali ini ia mengubah isinya juga? "Apa yang aku katakan mengenai bacakan yang sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya, Tuan? Mungkin anda tidak dengar"

"Apa yang kau katakan sialan! Dia sudah membacanya dengan benar, sama seperti yang tertulis di kertasku!" Meski tidak melihat wajahnya, aku yakin pria yang baru kuketahu bernama Garfiel itu sudah terbawa emosi, padahal ini sama sekali belum apa-apa.

"Maaf nona, tapi apa maksud anda? Saya sudah membacanya dengan benar tanpa melebih-lebihkan atau pun menguranginya" ujar Edd dengan sopan.

"Maksudku, bacakan depan sebenar-sebenarnya dan sejujur-jujurnya"

Edd masih terdiam, ah mungkin dia belum mengerti maksudku, "Baiklah, sebelum itu, Tuan, aku hendak bertanya apa sanksi yang akan didapat seseorang apabila orang itu menyabotase kertas misinya dengan sihir?"

Meskipun kebingungan dengan pertanyaan yang tiba-tiba, Edd tetap menjawab, "Hal itu merupakan perbuatan yang memalukan. Mereka akan diadili dengan aturan yang berlaku disini. Apa itu menjawab?"

Belum sempat aku menanggapinya, Garfiel langsung menyela "Kenapa kau ini gadis sialan! Jangan mengubah topik seenaknya!"

Satu lengannya kembali mendarat dengan kasar di pundakku, kali ini ia menekan jari-jarinya lebih kuat sehingga dapat dikatakan mencengkram, sedangkan lengannya yang satunya meremas kertas misi yang dipegangnya.

"Tenangkan diri and-" kalimat Edd tertahan karena terkejut akan apa yang dilihatnya di depan mata.

"Isi dari kertas misinya berubah!" serunya membuat heboh.

Aku menyeringai dalam hati, tanpa perlu terlalu bersusah payah pun penyabotasean itu terungkap dengan sendirinya, bahkan tanpa disadari oleh si pelaku.

Bukan hanya isinya, tulisan C yang terpampang dalam cover pun perlahan mengabur dan tergantikan dengan huruf S, tingkatan misi yang sebenarnya.

"Mana mungkin misi seberbahaya ini adalah misi tingkat C! Kertas ini telah disabotase!" seru Edd yang terdengar panik itu pun sontak membuat heboh orang-orang yang menyaksikan.

"Isi dari misinya bukan lagi mencari darah kelinci ras langka, melainkan mencari sisa peninggalan suku ghipsyn, suku yang telah musnah sejak setengah abad lalu. Yang tersembunyi di suatu gua di dalam hutan terlarang." Edd membacakan isi misi yang sebenarnya.

So I'm a Bug, So What?Where stories live. Discover now