30. Misi pertama

647 113 2
                                    

BRAKK!

Sepertinya hidupku di dunia ini penuh sekali dengan kejutan ya. Aku sampai dibuat geram sendiri karenanya. Yang tadi itu adalah suara gebrakan meja yang berasal dari satu orang berlengan kekar yang kini berada di dekatku.

Aku menghadapnya dan menghela napas, apa lagi ini? Sepertinya perjalanan hidupku di dunia ini begitu menguji kesabaran. Aku menatap malas pada sang pemilik lengan tersebut yang kini tengah menatapku remeh, ternyata dia adalah seorang pria yang sekiranya berada di umur akhir 20an atau awal 30an. Oh, dia tidak sendiri ternyata, melainkan dia datang bersama dua pria lainnya.

Ketiga pria yang sepertinya merupakan seorang hunter itu kelihatan datang bukan dengan niat baik padaku. Sangat kentara sekali jika dilihat dari wajahnya.

"Hei nona manis, lagi sibuk apa nich?" tanya pria yang tadi menggebrak meja itu dengan mengedipkan sebelah matanya.

Aku bergidik geli mendengarnya, bagaimana tidak? Habisnya itu terdengar menjijikan ditelingaku.

"Hei nona apa kau masih perawan?" tanya salah satu pria lain sambil menggigit bibir bawahnya.

"Bodoh, jangan langsung ke intinya begitu!" bentak satu pria sisanya yang sedari tadi diam saja. Sedangkan aku sendiri masih diam saja berusaha menahan gejolak amarah yang rasa-rasanya akan meledak ini.

"Hei lihat! Wajahnya memerah! Apa kau sedang malu nona? Ahahahaha ... Ayolah, tidak perlu malu-malu begitu, kau boleh melayani kami 'kok"

"DIAM! DASAR TIDAK BERADAB!" ledakku pada akhirnya yang sudah tak bisa lebih lama lagi menahan rasa geram. Mereka terlihat tercengang sesaat.

Setelahnya barulah mereka bertiga serempak terlihat kesal, "Hei kau, kau hanyalah wanita cantik yang lemah. Sadari tempatmu!"

'Cih, mereka pikir mereka siapa?'  batinku.

Aku tidak gentar mendengar bentakkan itu, "Hanya wanita wanita dan wanita. Lalu memangnya kenapa jika aku wanita? Aku juga seorang hunter sama seperti kalian, jadi aku memiliki derajat yang sama!" ucapku dengan bangga seraya memamerkan selembar formulir tadi yang telah kusisi serta kutanda tangani hingga membuat mereka kembali tercengang.

"Tidak mungkin,"

"Kau bercanda? Mana ada seorang wanita yang menjadi hunter?"

"Ada, buktinya aku" balasku dengan bangga.

"Kau sudah gila" kata pria yang berada di tengah sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Menyerah saja, kau tidak akan bisa seperti kami."

"Ck! Tidak ada gunanya aku meladeni kalian, minggir!"

Pada akhirnya aku memutuskan untuk pergi saja karena malas meladeni mereka lebih lanjut. Tapi, aku tidak bisa melakukan itu karena jalanku terhalangi oleh badan kekar mereka sehingga membuatku tertahan di tempat.

"Jika kau memang bisa menjadi seorang hunter seperti kami, maka apa kau bisa membuktikannya dengan mengambil misi kelas C ini?" tantang salah seorang dari mereka yang lagi-lagi menatapku remeh, orang itu menunjukkan lipatan kertas berukuran sedang yang bertuliskan huruf C yang cukup besar pada bagian depannya, menunjukkan tingkat kesulitan misi yang terdapat di dalamnya.

Aku terdiam sesaat, misi tingkat C bukanlah misi yang bisa diremehkan, akan tetapi tingkat kesulitannya pun kurasa tidak sesulit itu karena masih ada misi tingkat B dan A bahkan S yang merupakan tingakatan misi tersulit bagi seorang hunter.

Tapi masalahnya, aku ini adalah seorang pemula disini. Seorang pemula sepertiku biasanya akan mengambil misi yang paling mudah terlebih dahulu agar tak begitu membebani, seperti misi tingkat E atau D.

So I'm a Bug, So What?Where stories live. Discover now