53. Merpati

159 27 11
                                    

Hai, author kembali...! Apa kabar? Sudah lama tidak up ya? Hehe

Meski aku gatau apakah masih ada yang nungguin cerita ini setelah sekian lamanya, tapi aku tetep mau publish kelanjutannya. Dan bagi siapa pun yang masih menunggu ceritaku, aku ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya buat kalian.

Enjoy reading all!~


So I'm a Bug, So What?


Malam itu, bukannya melakukan tugasnya seperti seharusnya, pria yang menyandang gelar sebagai Putra Mahkota itu justru sedang disibukkan dengan urusan pribadinya dan sama sekali tidak ingin di ganggu.

Siapa sangka, saat ini ia sedang melakukan aksi yang terbilang konyol untuk dilakukan oleh seseorang yang menyandang gelar sebagai Putra Mahkota.

Ya, lebih tepat saat ini Louis sedang dalam penyamarannya. Yang saat ini ia lakukan adalah nangkring di sebuah dahan pohon yang dekat dengan salah satu balkon kamar di sebuah penginapan satu-satunya di desa Eden.

Tidak lain adalah sebuah penginapan yang sempat disinggahi oleh Yvonne, seorang wanita yang dirasa-rasa cukup mengganggu pikirannya akhir-akhir ini, dan ia menyadari hal itu.

Sementara itu, sebuah balkon kamar yang berada tak jauh di depannya ia yakini adalah kamar yang disinggahi Yvonne. Setidaknya itulah yang ia tahu dari informannya.

Meski belum lama ia berada disana, namun Louis yang memiliki kesabaran setipis tisu itu pun tentu saja merasa tidak sabaran dan ingin segera menjumpai atau melihat wanita itu meski sesaat.

Dengan kekuatan otot kakinya, ia melompat dari dahan pohon menuju balkon kamar tersebut dengan harapan keberadaannya disana akan disadari oleh sang penghuni kamar dan akan segera keluar untuk menemuinya.

Namun tidak sesuai harapannya, yang muncul ke hadapannya justru seorang pria berpakaian serba gelap yang juga sedang dalam penyamarannya.

Pria itu seakan muncul dari sebuah bayangan, karena memang seperti itu lah kemampuan sihirnya. Louis sendiri melihat itu hanya menaikkan sebelah alisnya dan berkata, "Ada informasi apa?"

Ya, pria itu adalah informan kepercayaannya, jurus sihir bayangan adalah keunggulannya. Dengan sihir bayangan miliknya memungkinkan dirinya untuk berteleportasi pada bayangan apa pun yang pernah dilihatnya dan menjadikan bayangan itu seakan ruang teleportasi baginya, selama itu masih dalam jangkauannya.

Pria itu bersimpuh satu lutut dan menundukkan kepalanya begitu dalam sebelum menyampaikan informasi kepada tuannya.

"Yang Mulia, mohon maafkan atas keteledoran saya yang terlambat memberitahukan informasi ini pada anda. Sebenarnya, wanita yang sedang saya selidiki sudah tak lagi berada di penginapan ini, ia telah meninggalkan desa Eden,"

Mendengar itu, rahang wajah Louis menegas. Ia merasa jengkel saat mendengar setiap kata yang meluncur dari mulut informannya itu.

"Sialan kau." Dua kata itu sukses membuat pria di hadapannya gemetar ketakutan. Tidak, dari awal pun sebenarnya ia sudah ragu untuk menyampaikannya, namun ia tetap harus melakukan pekerjaannya.

Ia tahu bahwa dirinya akan mengalami masalah setelah ini, karena setelahnya Louis tidak mungkin tidak memberinya hukuman atas keteledorannya ini.

Hawa disekitarnya menurun drastis, dengan kesal Louis kembali berkata, "Jadi kau membuatku menunggu disini hanya untuk sekedar melihat sebuah balkon?"

Nada bicara Louis sangat rendah namun begitu menekan, pria di hadapannya itu tidak menjawab, bukannya tidak ingin menanggapi, hanya saja ia merasa tahu diri untuk tidak menjawab setiap perkataan dari orang yang sedang marah, apalagi orang itu adalah tuannya sendiri, tentu saja ia tidak berani.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 25 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

So I'm a Bug, So What?Where stories live. Discover now