20. Valley of Triumph (2)

19 5 0
                                    

Pertanyaan dari Luka masih teringang di kepala Auris, bahkan setelah mereka singgah sebentar di suatu rumah makan yang masih berada di wilayah Daylight Prairie untuk mengisi perut karena tidak sempat sarapan sebelum berangkat. Rasa takut itu bahkan membuat gadis itu tidak fokus saat memilih menu. Akhirnya ia hanya memesan apa yang dipesan Uri, sup telur burung dan segelas es teh manis. Sedangkan Luka tidak memesan apapun dan Ryuu memesan dua piring manta bakar dengan porsi besar.

Setelah tahu porsi makan Ryuu yang banyak, Auris diam-diam mengingatkan dirinya sendiri untuk menambah porsi masakannya saat mereka sampai di Valley nanti.

Selama menunggu pelayan menyiapkan makanan, Uri tampak tidak bisa diam, seperti tidak betah berlama-lama di sana.

Melihat itu, Ryuu bertanya, “Kau kenapa?”

“Kamu lupa kalau aku dan Kak Auris itu Skykid Vault?” Uri menjawabnya dengan sedikit berbisik. “Aku biasanya pesan take home kalau beli makanan restoran! Makan dengan membuka topeng di sini gak aman buat kami!”

“Oh, itu tidak masalah.” Ryuu menoleh ke sekitar, memeriksa keadaan. Rumah makan saat itu tidak penuh meskipun masih terbilang ramai. Beberapa meja di dekat mereka masih kosong dan mereka berempat sengaja memilih meja paling pojok. “Saat makanan sudah sampai nanti, Luka akan menyamarkan keberadaan kalian berdua dengan kekuatannya. Meskipun efeknya hanya sementara, selama itu kalian bisa melepas topeng tanpa takut dilihat orang lain.”

“Kak Luka bisa melakukan itu?” Uri menoleh pada Luka antusias.

Luka mengangguk sambil tersenyum. “Iya. Identitas kalian akan tetap aman. Tenang saja.”

Maka, beberapa menit kemudian setelah pelayan yang mengantarkan makanan ke meja mereka berlalu, tanpa ragu Uri langsung membuka topeng dan melahap supnya. Disusul oleh Auris dan Ryuu.

Namun saat Ryuu membuka topeng, Auris sedikit menyadari bahwa rona wajah dan bibir Ryuu terlihat pucat, jauh lebih pucat dari biasanya.

Ah, kalau diingat-ingat Auris sempat sekilas menggenggam tangan Ryuu sebelum mereka berangkat, dan kulitnya terasa agak dingin, tidak hangat seperti biasanya.

Apa Kak Ryuu baik-baik saja?

Ryuu tiba-tiba meliriknya, mungkin sadar sedang diperhatikan. Auris dengan cepat mengalihkan pandangan ke mangkuknya, bersikap seolah tidak ada yang terjadi dan dengan tenang membelah telur di supnya.

***

Setelah melanjutkan perjalanan lagi selama beberapa jam, Ryuu dan Uri akhirnya sampai duluan di salah satu kedai kecil yang berada di dekat gerbang masuk yang dijaga ketat oleh Valley Guard. Dulu selama masih tinggal di Valley dan magang sebagai Valley Guard, ia pun pernah beberapa kali ditugasi sebagai penjaga gerbang sebelum  akhirnya ditugaskan untuk lebih mengawasi keamanan di dalam kerajaan. Melihat jubah merah yang dikenakan mereka membuat Ryuu merasakan sedikit nostalgia.

Menjadi penjaga gerbang pun bukan sesuatu yang sulit di dunia yang ‘damai’ ini. Ryuu masih ingat, ia hanya perlu memeriksa kartu identitas Skykid yang ingin masuk atau keluar dari Valley. Dan salah satu dari aturan yang paling Ryuu ingat adalah, Skykid Vault dilarang masuk.

“Uri, kamu bawa kartu identitas?” tanya Ryuu setelah menyeruput jus jamur cahaya hangat yang ia pesan di kedai.

“Umm… aku bawa. Tapi yah kamu tahu sendiri, lah…”

Alih-alih menyodorkan sebuah kartu, Uri malah memberinya selembar kertas. Ryuu menerimanya dan memindainya dengan seksama seolah ia adalah petugas keamanan Valley yang bertugas. Selembar kertas itu adalah Surat Izin Berdagang yang dibuat sekitar tiga tahun lalu, berarti masih berlaku. Di situ tertera nama Saguri, waktu lahir Season of Sanctuary, dan tempat lahir yang tertulis “Daylight Prairie”.

ProphecyWhere stories live. Discover now