5. Dismayed Hunter

42 14 1
                                    

Gadis itu terlihat makin menggigil seiring tiap suku kata yang keluar dari mulutnya. “Na…ma…nya…”

Buru-buru Ryuu meraih gelas kayu berisi air bening yang dicampur obat oleh Uri. “Auris, kau terlihat pucat. Tak usah memaksakan diri, informasi yang kau berikan sudah sangat berguna, tidak usah dilanjutkan.”

Tangan kirinya refleks mengusap pundak kanan Auris yang gemetar dan dilindungi baju berwarna krem sedangkan tangan kanannya menyodorkan gelas itu pada Auris. Gadis itu menerimanya dengan kedua tangan yang basah oleh keringat dingin. Perlahan Ryuu membantu, menuntun gelas itu mendekat ke mulut Auris.

Ryuu memaki betapa tak sabarnya dia untuk mendapat informasi keberadaan orang yang dicarinya. Jelas sekali gadis itu masih trauma. Mendapat serangan Krill saja sudah cukup membuat seorang Skykid shock, apalagi ditambah serangan dengan niat membunuh oleh sesama Skykid. Trauma karena ditipu orang yang sudah dipercaya, pasti gadis ini pun was-was saat berada di dekatnya.

Gadis itu meneguk air hingga tandas lalu bernapas seolah ia sudah lari menanjak di area seluncur Valley. Auris menunduk dalam-dalam hingga beberapa tetes air mata jatuh dan merembes di atas selimut yang digunakannya.

Dengan canggung, Ryuu meletakan gelas kosong itu dan mengusap punggung Auris, menyadari seberapa kecil tubuh gadis itu dan seberapa besar ketakutan yang kini ditanggungnya.

“Te…rima…kasih… Tapi aku ingat… nama orang itu.” Bahkan di tengah ketakutannya, gadis itu masih sempat menyunggingkan senyuman. “Dia… mengenalkan diri… dengan nama ‘Sah’”

Mendengar nama itu, darah Ryuu berdesir. Si Bodoh itu…

“Apa… ada pertanyaan lain… yang harus… kujawab?”

Ryuu menggeleng kaku, kemudian berdiri. “Untuk hari ini cukup. Terima kasih banyak.”

Pintu terbuka dan Uri menghambur masuk. Ryuu baru selangkah berpindah dari tempatnya sebelum gadis itu bersuara lagi.

“Oh iya. Sejak tadi sepertinya ada yang aneh dari penglihatanku. Kukira hanya efek baru bangun dari siuman, tapi sampai sekarang masih belum membaik.” Auris mengusap matanya.

“Ada apa? Apa yang salah?” tanya Uri penuh antisipasi.

Gadis itu mengangkat kepala, matanya bergerak pada wajah Ryuu dan Uri bergantian.

“Auris?” Ryuu ikut menunggu jawaban.

“Aku… tidak bisa melihat wajah kalian berdua.”

***

Ryuu duduk di sebuah kursi kayu panjang di depan ruangan di mana Auris tertidur. Di tangannya terdapat sebuah buku catatan kecil, berulang-ulang membaca catatan yang ia rangkum dari apa yang didengar dan diamatinya hari ini:

Selasa, 15 Juli 30, sebulan setelah hari terakhir Season of Sanctuary.

Aku menemukan satu-satunya korban pembunuhan moth berantai yang selamat. Namanya Auris, Skykid Vault of Knowledge. Saat ini ia sedang istirahat dan masih trauma. Gadis itu tidak ingat bagaimana ia bisa keluar dari menara Vault, tempatnya lahir, dan bagaimana ia ada di Prairie. Kemudian ia bertemu seorang anak laki-laki, Uri, sesama skykid Vault yang ternyata lahir di Season of Sanctuary (dia hanya punya satu bintang di jubahnya, tapi bukan moth) dan bersamanya ia diantar oleh M ke Golden Wasteland dan nyaris terbunuh di Graveyard.

Uri punya kemampuan penyembuhan dari Jellyfish dan Manta. Anak itu berhasil menyembuhkan luka kepala Auris, tetapi Auris mengeluhkan bahwa ia tak bisa melihat wajah kami. Entah itu efek sementara atau kecacatan permanen akibat serangan fatal di kepala oleh M. Saat ini Uri sedang pergi, ia mengaku akan menemui rekannya yang lebih paham tentang obat-obatan dan berkonsultasi padanya.

ProphecyWhere stories live. Discover now