11. Frightened Refugee

31 6 3
                                    

“Uri, ramuan-ramuan yang kamu berikan pada Auris…” Ryuu menghentikan kalimatnya sebentar karena Uri menginterupsinya dengan tatapan jengkel. “Ramuan-ramuan itu kau beli darimana?”

“Itu buatanku sendiri.” Anak itu mengela napas lelah. “Kamu gak percaya padaku gara-gara aku kelihatan masih bocah, hah?”

“Tidak juga,” tukas Ryuu. Ukuran usia di dunia ini amat berbeda dengan di dunia manusia. Meskipun Uri memiliki fisik dan mental sebagaimana anak laki-laki berusia sepuluh tahun di dunia manusia pada umumnya, kecerdasannya tidak bisa disamakan dengan anak-anak manusia normal. Dan itu yang membuat Ryuu amat berhati-hati dengan Uri.

Malam itu mereka berdua sedang berjalan di lorong, keluar dari ruang di mana Auris diperiksa dan terlelap. Sementara Luka tetap berada di ruangan itu, mengawasi gerak-gerik Auris bahkan saat ia tidur. Sebenarnya Ryuu sudah memberitahu Luka kalau perbuatannya itu tidak sopan dan mengganggu privasi bagaikan penguntit yang terobsesi pada seseorang. Tapi Luka hanya menjawab, “Aku mengerti.” dan meminta Ryuu untuk tidak ikut campur dengan urusannya. Kalau sudah begitu, Ryuu tidak bisa berbuat apa-apa. Asalkan Luka tidak mencelakai atau mengancam nyawa Auris, itu sudah cukup.

Lagipula ia hanya diminta untuk menjaga Auris dan melakukan tugas sebagai Guider sampai gadis itu diizinkan masuk ke Menara Vault. Jika Auris sudah memiliki izin untuk masuk ke menara itu, maka ia sudah bukan tanggung jawab Ryuu. Begitupun jika di tengah jalan, Auris memilih untuk tidak melanjutkan pelatihan yang Ryuu berikan—seperti anak-anak baru yang lemah dan manja yang memilih kabur karena kapok dengan pelatihan keras darinya dulu. Ia hanya perlu melapor bahwa gadis itu tak bisa diajari, dan Ryuu akan bisa lebih fokus pada misinya, atau tujuan hidupnya.

“Sebagai Vault Guider, kamu pernah masuk ke Menara Vault, kan? Pernah lihat bagaimana para Skykid Vault amat sangat solid, saling percaya, dan saling melindungi?” tanya Uri sambil menoleh pada Ryuu.

Ryuu hanya mengiyakan pertanyaan Uri dalam hati.

Uri melanjutkan. “Aku pun seperti itu. Kak Auris dan aku lahir di kerajaan yang sama. Bisa dibilang kami punya ikatan kekerabatan seperti itu. Jadi kau gak usah khawatir.”

“Ya sudah,” gumam Ryuu.

“Dan daripada kau terus menodongku dengan pertanyaan-pertanyaan tentang ramuanku yang jelas-jelas sudah membantu Kak Auris bertahan hidup, kenapa kau tidak melakukan kontribusimu sebagai Skykid Rhythm?”

Mendengar itu, napas Ryuu sedikit tercekat. Detak jantungnya mulai berpacu. Ia bisa menebak ke mana maksud perkataan Uri, tapi masih menanggapinya dengan pertanyaan. “Maksudmu?”

Uri mendelik. “Aku melihat orang itu—pembunuh itu dengan mata kepalaku sendiri! Aku sudah memberikan kesaksian padamu bahwa orang yang sudah menembak kepala Kak Auris adalah salah satu bangsawan Valley dan dari jubah dan pakaiannya sudah pasti ia adalah Skykid Rhythm. Raja dan Ratu Valley of Triumph sangat membanggakan dan meninggikan status para bangsawan. Mereka tidak akan mendengarkanku jika aku—seorang Skykid Vault pembawa sial—yang melapor, bahkan akan dituduh melakukan pemalsuan kasus dan pencemaran nama baik bangsawan Valley.”

Uri menarik napas disela protesnya yang menggebu-gebu. “Skykid Rhythm sudah mendapat kepercayaan dan kedudukan yang dekat dengan para petinggi Valley. Ditambah kau adalah salah satu dari Klan Burung Hantu yang sangat dihormati di seluruh kerajaan. Raja dan Ratu Valley akan mendengarkan dan segera memproses kasusnya kalau kau yang melapor! Kalau orang itu tertangkap, tidak akan ada lagi moth tak berdosa yang jadi korban!”

Selama Uri berbicara, mereka sudah sampai di depan pintu kamar Ryuu. Dengan perasaan kacau, Ryuu menanggapi protes Uri dengan nada yang menusuk. “Kau pikir aku sebodoh itu sampai tidak terpikir untuk langsung melapor pada Valley Guard atau Raja dan Ratu Valley?”

ProphecyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang