57. Bab 57

44 7 0
                                    

Seminggu sudah Nadia habiskan waktu di Batam bersama Tama dan anak-anak. Berbagai lokasi wisata dan kuliner lokal telah mereka jelajahi. Mulai dari sesuatu yang khas sejak dulu ataupun yang baru di sana. Arkan dan Jodi begitu menikmati waktu tinggal di sana.

Terlebih Arkan yang merasa mendapatkan perhatian penuh dari sang ayah. Nadia pun melihat binar itu di pupil hitam Arkan. Tidak seperti saat mereka tinggal bertiga di kota yang berjauhan dengan Tama. Nadia sangat menyadari hal itu, ia selalu menganggap Arkan sebagai anak tertua yang harus paham segalanya.

Semua rasa bersalah yang Nadia rasakan tumpah ruah. Setiap hari, ia merasa tidak ada beban dalam mengurus anak dan rumah meskipun tingkah kedua bocah kecilnya melebihi saat mereka tinggal di rumah kontrakan. Mungkin mereka merasa bahwa itu adalah tempat miliknya, milik ayahnya. Ya, walaupun masih menumpang pada perusahaan di mana Tama bekerja.

"Gimana jalan-jalannya?" tanya Tama mengarahkan wajah kepada kedua lelakinya seraya mengkerlingkan matanya.

"Seru, Yah." Arkan langsung menyahut. Diikuti sorakan Jodi.

"Kalo di Cirebon kalian jalan-jalan ke mana saja?" Tama melirik kaca spion dalam demi melihat ekspresi Arkan dan Jodi.

"Hmm, hanya ke mal dan taman." Jodi yang tampak masih lekat dengan kenangan di kota itu.

Sementara Arkan hanya melirik ke arah jendela mobil, sambil mengangguk tanda mengiayakan ucapan adiknya.

"Mama gak ngajak kalian jalan-jalan ke mana gitu?"

"Repot!" Nadia langsung memotong sebelum anak-anaknya menjawab.

Tama hanya mengedipkan sebelah matanya ke arah lelaki kecil yang duduk di bangku belakang. Sebagai ungkapan semua akan baik-baik saja bersama ayah kalian.

Perjalanan terakhir mereka nikmati di Tempat wisata di Batam selanjutnya adalah Pantai Nongsa. Nongsa merupakan sebuah kecamatan yang terkenal dengan keindahan pantainya. Dari pusat kota Batam Center, saya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mencapai Pantai Nongsa. Di sepanjang garis pantai ini, banyak hotel dan resor bertaraf internasional berjejer sebagai tempat menginap.

Ada yang menarik dari Pantai Nongsa ini, yaitu sebuah pulau yang terletak di seberangnya bernama Pulau Putri. Pulau yang tak terlalu besar ini bisa diakses menggunakan pancung (kapal kayu bermesin). Di sana, kamu bisa menikmati wisata air, seperti berenang dan snorkeling. Pulau ini bahkan menjadi spot favorit anak muda Batam untuk kemping.

Mereka mengunjungi Jembatan Barelang. Konon, belum sah datang ke Batam bila belum melihat dan berfoto di Jembatan Barelang. Jembatan yang diprakarsai oleh B.J. Habibie di tahun 1991 ini menjadi ikon dan landmark Batam. Apa yang membuatnya istimewa? Jembatan Barelang terdiri dari enam buah jembatan dengan arsitektur yang berbeda-beda. Fantastic!

Mereka betul-betul menyempatkan waktu saat Tama liburan untuk berkunjung ke jembatan Barelang itu. Dikarenakan lokasinya yang sangat jauh. Jika dari Bandara Internasional Hang Nadim, hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai di jembatan pertama. Mereka berhasil melihat seluruh Jembatan Barelang hingga jembatan ke-6  yang haris menempuh puluhan kilometer.

Di dekat jembatan Barelang, mereka melanjutkan wisata ke lokasi yang sangat legendaris. Tempat itu dinamakan Ex-Camp Vietnam, tempat ini berada di Pulau Galang, tak jauh dari jembatan ke-5 Barelang.

Hari kedua menyinggahi Batam, mereka langsung merapat ke tempat yang sangat khas yaitu Bukit Clara, Batam Center. Jika di Amerika ada tulisan “Hollywood”, maka di Batam ada tulisan “Welcome to Batam” yang menjadi salah satu tempat wisata paling ramai dikunjungi warga lokal dan wisatawan untuk ber-selfieria.

Tulisan tersebut menghadap Pelabuhan Ferry Internasional Batam Center, sehingga turis dari Singapura, Malaysia dan sekitarnya seakan disambut sebagai pendatang. Jika mau ke sini, kamu tidak perlu bayar apapun. Hanya cukup bawa uang receh saja untuk jajan camilan karena ada banyak pedagang yang berjualan.

Mereka mulai kecanduan makanan dan minuman khas Batam. Mulai dari kopi O, teh O, teh obeng, teh tarik, nasi lemak, sup ikan, yong tahu, bubur ayam, lontong sayur hingga roti prata, siapa yang tak ketagihan?

Masih di kawasan Batam Center, ada sebuah taman bermain seluas 40 hektar yang berada di tepi pantai bernama Ocarina Park. Letak Ocarina Park memang tak jauh dari Pelabuhan Ferry International Batam Center.

Hal yang paling seru saat mereka menikmati suasana Kota Batam dari ketinggian dengan mencoba menaiki wahana giant wheel atau bianglala.

***

"Mas, gimana sekolah anak-anak? Kita pindahkan atau aku dan anak-anak pulang minggu depan? Soalnya liburan mereka sudah habis minggu depan."

Masih dengan pikiran bingung dan cemas, Nadia kembali membahas sekolah anaknya. Tama yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk terlilit di setengah badannya ke bawah, duduk santai bersisian dengan sang istri.

"Kita bahas besok, ya. Setelah aku pulang kerja. Malam ini capek sekali rasanya."

"Ah, besok kamu pasti sibuk di kerjaan. Terus sampe rumah gak sempat ngobrol banyak. Gitu aja terus."

Nadia sudah bisa menebak ending dari tujuan di setiap kesepakatan yang mereka buat.
Ujung-ujungnya nihil!

"Aku akan pikirkan dan mencoba menghubungi beberapa sekolah bagus yang sudah kukantongi informasinya."

"Bener, ya, Mas. Aku selalu khawatir dengan sekolah mereka. Aku juga udah gak suka anak-anak bersekolah di sekolah yang sekarang gara-gara kejadian yang menimpa Arkan."

Tama mengangguk paham dengan ucapan istrinya. Obrolan mereka harus terputus karena dering telepon yang begitu rajin menghubungi akhir-akhir ini. Bu Rosmia.

Bukan karena rindu cucu, apalagi anak perempuan tengahnya, tetapi terus menanyakan kepastian tentang pembayaran sisa utangnya ke bank.

Ibu sepertinya tidak percaya kalau aku bilang masih belum dapat kerjaan atau tidak mendapatkan bekal bulanan dari Mas Tama.

Beberapa detik mematung, akhirnya ia angkat telepon sang ibu.

"Assalamualaikum, Bu. Ibu sehat?"

"Iya sehat, Nad. Nadia, ibi cuma mau ingatkan aja untuk kewajiban itu."

"Iya, Bu, Nadia mengerti. Ini masih tahap mencari kerjaan. Biar kecil asal nanti bisa untuk menutup cicilan. Doain, ya, Bu."

"Ya, semoga segera dapat kerjaannya ya, Nad."

"Iya, Bu. Makasih."

"Ya, udah itu aja, Nad. Assalamualaikum."

"Iya, Bu. Waalaikumsalam."

Percakapan dua perempuan beda generasi itu telah selesai. Tentu saja Nadia mencari tempat yang aman untuk tidak didengar suaminya. Hanya hal utang piutang saja yang masih membuat kepalanya mau pecah. Belum lagi urusan sekolah anak yang cukup membuatnya harus mengambil keputusan besar. Di sisi lain, masih juga dikejar pembayaran.

Sudah sejak datang ke Batam, Nadia rajin mencari informasi tentang lowongan pekerjaan. Sebab kembali ke perusahaan sebelumnya pasti tidak akan disetujui karena suami istri tidak bisa bekerja di tempat yang sama. Namun, sampai hampir selesai masa liburan di Batam, Nadia masih belum mendapatkan tawaran interview.

***
Bersambung...

Bisnis Bodong (Tamat)Where stories live. Discover now