55. Ke rumah sakit

53.7K 4.5K 633
                                    

Siang itu mobil polisi datang ke rumah. Suara sirinenya terdengar ke seluruh penjuru ruangan. Keempat laki-laki itu menyerahkan Sheren pada beberapa anggota polisi.

Sebelum di masukan ke dalam mobil, Sheren sempat menatap tajam keempat laki-laki itu. Mulutnya seolah mengucap sumpah serapah atas apa yang di lakukan kepadanya.

Kini dirinya menatap nyalang Aryan. Laki-laki yang menyeretnya dari kamar hingga kolam renang. Tak perduli rasa sakit yang gadis itu rasakan. Aryan kembali menatap tajam gadis yang melukai istrinya dan hampir membunuh calon anak yang sejak lama di nantinya.

Tak ada kenangan masa kecil lagi. Hanya ada amarah yang tersirat di mata Aryan.

"Cepat bawa dia pergi, Pak," ucap Cakra datar. Segera Pak polisi itu membawa Sheren masuk ke dalam mobil. Tak perduli meski gadis itu meronta-ronta, dia tetap harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Tak lama setelah kepergian mobil polisi itu. Aryan membopong tubuh Kinara dan membawanya masuk ke dalam mobil di bantu sahabat-sahabatnya.

Hari ini rencananya Aryan akan membawa Kinara ke dokter kandungan untuk mengecek kondisi janinnya. Ada harapan besar pada diri Aryan, semoga janin yang masih belum terbentuk itu tidak kenapa-napa.

Zarra tidak ikut, karena nanti dia harus menjemput Snora di preschool. Jadi yang menemani Aryan adalah para sahabatnya.

Aryan naik mobil, sedangkan ketiga laki-laki itu mengikuti dari belakang dengan motor mereka masing-masing.

Saat sudah lumayan jauh, Aryan hendak mengerem ketika beberapa meter di depannya banyak pengendara motor yang berjalan sangat pelan karena macet.

"Ar, kenapa?" tanya Kinara panik.

"Remnya."

"Remnya blong!"

Keduanya panik. Aryan terus berusaha untuk menghentikan mobilnya. Ia tidak mau melukai banyak orang nantinya termasuk istri yang kini duduk di sampingnya dengan wajah yang tak kalah panik.

Remnya benar-benar blong. Aryan mengambil bantal milik Snora yang ada di kursi belakang lalu memberikannya pada Kinara.

"Lindungi perut kamu pakai ini,"

"Kita keluar sama-sama dari mobil."

"Percaya sama aku, semua akan baik-baik saja."

Kinara mengangguk meski ia takut. Pintu mobil dua-duanya terbuka membuat ketiga laki-laki yang mengekor di belakang kebingungan.

"Aaaa!!!"

Brukkk!!!

Dughhh!!!

Keduanya keluar dari mobil yang terus melaju itu hingga menabrak beberapa pengendara motor dan mobil.

Tubuh Kinara terguling-guling di aspal. Terdengar teriakan dari keluarga korban yang di tabrak oleh mobil Aryan. Mereka menangis dan suara klakson terdengar ramai di telinga Kinara yang mengeluarkan darah.

Bantal milik Snora kotor karena terkena aspal. Tapi masih Kinara gunakan untuk melindungi perutnya.

"Ar-aryan," lirihnya. Sudut mata Kinara mengeluarkan air mata.

"Kinara!!!" Libra menghampiri Kinara dengan wajah panik. Sedangkan Cakra dan Venus tengah bersama Aryan yang tergeletak di atas aspal dengan kening yang bercucuran darah juga pergelangan tangan yang hampir terputus.

"Kenapa bisa gini, Ar?!" tanya Venus sambil menangis. Kejadiannya sungguh cepat membuat ketiga laki-laki itu tak sempat menolong Aryan dan Kinara.

"R-remnya,"

Papah Untuk SNORA [End]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن