19. Ke rumah keisya

74.6K 6.4K 12
                                    

"Bajingan! Lo mulu yang menang asu!" Kesal Galang.

Sepulang sekolah kelima laki-laki tampan itu melakukan balapan di jalanan yang sepi. Lagi-lagi pemenangnya adalah Aryan.

Melihat Galang yang nampak kesal membuat Aryan tertawa sendiri.

"Hahaha try again Lang." Ucap Aryan seraya menepuk bahu Galang.

"Kaki lo masih sakit?" Tanya Cakra kepada Venus.

Saat balapan tadi entah mengapa Venus bisa tiba-tiba jatuh. Ini untuk pertama kalinya. Mungkin laki-laki itu sedang tidak fokus, yang mana itu mengakibatkan dirinya oleng.

Motor sport miliknya pun nampak lecet, meski hanya sedikit.

"Masih." Jawab laki-laki itu.

"Lagian kok si Venus bisa tiba-tiba jatuh sih? Gue curiga ni tempat ada penunggunya deh." Kata Galang curiga. Namun ucapannya tak di indahkan oleh keempat laki-laki tampan itu.

"Yaudah pulang aja yok, udah mulai sore."

"Lo gue bonceng aja, Ven." Ucap Cakra sambil membantu Venus berdiri. Laki-laki itu mengangguk.

"Thanks" ucapnya.

"Yaudah lo pada duluan aja, gue mau ke rumah Keisya dulu." Kata Aryan.

Keempat laki-laki itu setuju, perlahan mereka meninggalkan tempat itu.

***

Sudah hampir 10 menit Aryan berdiri di depan rumah Keisya namun belum juga di bukakan pintu meski berkali-kali Aryan menekan bel.

Laki-laki itu melirik jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sudah pukul setengah 6 sore.

Aryan menghela napas sambil duduk di sebuah kursi yang ada di sana. Ini waktu terakhir untuk mengatakannya pada Keisya karena besok Aryan sudah menikah dengan Kinara.

"Permisi."

Aryan menoleh lalu berdiri. Di hadapannya ada seorang wanita paruh baya tersenyum manis kepadanya.

"Maaf, Ibu siapa ya?" Tanya Aryan sopan.

"Kamu temannya Nak Keisya ya?" Wanita tua itu balik bertanya.

"Iya, Ibu siapanya?"

"Ah saya cuma tetangganya. Ini rumahnya kosong sejak pagi tadi, karena Nak Keisya dilarikan kerumah sakit." Tutur wanita itu. Aryan agak terkejut mendengarnya, Keisya sakit apa? Atau maagnya kambuh lagi?

"Oh begitu, makasih ya infonya Bu." Kata Aryan. Wanita itu tak menjawab, hanya tersenyum lalu pergi. Senyum yang bisa di bilang aneh.

"Keisya sakit apaan?" Tanya Aryan pada diri sendiri.

Laki-laki itu nampak berpikir sejenak, pergi ke rumah sakit untuk menemui Keisya atau langsung pulang saja? Bagi Aryan ini sangatlah tanggung. Hanya tinggal Keisya, sedangkan ketiga gadis itu sudah selesai. Namun hari sudah mulai gelap, Aryan takut nanti Bundanya khawatir.

"Ah kerumah sakit sekalian ae lah." Ucapnya seraya naik ke atas motor.

Baru saja menyalakan mesin motornya, ponsel Aryan bergetar. Laki-laki itu mengambil ponselnya lalu mengangkat telepon dari Bunda.

"Kamu di mana? Udah jam 6 sore lho Aryan. Kamu gak lupa kan kalau besok kamu akan menikah?"

"Iya Bunda ini Aryan mau pulang, tenang aja Bunda, Aryan gak lupa kok sama hari istimewa Aryan." Kata laki-laki itu di selingi tawa.

Papah Untuk SNORA [End]Where stories live. Discover now