07. Membeli perlengkapan baby

102K 9.2K 112
                                    

6:05 a.m.

Laki-laki itu tengah tertidur pulas di atas sofa.

Kinara membuka pintu kamar, di sana ia melihat bahwa Aryan masih tertidur. Kinara berjalan kearah balkon apartemen itu. Duduk di kursi panjang sambil memeluk tubuhnya sendiri, pagi ini terasa begitu dingin. Mungkin karena semalam habis di guyur hujan, langit pun masih terlihat gelap.

Setetes air matanya turun, Kinara membiarkan bulir bening itu membasahi pipinya.

Kini usia kandungan Kinara sudah 8 bulan. Sebulan lagi Kinara akan melahirkan, entahlah Kinara harus merasa senang atau sedih. Ia senang karena itu artinya sebentar lagi akan ada mahluk kecil di kehidupannya. Namun ia juga merasa sedih, sedih karena ia tahu bahwa ketika ia menjalankan proses persalinan nanti, anggota keluarganya tidak akan ada yang datang.

Mereka benci Kinara, mereka benci bayi itu.

Kinara terisak, masih teringat akan perlakuan keji mereka. Rasa sakit itu tak akan pernah hilang, Kinara masih merasakannya.

Saat hatinya hancur, hancur saat Papahnya mengatakan bahwa dia tidak lebih dari seorang jalang. Kinara sakit mendengarnya, mereka tega.

"Le?" Suara berat Aryan membuat Kinara menghentikan tangisannya.

"Hei? Are you okay?" Aryan berjongkok di depan Kinara. Gadis itu mengangguk pelan.

"Why?"

"Kenapa nangis, hm?" Aryan tak tahu apa penyebab wanita itu menangis, Kinara masih belum mau menjawab.

"Kita masuk dulu ya? Di sini dingin." Ucap Aryan lalu mengajak Kinara masuk.

Keduanya duduk di sofa, Kinara masih diam tak menjawab pertanyaan Aryan. Matanya terlihat sembab.

"Ale? Cerita sama gue, kenapa lo nangis? Ada yang jahatin lo?"

"Siapa? Bilang sama gue"

"Gak ada Ar."

"Terus kenapa nangis? Perutnya sakit? Kita ke dokter yah?" Ucap Aryan.

Kinara menatap wajah laki-laki di hadapannya. Wajahnya terlihat begitu khawatir, Aryan baik. Wanita yang menjadi kekasih Aryan adalah wanita yang beruntung.

"Enggak kok." gadis itu menggeleng sambil tersenyum. Tersenyum untuk menutupi kesedihannya.

"Terus tadi kenapa nangis?"

"Gak apa-apa, oh iya hari ini usia kandungan gue udah 8 bulan" Kata Kinara sambil mengelus perutnya.

"Hmm..., Sebentar lagi kan gue melahirkan, lo temenin gue ya ke rumah sakit."

"Gue takut sendirian."

Permintaan Kinara begitu sederhana, mana mungkin Aryan tega menolaknya? Aryan terenyuh mendengar permintaan Kinara barusan, wanita itu meminta Aryan untuk mendampinginya saat proses persalinan nanti.

Kinara meminta Aryan yang menemani karena Aryan tau bahwa keluarganya tidak akan ada yang mendampingi wanita malang itu.

"Pasti."

"Pasti gue bakal temenin kok" Aryan mengacak pelan puncak kepala Kinara. Gadis itu tersenyum tulus.

"Thanks, ya."

"Iya Le."

•••

12.25 p.m.

Aryan berjalan menuju kamar, membuka perlahan pintu itu. Laki-laki itu tersenyum saat melihat Kinara tengah tidur siang. Ini waktu yang pas.

Papah Untuk SNORA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang