33. Sakit

64.9K 5K 148
                                    

Dua hari berlalu, dan selama dua hari itu juga Kinara mematikan ponselnya. ia hanya tak ingin menerima pesan atau panggilan dari siapapun.

Kenzie berjalan masuk ke dalam kamar sambil membawa bubur dan air hangat. sejak kejadian malam itu Kinara sakit, tubuhnya panas dan sampai saat ini belum ada tanda-tanda Kinara sembuh.

Kenzie meletakkan mangkuk bubur dan gelas di atas meja samping tempat tidur. di liriknya gadis cilik yang tak lain adalah ponakannya, dia tengah tertidur pulas di samping Mamahnya.

"Ra, bangun" Kenzie mengguncang-guncangkan tubuh Kinara.

Wanita itu terbangun dan berusaha duduk di bantu oleh Kenzie.

"Makan dulu, udah gue buatin bubur sama air hangat" ucap Kenzie.

Kinara tersenyum, selama ia sakit, Kenzie begitu perhatian padanya. memang dari dulu Kenzie itu sangat perhatian, ketika Kinara sakit, Kenzie akan senantiasa berada di sisinya. namun saat Kenzie sakit, laki-laki itu akan berpura-pura sehat di depan Kinara hanya karena tak ingin adik perempuannya khawatir dan merasa sedih.

Meskipun irit bicara, Kenzie sebenarnya manis. dia sangat care.

"Tapi gue gak laper, gimana dong?"

"Lo dari semalem gak makan, mau sembuh gak sih?"

"Gak kasian sama anak lo yang harus minum susu formula selama lo sakit? dia pasti pengen minum Asi lo lagi." kata laki-laki itu.

Kinara memajukan bibirnya. ia tak nafsu makan, sungguh.

"Ra, ayolah" Kenzie mengusap puncak kepala Kinara. sedikit mengacaknya membuat Kinara mendengus kesal dan pasrah.

"Fine, gue makan."

"Tapi suapin!" pinta wanita itu.

Kenzie tersenyum sekilas, ia tak masalah jika Kinara meminta dirinya untuk menyuapinya makan.

"Oke." Kenzie mulai menyendok bubur itu lalu memasukannya ke dalam mulut Kinara.

Saat suapan kelima, Kinara mengeluh kekenyangan. padahal baru 5 suap tapi wanita itu mengatakan bahwa dirinya sudah kenyang dan akan muntah jika terus di paksa.

"Dikit banget sih makannya? liat tuh badan lo kurus krempeng!" ejek Kenzie.

Mendengar itu Kinara merasa marah. menurutnya tubuhnya itu tidak kurus krempeng seperti yang di ucapkan Kenzie. Kinara merasa bahwa dirinya mirip seperti model di majalah-majalah.

"Dih enak aja lo! gue gak krempeng Kenzieee!!!" Kinara mencubit lengan Kenzie membuat laki-laki itu meringis kesakitan.

"Oekkkk!!!"

Keduanya menoleh kearah bayi mungil yang menangis itu, mungkin karena suara berisik Kenzie dan Kinara, Snora jadi terusik tidurnya.

"Tuhkan anak gue nangis, gendong gih" ucap Kinara.

"Gak ah, gue gak bisa gendong anak kecil."

"Ya mangkanya belajar!"

tiba-tiba Kinara mengangkat Snora dan memberikannya pada Kenzie.

"Eh eh"

"Ambil Ra, gue gak bisa gendongnya" Kenzie memberi aba-aba pada Kinara supaya wanita itu segera mengambil putrinya dari gendongan Kenzie.

"Nah, itu lo bisa gendong bayi."

"Lucu ihhh! lo cocok tau jadi Papah" Kinara terkekeh.

Sedangkan laki-laki di hadapannya hanya memasang ekspresi datar. Kenzie terlihat kaku sekali menggendong Snora, ya maklum saja, ini untuk pertama kalinya ia menggendong bayi.

Papah Untuk SNORA [End]Where stories live. Discover now